Reportase: N. Mimin Rukmini
“Samara lain ngan ukur samara, tapi samara nu leuwih tina samara. Leuwih nikmat, endah, tur mangfaat”. Begitulah gurauan kami ketika mengetahui ada ‘samara’ di SMPN Gununghalu 1. (Selasa, 15/10/2019).
Makna kalimat di atas adalah bumbu masak bukan sembarang bumbu masak, melainkan bumbu yang nikmat, indah, dan membawa manfaat. ‘Samara’ merupakan salah satu kegiatan literasi SMPN Gununghalu 1, yakni akronim dari Selasa Membaca Rame-Rame. Tim monev 3 secara kebetulan tiba di sekolah tersebut, saat mereka sedang melaksanakan readathon ‘Samara’. Seluruh warga sekolah yang terdiri atas kepala sekolah, guru, dan siswa melaksanakan readathon atau membaca bersama di lapangan upacara sebelum pembelajaran dimulai.
Seperti diketahui, Readathon merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi Tantangan Membaca Bandung Barat (TMBB). Membaca bersama ini wajib dilakukan minimal tiga kali selama masa tantangan, yakni dalam kurun waktu tujuh bulan sejak bulan Februari sampai dengan Agustus 2019 lalu.
Di sisi lain, monitoring dan evaluasi (monev) merupakan proses akhir kegiatan TMBB, dilakukan untuk membuktikan kebenaran kelengkapan administrasi dan pelaksanaan tantangan sekolah inspiratif, yakni sebanyak 47 sekolah dari 114 sekolah di KBB yang mengikuti TMBB.
SMPN Gununghalu 1 telah membuktikan kreativitas dan inovasi kegiatan literasi selama masa TMBB. Hal itu dapat dilihat secara langsung dari kegiatan ‘Samara’nya, semarak lingkungan literasinya, serta bukti kreativitasnya. Spanduk kegiatan TMBB, spanduk GLN, poster hasil karya siswa terpampang semarak di dinding tembok halaman depan sekolah. Demikian pun dengan pojok baca dan saung baca, semua ada, dan tersedia buku-buku yang apabila kita duduk santai di sana dijamin betah dan nyaman membaca. Bukan itu saja, andai melihat dan mampir di pojok baca lorong depan perpustakaan, suasananya sejuk, indah karena semarak tempelan hasil kerja siswa di dinding, dan pot bunga hidup. Mau berdiskusi, atau membaca, mantap! Lingkungan sungguh menggiurkan.
Kemudian, kami keliling pula menelusuri kelas yang saat itu memang baru selesai melaksanakan Samara. Masya Allah, bagaimanakah di dalam kelas-kelas itu?
Sekolah dengan jumlah 20 Rombel tersebut, sejak mengikuti TMBB, melalui sepak terjang Guru Perintisnya mengadakan lomba literasi kelas. Dengan demikian progres, apresiasi, dan konsistensi semarak literasi dalam kelas pun sungguh mempesona. Kreativitas seni, bahasa, dan karya, terbukti sudah. Label nama kelas, dan kreasi yang berbeda-beda menjadi hal yang unik. Sungguh menjadi Inspirasi bagi sekolah-sekolah lain.
Nama-nama kelas literasi yang ditemui di antaranya sebagai berikut, (1) Ambalang, “Anak Manis Bapa Gilang”; (2) Paparazzi “Para Pasukan Papah Rizki”; dan (3) Barcode, barudak comunitas Ibu Dewi. Nama kelas yang kami tuliskan hanya tiga dari 20 nama kelas yang ada. Ah, nama-nama itu unik dan sungguh menarik.
Bukan hanya karya bahasa yang telah disebutkan, tentang seni juga meramaikan sambutan kepada kami. Ketika datang tim monev, sekolah juga menyajikan tari Saman, paduan suara, dan jaipongan. Untuk Tari Saman, isi lagunya diganti dengan makna sambutan terhadap tamu dalam hubungannya dengan kegiatan literasi. Kekompakan, keindahan sajian seni sungguh memukau tim monev. Penonton, termasuk guru perintis dan siswa yang memenuhi ruangan kelas, antusias menyaksikan sajian tersebut. Kreasi ini adalah hasil kinerja Gilang sebagai guru perintis TMBB 2019.
Akhirnya, keberhasilan dan kesuksesan rangkaian GLS TMBB Gununghalu 1 tak lepas dari kerjasama tim literasi sekolah dan menejerial kepala sekolah, Tono Sumartono.
Terimakasih Tim TMBB Gununghalu 1 kinerja literasi telah terbukti. Insya Allah jadi sekolah Inspiratif, semoga!
Editor: Adhyatnika GU