Skip to content

Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung Barat

Primary Menu
  • Beranda
  • Tentang Kami
    • Tujuan Dinas Pendidikan
    • Struktur Organisasi
    • Pejabat Struktural Dinas Pendidikan
    • Tupoksi
    • Kontak Kami
    • Visi Misi & Moto
    • Maklumat Pelayanan
  • Statistik
    • Neraca Pendidikan 2016
    • Neraca Pendidikan 2017
    • Neraca Pendidikan 2018
    • Neraca Pendidikan 2019
    • Neraca Pendidikan 2020
    • Neraca Pendidikan 2021
  • Produk Hukum
  • Download
    • Library Document
    • Ebook
  • SAKIP
    • Renstra Disdik 2018-2023
    • IKU 2022
    • Perjanjian Kinerja Pejabat Eselon 2022
    • RKT Tahun 2021
  • Gallery Photo
  • Standar Pelayanan
  • PPPK
    • PPPK 2022
    • PPPK 2023
  • Portal Layanan
    • Portal Pelayanan
    • Portal Pengaduan
    • PETADIK
  • Publikasi
    • Majalah Kinanti
    • Podcast Bisa Cerdas
  • Home
  • News
  • KamUS (Kamonesan Urang Sunda)

KamUS (Kamonesan Urang Sunda)

Oleh: Yuki Indriawati Suparman, S.Pd.SD
(Guru SDN 2 Krida Utama)

Pengelolaan program yang berdampak pada murid merupakan salah satu modul pembelajaran pada program Pendidikan Guru Penggerak, yaitu modul 3.3. Modul 3.3 ini membahas tentang bagaimana sebuah program dapat memberikan dampak positif pada murid.

Program yang berdampak positif pada murid yang disusun di SDN 2 Krida Utama, yaitu program KamUS (Kamonesan Urang Sunda). Program KamUS (Kamonesan Urang Sunda) adalah kegiatan ko-kurikuler yang bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran murid untuk mengenal dan melestarikan budaya Sunda. Jenjang kelas yang menjadi target adalah  kelas I sampai kelas VI.

Tujuan Program

  1. Menumbuhkan kesadaran murid untuk mengenal dan melestarikan budaya Sunda
  2. Sebagai budaya positif di sekolah
  3. Menumbuhkan kepemimpinan murid (student agency) untuk membentuk karakter profil pelajar Pancasila

Latar Belakang

  1. Banyaknya murid yang kurang mengenal kebudayaan Sunda
  2. SDN 2 Krida Utama memiliki aset utama dalam modal manusia, yaitu memiliki guru yang kompeten dalam bidang kesenian Sunda
  3. Kepemimpinan murid harus dikembangkan dengan program yang berpihak pada murid untuk membentuk karakter Profil Pelajar Pancasila
  4. Berdasarkan hasil wawancara murid, diperoleh data bahwa minat murid untuk melestarikan budaya Sunda cukup baik

Gambaran Umum Program KamUS

  1. Program ini dilaksanakan 1 minggu sekali setiap hari Kamis dengan durasi waktu 30 menit dari pkl. 07.00-07.30.
  2. Pada minggu pertama murid-murid akan bermain “kaulinan barudak”.
  3. Pada minggu kedua murid-murid menyanyikan pupuh/lagu sunda secara perorangan/berkelompok.
  4. Pada minggu ketiga murid-murid menari tarian tradisional secara perorangan/berkelompok.
  5. Pada minggu keempat murid-murid membawa makanan tradisonal dan makan bersama.
  6. Program ini juga untuk mempersiapkan murid mengikuti FTBI (Festival Tunas Bahasa Ibu) untuk lomba nembang/pupuh dan FLS2N (Festival Lomba Seni Siswa Nasional) untuk lomba seni tari dan menyanyi solo.

Rencana Evaluasi

  1. Kepala sekolah melakukan monitoring jalannya kegiatan program KamUS
  2. Melakukan refleksi mingguan setelah program berlangsung
  3. Melakukan evaluasi setiap bulan terhadap program yang sudah berjalan
  4. Melakukan wawancara dengan murid secara berkala untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan program yang telah berjalan

Tantangan

  1. Tempat kegiatan program dilaksanakan di lapangan, kemungkinan terkendala cuaca (hujan)
  2. Konsistensi pelaksanaan program
  3. Tidak semua guru dapat diajak berkolaborasi untuk melaksanakan program

Solusi

  1. Jika cuaca sedang tidak mendukung (hujan) kegiatan dilaksanakan di kelas masing-masing dengan bimbingan guru kelas
  2. Berkolaborasi dengan kepala sekolah dan rekan guru untuk melakukan pengawasan terhadap jalannya program
  3. Koordinasi dengan kepala sekolah untuk membuat kebijakan tentang program dan membuat SK penugasan TIM program KamUS.

 

Catatan Refleksi

 KamUS (Kamonesan Urang Sunda) adalah kegiatan ko-kurikuler yang bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran murid untuk mengenal dan melestarikan budaya Sunda. Program ini dilatarbelakangi oleh banyaknya murid yang kurang mengenal kebudayaan Sunda.

Strategi awal yang penulis lakukan adalah berkoordinasi dengan kepala sekolah dan rekan guru untuk meminta masukan terkait hal menarik yang dapat menumbuhkan kesadaran murid untuk mengenal dan melestarikan budaya Sunda. Penulis pun berdiskusi dengan perwakilan murid untuk menguatkan ide pembuatan program KamUS ini.

Hal tersebut penulis lakukan untuk menggali informasi sebanyak-banyaknya terkait minat murid dalam melestarikan kebudayaan Sunda agar program KamUS ini dapat berjalan dengan baik. Hasil dari diskusi ini, didapatkan bahwa seluruh warga sekolah sepakat dengan adanya program untuk melestarikan budaya Sunda melalui program “KamUS”.

Penulis merasa cemas karena khawatir kepala sekolah, rekan guru maupun murid kurang merespon positif terhadap program yang penulis sampaikan. Namun, ternyata hal yang penulis khawatirkan tidak terjadi, Penulis sangat bahagia ketika kepala sekolah dan rekan guru merespon positif dan menyambut baik terhadap ide pembuatan program KamUS sebagai kegiatan yang dapat menumbuhkan kesadaran murid untuk mengenal dan melestarikan budaya Sunda. Begitupun dengan murid, mereka sangat antusias dalam memberikan suaranya terkait ide pembuatan program KamUS.

Pembelajaran yang penulis dapatkan  adalah pentingnya melakukan diskusi dengan pihak-pihak terkait di sekolah terutama kepala sekolah dan rekan guru, karena dapat saling berbagi pengalaman, saling bertukar informasi, dan memberikan masukan terkait ide awal pembuatan program KamUS ini.

Selain itu, melibatkan murid dalam setiap kegiatan dapat membuat murid menyuarakan pendapatnya, menentukan pilihan yang mereka inginkan sesuai dengan minatnya sehingga murid akan merasa memiliki program yang bermanfaat bagi mereka. Murid akan lebih bersemangat dan antusias sehingga akan menumbuhkan kepercayaan dirinya menuju student agency.

Melalui kegiatan diskusi dengan seluruh warga sekolah, diharapkan penulis bisa menyusun program lebih matang dengan memanfaatkan aset/kekuatan yang ada. Harapan penulis dengan melibatkan warga sekolah, program “KamUS” dapat berjalan dengan maksimal dan semua warga sekolah bisa turut berpartisipasi dalam program ini. Selanjutnya murid dapat menyuarakan keinginannya, membuat pilihan yang sesuai dengan minatnya serta rasa kepemilikannya akan program sehingga mampu menumbuhkan rasa tanggung jawab untuk menjadi pemimpin pembelajaran. **

Profil Penulis
Yuki Indriawati Suparman, S.Pd.SD, Lahir di Bandung pada 09 Oktober 1989, saat ini bertugas sebagai Guru Kelas di SDN 2 Krida Utama Kabupaten Bandung Barat sejak 2013, dan merupakan CGP Angkatan 9 KBB.
Total Views: 447

Continue Reading

Previous: Pengembangan Kompetensi Literasi Digital, Berfikir Kreatif, dan Bernalar Kritis Melalui Pembelajaran Presentasi Berbasis Proyek
Next: Pembelajaran yang Berpihak pada Murid

Cari Berita Disini

Popular Post

You may have missed

WhatsApp Image 2025-06-17 at 09.32.26
  • Berita

Jurnal Kinanti Raih Tiga Besar Lomba Inovasi Daerah KBB 2025

bidangsmp 18 June 2025
PGRI KBB
  • Berita

Selamat, Rustiyana Pimpin PGRI Kab. Bandung Barat Periode 2025-2030!

bidangsmp 15 June 2025
igi kbb
  • Berita

PELATIHAN TARL UNTUK GURU KAB.BANDUNG BARAT BERSAMA IGI DAN TELKOMSEL

bidangsmp 2 June 2025
WhatsApp Image 2025-05-27 at 17.31.28
  • Berita

MGMP PJOK SMP Bandung Barat Cup 2025 Sukses Digelar

bidangsmp 27 May 2025
Copyright © All rights reserved. | MoreNews by AF themes.