Oleh: Emi Kulsum, S.Pd. (Guru SMPN 1 Ngamprah)
Zaman sekarang, apapun kegiatannya pasti tidak lepas dari unggah foto di media sosial. Tujuannya beragam, mulai dari tujuan positif sampai tujuan negatif, tergantung niat masing-masing. GLS Gemerlap Cahaya SMPN 1 Ngamprah pun tak bisa lepas dari peran media sosial dalam mensyiarkan kegiatannya selama sembilan bulan terakhir. Awalnya, akun Facebook dibuat oleh Tim GLS Gemerlap Cahaya sesuai arahan panitia Tantangan Membaca Bandung Barat (TMBB) sebagai sarana laporan kegiatan yang sudah dilaksanakan di sekolah. Kegiatan wisata literasi pun tak luput dari unggah foto di media sosial. GLS Gemerlap Cahaya sudah memiliki akun Facebook dan Instagram. Maka, data foto disimpan di kedua akun tersebut.
Hal ini memunculkan sebuah pertanyaan dari seorang netizen bernama Yana Mulyana, Guru SMA Negeri 1 Waled Kabupaten Cirebon. Ia menanyakan, “Apa bedanya GLS dengan Gerakan Selfie Berjamaah di tempat wisata?” Pertanyaan tersebut membuka jalan bagi GLS Gemerlap Cahaya untuk menjelaskan rangkaian kegiatan TMBB yang selama ini sudah dilaksanakan. Salah satunya adalah Wisata literasi yang merupakan ciri khas dari rangkaian kegiatan TMBB. Kegiatan itu sudah dilaksanakan selama tujuh bulan, mulai Februari hingga Agustus 2018.
Tujuan diadakannya wisata literasi di KBB adalah untuk membumikan tempat-tempat wisata yang ada di lingkungan KBB kepada siswa dan masyarakat serta dunia luar melalui peran media sosial. Selain itu, juga untuk memberikan insprasi kepada peserta TMBB agar bisa mencipta karya (puisi, prosa, drama, esai, berita, laporan perjalanan, dll.) sehingga menjadi pembelajaran nyata yang tiada henti. Melalui penjelasan di atas, akhirnya Yana terinspirasi untuk tetap semangat menjadi pegiat literasi di sekolah tempatnya mengabdi. Saat itu ia tengah merasa energi literasinya sedang menurun.
Kegiatan wisata literasi GLS Gemerlap Cahaya SMPN 1 Ngamprah baru bisa dilaksanakan pada hari Sabtu, 06 Oktober 2018. Setelah menyelesaikan semua prosedur terkait pengadministrasian serta mengantongi izin dari pihak sekolah. Kepala SMPN 1 Ngamprah, Sudarmanto, memberikan respons yang sangat positif terhadap pelaksanaan TMBB. Ia pun mendorong para guru untuk secara rutin melaksanakan wisata literasi. Atas sarannya, maka kegiatan apapun seputar literasi terlaksana secara rutin dan mendapat fasilitas sarana dan prasarana dari sekolah. Para guru pun menyambut positif semua kegiatan literasi yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung Barat.
Tanggapan positif juga muncul dari Budi Ruhiat, guru PKn sekaligus wakasek kurikulum. Setelah mengikuti kegiatan wisata literasi ke Guha Pawon, ia langsung mencipta karya puisi sebagai bentuk apresiasi terhadap kegiatan wisata literasi. Berikut ini petikan puisi karya Budi.
SANGKALA
Berpacu mengejar mimpi
Sepi merasuk jiwa nan hampa
Hari-hari tetap kulalui
Walau arah semakin jengah
Dahan pinus gemerisik daunnya
Melambai dipuncak harapan
Hanya harapan hampa yang tak mungkin datang
Karena semua sudah berlalu
DItelan masa yang tak pernah berhenti berdetak
Jarum jam tak pernah berhenti berputar
Walau terkadang berharap kembali ke masa sila
Jemari terus bercengkrama dengan pena
Tak akan habis tinta diantara alam bawah sadar
Tak henti semua berharap
Tak jua bisa kutemukan
Karena semua telah hilang
Alam jiwa-jiwa sebatang kara
Begitu mempesonanya program literasi TMBB sehingga menjadi bukti nyata bisa menginspirasi netizen media sosial untuk mencipta dan berkarya.***
Bu Emi…. Bagus sekali tulisannya
Haturnuhun …. Masih tahap belajar harus terus diasah kemampuan menulisnya.