[responsivevoice voice=”Indonesian Female” buttontext=”bacakan”]Oleh: Adhyatnika Geusan Ulun.
Bandung Barat Daerah Otonom.
Adalah Kabupaten Bandung Barat (KBB) yang didiami hampir 1,7 juta penduduk merupakan daerah otonom berusia relatif muda, 13 tahun. Umur yang masih remaja jika dikonversi dengan ukuran pada umumnya. Bahkan belum balig bila ditinjau dari takaran kedewasaan seorang manusia menurut kitab Safinah. Sebuah kitab kuning yang sering dikaji oleh sebagian besar penduduknya yang umumnya mengaji di pesantren-pesantren di daerah ini.
Di usia 13 tahun ini, KBB telah melakukan sejumlah perubahan signifikan selepas berpisah dengan kabupaten induknya, Bandung. Pembangunan infrastruktur menjelma di mana-mana. Mulai dari pembangunan gedung perkantoran yang digadang-gadang paling megah dan refresentatif apabila dibandingkan dengan daerah lain, hingga akses jalan yang relatif lebih terawat ketimbang sebelumnya. Selain itu pembangunan sumber daya manusia pun terus ditingkatkan. Sekolah-sekolah dibangun, guru-guru diberikan kesempatan mengikuti Diklat, siswa-siswa pun demikian. Hal ini membuat KBB sering diperhitungan di kancah regional maupun nasional. Prestasi yang membanggakan untuk ukuran daerah yang masih remaja.
Mendiami ‘warisan’ 42,9 % wilayah dari pemekaran Kab. Bandung, sejak 2007 KBB terus berbenah mengejar ketertinggalan dari daerah-daerah lainnya di Jawa Barat. Bahkan kiprahnya sempat diragukan di awal pembentukan. Tidak sedikit warganya pesimis atas berdirinya daerah otonom ini. Mereka sering membanding-bandingkan dengan ‘Bandung Induk’, terlebih pelayanan publik yang belum memuaskan. Hal ini menjadi pemicu motivasi para pendiri KBB untuk terus melonjakkan kepercayaan masyarakat sekaligus membuktikan janji bahwa pemekaran daerah otonom semata-mata untuk pemerataan kesempatan mengurus diri sendiri agar dapat sejajar dengan daerah lainnya di semua bidang, terutama ekonomi, sosial, budaya dan pendidikan.
Meniti jalan sejarah di setiap langkahnya, KBB sering berhadapan dengan sejumlah permasalahan klasik yang umumnya diterima sebuah daerah pemekaran baru. Mulai dari sumber daya manusia yang belum optimal, hingga infrasturktur yang belum refresentatif. Namun semuanya dapat dilalui dengan baik. Sehingga di usianya sekarang, KBB pantas menyandang gelar sebagai daerah baru yang establish dan membanggakan. Maka tidaklah berlebihan jika para pendirinya berkata bahwa tidaklah sia-sia melahirkan ide dan membidani kelahirannya.
Masyarat Sehat Bandung Barat Kuat.
Ada hal yang menarik saat peringatan hari jadi KBB pada 19 Juni 2020 di tengah-tengah pandemi Covid-19 saat ini. Setelah lebih dari tiga bulan berada dalam kondisi serba terbatas dan dengan berbagai upaya untuk mengatasinya, KBB mencoba memberikan rasa optimis kepada warganya dengan meluncurkan tema di hari jadinya ke 13, “Masyarakat Sehat Bandung Barat Kuat”. Suatu tema yang sederhana tetapi sarat makna.
Seperti diketahui, dalam pemahaman masyarakat pada umumnya bahwa dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat, sebuah filosofis klasik dari sebuah karya sastra pujangga Romawi, Decimus Iunius Juvenalis pada abad ke dua Masehi. Dia mengatakan Orandum est ut mens mens sana di corpore sano, yang dimaknai bahwa seorang pria harus berdoa untuk pikiran sehat di dalam tubuh yang sehat. Hal ini menjadi slogan masyur sebagai ungkapan optimistik dalam membangun keyakinan akan perlunya kesehatan tubuh.
Oleh karena itu tidaklah berlebihan jika pemerintah KBB menerapkan tema di hari jadinya di atas sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kepercayaan warga atas situasi saat ini. hal inipun berkaitan dengan upaya pemerintah pusat yang pada 2017 menggulirkan sebuah gerakan sistematis dan terencana yang dilaksanakan semua komponen anak bangsa untuk meningkatkan kualitas hidup dengan berpola hidup sehat.
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) yang berpayung hukum Inpres No.1 Tahun 2017 di atas memiliki tujuan umum, yakni menurunkan beban penyakit, menurunkan beban biaya pelayanan kesehatan, meningkatkan produktivitas penduduk dan menekan peningkatkan beban finasial masyarakat untuk pengeluaran kesehatan.
Sedangkan tujuan khusus dari gerakan tersebut adalah untuk menurunkan resiko utama penyakit menular dan tidak menular melalui tintervensi gizi 1000 hari pertama kehidupan, memperbaiki pola konsumsi gizi seimbang seluruh keluarga, meningkatkan aktiftas fsik teratur dan terukur, meningkatkan pola hidup sehat, meningkatkan lingkungan sehat, dan mengurangi konsumsi rokok dan alkohol.
Simpulan.
Pada peringatan hari jadi ke 13, Bandung Barat mengajak seluruh lapisan masyarkat untuk mengambil hikmah atas kejadian pandemi Covid-19 dengan kembali sadar akan pentingnya berperilaku hidup sehat seperti tujuan gerakan di atas.Oleh karena itu tema ‘Masyarakat Sehat Bandung Barat Kuat” sangatlah tepat dalam kondisi seperti saat ini.
Namun tentu saja harus ada sejumlah instrumen dipersiapkan oleh pemerintah KBB. Sehingga tema tersebut tidak hanya sebatas pada hari jadinya. Hal-hal yang harus menjadi perhatian adalah kesiapan perangkat pendukungnya, yakni gerakan yang masiv, sistematis, terencana, dan terukur. Sehingga tepat sasaran dan berhasil guna.
Persiapan yang harus dilakukan adalah menyosialisasikan tema di atas kepada seluruh warga Bandung Barat sesuai dengan tujuan GERMAS. Sehingga menjadi sebuah program kebijakan berwawasan kesehatan. Selanjutnya memfasilitasi semua kebutuhan pendukungnya.
Kemudian mengajak seluruh elemen masyarakat, seperti akademisi, dunia usaha, dan organisasi masyarakat untuk mendukung kegiatan. Setelah itu jadikan hal ini menjadi gerakan yang menyeluruh dan berkesinambungan.
Akhirnya, pada 19 Juni 2020 di hari jadinya Kab. Bandung Barat yang ke 13 ini, semoga apa yang diharapkannya menuju masyarakat yang sehat akan terwujud. Sehingga ketika warga KBB semua sehat akan berwujud pada ketangguhan daerah dalam menghadapi segala keadaan. Kuat dalam sumber dayanya dan kuat dalam komitmennya menuju masyarakat KBB yang di setiap langkahnya selaras dengan slogan LUMAMPAH MAWA MANFAAT , membawa kemaslahatan dalam konteks adil dalam kemakmuran dan makmur dalam keadilan, seperti dituangkan dalam Karatagan Bandung Barat karya Ase Rukmantara.
Bandung Barat hudang tandang berjuang
Ngawangun negeri jembar waluya
Ngawangun praja warisan purwa
Wibawa mukti kerta raharja
Sugih pangarti nyantri nyakola
Nyunda nyatana nanjer komara
Nyangga budaya ngadep wibawa
Luhur ajena agung bangsana
Sehat lahirna sehat batinna
Jagjag waringkas jiwa santika
Bandung Barat sayaga
Bandung Barat sawawa
Bandung Barat jaya
Wibawa Mukti Kerta Raharja.***
Sumber Bacaan:
https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Bandung_Barat
bandungbaratkab.go.id
https://www.youtube.com/watch?v=2Yw1ZaZ7zps
Profil Penulis:
Adhyatnika Geusan Ulun, lahir 6 Agustus 1971 di Bandung. Tinggal di Kota Cimahi. Guru Bahasa Inggris di SMPN 1 Cipongkor Bandung Barat sejak 1999. Pengurus MGMP Bahasa Inggris Kab. Bandung Barat. Alumnus West Java Teacher Program di Adelaide South Australia, 2013. Penulis buku anak, remaja dan dakwah. Editor NEWSROOM, tim peliput berita Dinas Pendidikan Bandung Barat. Jurnalis GUNEMAN Majalah Pendidikan Prov. Jawa Barat. Pengisi acara KULTUM Studio East Radio 88.1 FM Bandung. Redaktur Buletin Dakwah Qolbun Salim Cimahi. Kontributor berbagai Media Masa Dakwah. Sering menjadi juri di even-even keagamaan.
email: Adhyatnika.gu@gmail.com., Ig.@adhyatnika geusan ulun. Channel Youtube: adhyatnika geusan ulun, Twitter: @Adhyatnika geusan ulun[/responsivevoice]
Apa