BATUJAJAR (NEWSROOM), Kepala SMPN 2 Batujajar, Atang Kurniawan menuturkan bahwa memulai dari hal yang kecil yang kadang disepelekan tapi sebenarnya memiliki kebermaknaan yang luar biasa adalah langkah pertama yang harus dibudayakan di sekolah jika ingin karakter juara terbentuk.
“Ketiga program yang dilaksanakan di sekolah kami, diharapkan dapat memiliki kebermaknaan yang luar biasa bagi siswa dan guru-guru,” ungkap Atang saat dimintai pendapatnya tentang program yang diterapkannya, Kamis (5/10/10).
SASAGI (Sambut SiswA paGI), SASAPU (SAntunan SiswA tidak mamPU), WAJARSIH (WArga dua Batujajar Bersih Bersih) adalah tiga program yang diselenggarakan di SMPN 2 Batujajar yang pelaksanaannya mendapat dukungan dari semua pihak. Ketiga program tersebut diharapkan mampu mendukung program pemerintah di bidang pendidikan sebagai implementasi dari Kurikulum 2013 yang terintegrasi dengan PPK (Penguatan Pendidikan Karakter).
Dalam pelaksanaan Sasagi (Sambut SiswA paGI), kepala sekolah bersama guru-guru menyambut kedatangan seluruh siswa di depan gerbang utama dengan sapaan, senyuman dan sentuhan tulus. Program ini diharapan bisa mengalirkan energi positif terhadap siswa sehingga akan timbul semangat belajar pada mereka. Kegiatan ini juga membantu meminimalisir pelanggaran dalam hal kedisiplinan berpakaian dan keterlambatan seluruh siswa maupun guru.
Program Sasapu (Santunan siswa Tidak Mampu) sudah sejak tahun 2015 di laksanakan di SMPN 2 Batujajar. Program ini sudah rutin berjalan. Melalui program ini dilaksanakan kegiatan dengan nama kegiatan Extra Fooding. Extra fooding bekerja sama dengan Batujajar Community Care yang diprakarsai dan diketuai oleh seorang guru seni di SMPN 2 Batujajar bernama Yuniarti (Kak Ibey). Dalam pelaksanaannya, dibantu oleh beberapa orang guru sukarela di antaranya adalah Ibu Herti, Ibu Atik, Ibu Aliah, dan Bu Lilis Nuraeni. Mereka bergiliran memasak dan menyajikan makanan sehat untuk beberapa siswa SMPN 2 Batujajar.
Sesuai dengan nama kegiatan yang diambil dari Bahasa Inggris yang berarti makanan ekstra itu adalah program khusus untuk anak anak yang berasal dari keluarga tidak mampu, berupa pemberian makanan yang menunya tiap hari berubah dengan kandungan gizi yang lengkap. Makanan yang sudah disiapkan tersebut diberikan pada saat jam istirahat.
Satu tujuan mulia dari seorang guru yang peduli terhadap kondisi siswa yang tumbuh kembangnya kurang optimal, sering sakit-sakitan, kurang bergairah dan berat badan yang tidak ideal. Tujuan mulia tersebut sama dengan cita cita masyarakat kabupaten Bandung Barat yang tertulis dalam syair lagu Karatagan Bandung Barat.
“Extra Fooding bisa ngajadikeun sehat lahirna, sehat batinna, jagjag waringkas jiwa santika,” tutur Yuniarti yang biasa disapa Kak Ibey, saat dimintai harapannya perihal pelaksanaan program yang digagasnya.
Data siswa yang tercatat oleh pengurus extra fooding pada tahun 2015 berjumlah 8 orang dengan donasi sebesar 500 ribu rupiah. Pada tahun 2016 bertambah menjadi 20 siswa dengan donasi 5000/orang/hari karena donaturnya pun bertambah yaitu dari komunitas pengajian tafakuran. Pada tahun 2017 bertambah lagi menjadi 38 orang. Kemudian tahun 2018 menjadi 55 anak dengan rincian 28 anak kelas 8 dan 9, 27 anak kelas 7. Kegiatan makan dilakukan siswa dengan menggunakan ruang seadanya yaitu ruang keterampilan kriya keramik yang biasa digunakan oleh siswa SMP Terbuka Batujajar.
“Saat ini kegiatan pemberian makanan tambahan masih menggunakan ruang keterampilan kriya keramik SMP Terbuka, sehingga kami belum ada tempat penyimpanan alat makan yang layak serta tempat cuci tangan,” pungkasnya.