Oleh: Endang Wahyu Widiasar (SMPN 4 Cikalongwetan)
Berkutat dengan angka-angka dalam bentuk rupiah. Salah menulis satu angka dibelakang saja semua bisa fatal akibatnya, walaupun hanya satu angka tapi jika dijumlahkan akan berpengaruh pada neraca keuangan. Pekerjaan yang membutuhkan ketelitian yang luar biasa, sangat menyita waktu dan memerlukan konsentrasi tinggi.
Menjadi bendahara memang dituntut ketelitian yang luar biasa. Semua pengeluaran sekolah harus tercatat dalam buku kas umum untuk kemudian dipilah-pilah per item yang sejenis. Ternyata praktek dilapangan lebih sulit jika dibanding dengan teori-teori yang pernah didapatkan di bangku kuliah. Untuk menghindari lupa mencatat pemasukan dan pengeluaran keuangan di tas pastilah tersimpan buku keluar masuk uang.
Tak jarang keningku berkerut mengingat-ingat kalau-kalau lupa mencatat, pernah juga salah seorang teman berkata “kalau melihat diriku sedang menghitung atau menuliskan keuangan suka terlihat berkerut kerut dahinya”, sering aku jawab “karena begitu pusingnya dan takut kalau besar pasak dari pada tihang, karena pengeluaran sekecil apapun semua harus dipertanggungjawabkan”.
Ketika kuliah dulu, mata kuliah yang paling kusuka adalah akuntansi dan matematika keuangan. Walaupun kata teman-teman mata kuliah itu sulit sekali, tapi ketika itu pastilah nilai ujian yang kudapat selalu A. Padahal satu kelas untuk mata kuliah itu yang lulus bisa dihitung dengan jari, tidak tahu kebetulan atau bagaimana yang pasti aku suka dengan mata kuliah yang bersifat hitungan. Tapi ketika dilapangan mempraktekan mata kuliah akuntansi ini perlu belajar ekstra kembali.
Apalagi selain mengerjakan pekerjaan sebagai bendahara tugas pokokku adalah mengajar IPS, tentunya harus pandai-pandai membagi waktu dan menjalin kolaborasi dengan teman-teman untuk proses pembuatan laporan keuangan.
Berhubungan dengan keuangan memang sensitif, masalah uang bisa menyejukan bisa juga membuat runyam suatu lembaga. Jika semua kebutuhan bisa terakomodir terutama hal-hal yang urgen bisa membuat kesejukan dan ketenangan di sekolah akan tetapi jika keperluan tidak bisa terakomodir disitulah kita harus pandai-pandai mengkomunikasikannya, untuk itu penyusunan RKAS harus benar-benar disusun sematang mungkin dan dirembugkan dengan semua unsur yang ada di sekolah. Kondisi keuangan sekolah bisa menjadi salah satu stabilisator suasana sekolah, bendahara sekolah harus pandai-pandai mengelola keuangan, tentunya semua di bawah managerial dan pengawasan kepala sakolah.
Memilah-milah mana yang benar-benar penting harus dipenuhi terlebih dahulu, atau menunda kebutuhan yang bisa ditangguhkan, walau terkadang semua berpendapat ajuan keperluan harus didahulukan. 8 standar pendidikan harus terpenuhi supaya kegiatan di sekolah bisa berjalan dengan baik. Disini diperlukan kejelian untuk membuat skala prioritas kebutuhan.
Untuk itu Kemampuan berkomunikasi dan mengelola keuangan sangat diperlukan, supaya semua pihak paham dan mengerti akan situasi dan kondisi keuangan sekolah. Sehingga tidak terjadi defisit anggaran dan tidak terjadi buruk sangka, hal ini dibuktikan dengan transparansi keuangan dan akuntabilitas dalam pertanggungajawananya. kondisi keuangan yang tidak sehat akan berdampak pada neraca keuangan, selain itu juga akan berdampak pada situasi dan kondisi sekolah.
Membuat semua warga sekolah paham dengan kondisi keuangan bukanlah hal yang mudah, kecurigaan dan terkadang pertanyaan-pertanyaan yang nyeleneh pernah juga didapatkan, baik dari teman satu sekolah maupun dari luar sekolah, disitulah kita harus bijak menyikapinya, emosi sedikit saja urusan bisa runyam dibuatnya.
Maka dari itu Tranparansi dan akuntabilitas keuangan harus dijaga, supaya tidak menimbulkan kecurigaan warga sekolah, karena keuangan merupakan sektor paling riskan yang mungkin akan diselengwekan.Transparansi keuangan dilakukan dengan tujuan menghindari terjadinya korupsi, menjaga kepercayaan antara pihak-pihak yang berkepentingan di dalam sebuah institusi. Laporan keuangan juga harus dapat dipertanggungjawabkan baik kepada warga sekolah masyarakat ataupun pihak-pihak yang berkepentingan. Laporan keuangan harus dapat dimengerti dan mudah dipahami oleh siapapun yang memerlukannya.
Dengan penggunaan keuangan yang sesuai dengan pos nya, sesuai dengan pendapatan yang dihasilkan oleh sekolah maka akan menghasilkan Keuangan yang sehat, yaitu terdapat keseimbangan antara pendapatan dan pengeluaran. Jangan sampai terjadi keuangan defisit karena akan menjadi beban untuk keberlangsungan kegiatan-kegiatan sekolah kedepannya.
Ketika menerima tugas ini, terus terang saja pernah sempat menolak, karena waktu itu berpikir itu diluar tugas pokok saya sebagai guru, tapi setelah diskusi panjang lebar baik dengan keluarga mapun teman-teman akhirnya saya menerima tugas berat ini. Kalau berpikir lelah, semua memang terasa melelahkan. Belum lagi pengorbanan waktu, tenaga dan pikiran ditambah sarana di sekolah yang masih kurang untuk pengerjaan laporan keuangan ini. Satu komitmen saya, tugas tambahan sebagai bendahara ini tidak boleh menbuat lupa mengajar, karena tugas pokok saya adalah mengajar. Pemerintah setiap bulan mengeluarkan gajih dan pertriwulan ditambah dengan tunjangan profesi pendidik, ini tujuan utamanya dalah supaya mengajar dengan profesional. Sebisa mungkin saya kerjakan tugas ini diluar jam mengajar, bahkan sering saya kerjakan di rumah sampai latut malam.
Tugas tambahan sebagai bendahara sekolah, kalau dipikir-pikir tidaklah singkron dengan kompetensi guru, apalagi dengan tugas pokok mengajar 24 jam ditambah tugas tambahan sebagai wakasek bidang kurikulum , semua menuntut saya untuk pandai-pandai membagi waktu.
Di tengah kesibukan saya selalu bersyukur mendapatkan tugas tambahan sebagai bendahara, karena banyak memberikan wawasan dan pengalaman dalam hal pengelolaan keuangan sekolah dan juga mengasah kepekaan sosial. Selain memanfaatkan dana yang diberikan oleh pemerintah, sekolah juga harus mengembangkan kegiatan kewirausahaan baik di dalam maupun ke pihak luar. Apalagi untuk sekolah kecil, kalau hanya memgandalkan dana yg diberikan oleh pemerintah saja, rasanya sulit untuk berlari mengejar ketinggalan dari sekolah lain yang sudah maju.***
Penulis adalah Guru IPS Di SMPN 4 Cikalongwetan, Wakasek Bidang Kurikulum
Bendahara BOS & Sekolah, Karya Buku Terbaik Pada Diseminasi Literasi Nasional 2017, Juara Kreatifitas Mengajar 2017, Guru Berprestasi Jabar 2018, Guru Inspiratif Jabar 2019, Guru Inspiratif Nasional 2020
Kereeen…
Mantaap tulisannya