Oleh: Riska Mutiara, S.Pd
(Guru Bahasa Inggris SMPN 2 Batujajar)
Memantik Self Esteem siswa kepada level yang lebih tinggi dengan cara memberikan apresiasi positif kepada merka di setiap tahapan pembelajaran. Meskipun hasil yang diharapkan belum maksimal, mampu menambah keaktifan proses belajar mengajar dan menjadikan pembelajaran lebih bermakna dan menyenangkan
Latar Belakang
Meningkatkan kompetensi dan menjadi guru professional merupakan kewajiban. Hal ini sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 3-Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Di sisi lain, guru menghadapi tantangan sangat besar dalam menjalankan proses belajar mengajar di masa pandemi ini, khususnya guru bahasa dimana melibatkan empat kompetensi dasar keterampilan yang membutuhkan banyak komunikasi dan latihan secara langsung. Selanjtnya, munculnya kebosanan siswa, motivasi belajar yang rendah, kendala sinyal dan kuota dalam pembelajaran daring.
Penulis sebagai guru bahasa Inggris kelas 7 berkewajiban meningkatkan kompetensi siswa dalam berbicara (Speaking), termasuk kefasihan pengucapan (pronunciation), dan kemampuan menyimak (listening). Untuk itu diperlukan metode yang efektif untuk melatih kemampuan tersebut kepada mereka yang masih malu-malu menggunakan bahasa Inggris.
Langkah-langkah kongkrit pun sudah banyak dilakukan penulis, seperti mengadakan pembelajaran melalui zoom meeting, google meet, Google Classroom. Namun, yang aktif hanya siswa yang memiliki fasilitas saja. Sementara siswa yang tidak memiliki tidak dapat mengikuti pembelajaran.
Langkah Penyelesaian
Berangkat dari segala keterbatasan dan hambatan yang dialami, penulis harus belajar dalam meningkatkan kompetensi siswa tanpa terbebani. Maka penulis mencoba menerapkan metode sederhana, yaitu dengan mengajarkan lagu melalui flatform Whatsapp untuk meningkatkan self esteem siswa agar pembelajaran lebih menyenangkan.
Menurut Coopersmith (1967) self esteem adalah evaluasi yang dibuat oleh individu dan biasanya berhubungan dengan penghargaan terhadap dirinya sendiri. Hal ini mengekspresikan suatu sikap setuju atau tidak setuju dan menunjukkan tingkat dimana individu itu meyakini diri sendiri mampu, penting, berhasil dan berharga.
Cara meningkatkan level Self Esteem dalam pembelajaran Song melalui flatform WhatsApp yang dilakukan oleh penulis dibagi menjadi 3x pertemuan pembelajaran daring.
Pertemuan ke-1:
- Siswa kelas 7 sudah berada dalam satu grup belajar daring English di WA grup. Mereka terdiri dari empat kelas grup belajar (7A-7D). Setiap kelas kurang lebih 30 siswa;
- Sebelum pembelajaran dimulai guru memberikan kegiatan afirmasi dan pembiasaan, seperti mengucapkan salam dan greeting, membaca do’a dan mengingatkan siswa untuk tetap solat Dhuha, baca buku, dan baca Al-Qur’an;
- Guru memberikan pertanyaan pendahuluan berkenaan dengan lagu, seperti Do you like song? (Apakah kalian menyukai lagu?). Saat situaasi apakah kalian merasaan lagu itu sebagai sesuatu hal yang menarik sehingga membuat kalian terbawa suasana hati? Setiap siswa yang menjawab diberikan apresiasi di grup chat WA berupa pernyataan motivasi dan emoticon penyemangat seperti good job, great, excellent, bravo, dsb;
- Agar pembelajaran lebih hidup dan menyenangkan, guru memberikan tantangan kepada siswa untuk menyanyikan lagu dalam bahasa Inggris yang mereka sukai ketika belajar di Sekolah Dasar melalui video call atau voice note;
- Setelah itu guru memaparkan tujuan pembelajaran dan memberikan video tentang lagu yang bertema remaja berjudul “Count On Me” tanpa teks lirik lagu;
- Guru mengajak siswa untuk menyimak dan mengikuti lagu tersebut untuk melatih listening dan speaking skill;
- Guru membuat list di grup WA untuk siswa yang sudah mendengarkan lagu dan mengucapkan ulang lagu tersebut;
- Guru mengapresiasi setiap respon siswa dalam setiap tahap kegiatan.
Pertemuan ke-2:
- Untuk bisa menafsirkan fungsi sosial dan unsur kebahasaan dalam lirik lagu terkait kehidupan remaja, siswa diberikan foto berupa lirik lagu yang rumpang yang dikemas dikertas penuh warna dengan menggunakan aplikasi MS word agar siswa lebih termotivasi untuk mencari kata yang hilang dalam lirik tersebut di kolom
- Guru memberi tantangan berupa kuis, siswa yang mampu mengerjakan dengan waktu tercepat mendapat apresiasi dan bonus nilai
- Setelah ada tiga siswa dengan perolehan terbaik guru melanjutkan dengan kerja kelompok untuk menemukan berbagai jenis informasi dari lirik lagu dengan membuka kamus dan menandai kata-kata yang sulit dalam lirik.
- Setiap kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya melalui tulisan dan ditayangkan di grup chat kemudian berdiskusi dan membahasnya bersama-sama
- Guru memberikan apresiasi kepada kelompok siswa dengan waktu pengerjaan tercepat
- Guru memberikan tugas untuk pertemuan ke-3 berupa rekaman suara siswa sedang menyanyi sesuai tema, yaitu kehidupan remaja.
- Guru memberikan contoh cara menyanyi dengan percaya diri dengan cara merekam suaranya ketika bernyanyi,. Sehingga siswa termotivasi untuk bernyanyi meskipun dengan hasil yang belum maksimal.
Pertemuan ke-3:
- Guru menerima tugas siswa di grup WA dan siswa lain mengapresasinya
- Guru menyimpulkan materi yang dibahas dan dibuka tanya jawab.
- Siswa yang bertanya diberikan apresiasi.
- Siswa yang kurang aktif diberikan layanan ‘japri’, berdialog tentang kesulitan-kesulitan yang dialami dalam proses belajar memahami lagu. Kemudian diberikan tambahan waktu untuk menyelesaikan tugas.
Hasil
Memantik Self Esteem siswa kepada level yang lebih tinggi dengan cara memberikan apresiasi positif kepada siswa di setiap tahapan pembelajaran, meskipun hasil yang diharapkan belum maksimal, mampu menambah keaktifan proses belajar mengajar dan menjadikan pembelajaran lebih bermakna dan menyenangkan.
Lebih dari 50 persen siswa aktif bertanya, dan mengumpulkan tugas bernyanyi dengan hasil yang tidak disangka-sangka. Umumnya penuh dengan kreativitas, dan yang mengejutkan adalah ada yang menyanyikan Garuda Pancasila di Bahasa Inggriskan.
Simpulan
Flatform Whatsapp dengan berbagai fitur layanan seperti chatting, WA grup, voice note, dan video call adalah salah satu media yang tepat dan sederhana yang menjadi alternaif solutif dalam meningkatkan Self Estee. Sehingga siswa pembelajaran menjadi lebih bermakna dan menyenangkan.***
Catatan: Tulisan di atas lebih lengkap dapat disimak di Buku Best Practice yang sebentar lagi akan terbit.
Profil Penulis
Riska Mutiara, S.Pd., guru Bahasa Inggris SMPN 2 Batujajar, Penulis, Jurnalis Newsroom Tim Peliput Berita Pendidikan Kab. Bandung Barat.
Editor: Adhyatnika Geusan Ulun