Berita: Riska Mutiara
BATUJAJAR– (NEWSROOM). – Dalam keheningan suasana Ujian Sekolah Berbasis Nasional (USBN) di SMPN 2 Batujajar hari ke- 4, Kamis (11/04/2019), hadir 2 orang tamu istimewa dari Jakarta yaitu Analis APBN pada Pusat Kajian Anggaran Badan Keahlian Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia yang bertugas untuk mengumpulkan data dengan tema “Evaluasi Efektivitas Bantuan Operasional Sekolah, Program Indonesia Pintar, dan Tunjangan Profesi Guru Dalam Buku Tinjauan Kritis Anggaran Pendidikan 20 persen” ke Kabupaten Bandung Barat Jawa Barat. Kedua tamu tersebut bernama Adhi Prasetyo Satrio Wibowo dan Ricka Wardianingsih.
Kepala SMPN 2 Batujajar, Atang Kurniawan menyambut baik kehadiran kedua analis tersebut dengan tangan terbuka dan bahagia karena merupakan salah satu kebanggaan tersendiri bagi keluarga besar SMPN 2 Batujajar.
“Alhamdulillah, kami bersyukur atas kedatangan tamu yang datang pada hari ini dan menyambut baik mereka dengan tangan terbuka, hal ini merupakan satu kebanggaan untuk kami bisa dikunjungi langsung oleh pihak Sekjen DPR RI berkenaan dengan BOS, TPG, dan PIP sehingga kami dapat menyampaikan keluhan kami secara langsung kepada pihak terkait tentang masalah-masalah yang berkenaan dengan 3 hal tersebut dan mendapat solusinya.” ungkap Atang saat dikunjungi oleh pihak DPR RI.
Kegiatan kunjungan oleh pihak DPR RI ini menunjukan adanya kepercayaan pihak Sekjen DPR RI sehingga memutuskan memilih sekolah jenjang SMP di wilayah Kabupaten Bandung Barat. Hanya ada 2 sekolah yang mendapat kehormatan dikunjungi yaitu SMPN 2 Batujajar dan SMP Bhakti Mulya, selain Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung Barat sendiri.
Kegiatan yang dilakukan analis tersebut adalah mengumpulkan data dan informasi langsung melalui dialog/tanya jawab dari berbagai responden dalam rangka tinjauan kritis anggaran pendidikan 20 persen yang dimaksudkan sebagai upaya mendapatkan masukan, pengayaan,dan informasi terkait program BOS, TPG, dan PIP. Lebih jauh pengumpulan data ini bertujuan untuk memperoleh output analisis yang lebih fokus membahas masalah program BOS, TPG, dan PIP tersebut beserta solusinya. Output analisis ini sebagai upaya Pusat Kajian Anggaran memberikan dukungan keahlian kepada DPR RI untuk bahan terkait anggaran pendidikan 20 persen yang merupakan mandat dari Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem pendidikan Nasional.
Dialog/tanya jawab yang berlangsung antar responden dan tim analis terlihat begitu akrab dan lancar, Responden yang terlibat di SMPN 2 Batujajar dalam pengumpulan data tersebut adalah Kepala, Guru, Komite Sekolah Siswa, Perwakilan Orang Tua/Wali siswa, dan Siswa SMPN 2 Batujajar. Semua responden menjawab sejumlah daftar pertanyaan yang sebagian besar merupakan kebermanfaatan dan kendala yang nyata di lapangan dari ketiga program tersebut.
Temuan-temuan berkenaan dengan BOS, TPG, dan PIP yang menjadi kendala untuk sekolah adalah ketidaktepatan waktu pencairan sehingga pelayanan optimal terhadap kegiatan-kegiatan operasional pendidikan yang berlangsung belum tentu tercapai, terutama untuk pencairan BOS.
Atang berharap kedatangan kedua analis ini bukan hanya mencatat temuan masalah-masalah yang ada di lapangan dan hanya menjadi sampel penelitian yang tercatat di buku saja, melainkan bisa ditindak lanjuti, semua kekurangan bisa diperbaiki sehingga ada perubahan signifikan yang akhirnya anggaran pendidikan 20 persen untuk pendidikan terserap maksimal oleh sekolah demi kemajuan pendidikan untuk generasi Indonesia Emas
“Saya berharap kedatangan Analis APBN ini bukan hanya mencatat semua hal positif dan negatif dari pengguliran dana pemerintah terhadap dunia pendidikan berupa BOS, TPG, dan PIP yang terjadi di lapangan saja, namun pemerintah mampu menindaklanjutinya secara nyata agar kendala tersebut tertangani dan mendapat solusi agar pelayanan pendidikan yang bermutu dan merata bisa lebih optimal.” pungkas Atang.