Parongpong-(Newsroom). SMP Daarut Tauhiid Boarding School Kab. Bandung Barat dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke 75, menyelenggarakan sejumlah perlombaan. Kegiatan yang merupakan salah satu program kesiswaan bekerjasama dengan Organisasi Pondok Pesantren (OPP) tersebut, diselengarakan secara daring melalui zoom meeting dan ditayangkan secara live di channel youtube, Senin (17/8/20).
Kepala SMP Daarut Tauhiid Boarding School, Duden Aminudin, menuturkan bahwa kegiatan yang berlangsung saat pandemi Covid-19 saat ini di atas, merupakan ungkapan rasa syukur atas kemerdekaan yang sudah diraih. Oleh karena itu, hal ini harus dimaknai bahwa kemerdekaan Indonesia merupakan karunia yang diberikan Allah Swt. Sehingga pada momen kemerdekaan ini haruslah menjadi jalan untuk lebih dekat kepada-Nya.
“Sebagaimana kita ketahui, jalan mendapatkan kemerdekaan tidaklah mudah. Pesantren dan tentunya santri mempunyai andil yang besar dalam mewujudkan kemerdekaan. Kemerdekaan ini karunia Allah yang diberikan kepada kita. Mari kita jadikan jalan untuk meningkatkan syukur dan jalan menjadi lebih dekat kepada Allah Swt. Mari kita isi dan kenang kemerdekaan ini dengan hal yang bermanfaat dan membangkitkan semangat juang yang tinggi dalam mengisi waktu dengan kegiatan yang berkualitas serta bermanfaat, hingga menjadi generasi penerus bangsa yang baik,” tutur Duden dalam sambutannya.
Lebih jauh disampaikannya bahwa dengan dilaksanakannya kegiatan di atas, diharapkan seluruh siswa dapat mengambil hikmah dari perjuangan bangsa dalam memperoleh kemerdekaan. Menurutnya, hal ini dapat dilaksanakan dengan belajar disiplin, termasuk disiplin ibadah, disiplin mujahadah, disiplin mengelola waktu, dan disiplin agar tidak menjadi jalan penyebaran Covid-19.
Sementara itu, Muhammad Givari Ramadhan, Ketua OPP SMP Daarut Tauhiid, mengungkapkan bahwa tujuan program di atas adalah, selain untuk memperingati, mengenang, dan mengingat perjuangan para pahlawan dalam merebut kemerdekaan Indonesia, juga memaksimalkan potensi yang dimiliki untuk memajukan bangsa. Termasuk walaupun terpisah oleh jarak, namun bukan berarti membatasi kreativitas.
“Alhamdulillah, hari ini kita masih diberi kesempatan untuk memperingati kemerdekaan Indonesia. Adapun tujuan diadakannya kegiatan ini yaitu untuk mengenang jasa para pahlawan dalam membebaskan bangsa dari penjajah. Kita sebagai pemuda harus memaksimalkan potensi yang dimiliki untuk memajukan bangsa. Walaupun terpisah oleh jarak bukan berarti kreativitas kita terbatas,” ungkapnya.
Lebih lanjut Givari menjelaskan terkait lomba yang dilaksanakan di antaranya, Lomba Cerdas Cermat (LCC), lomba poster digital, lomba orasi kemerdekaan, lomba video pencegahan covid, dan video makna kemerdekaan yang diikuti oleh perwakilan siswa semua jenjang.
Di sisi lain, salah satu orang tua siswa, mengapresiasi sekolah yang tetap menyelenggarakan perlombaan untuk mengekspresikan kreatifitas para siswa. Sehingga walaupun dilaksanakan secara daring, namun rasa kompetisi dan persaudaraan antar kelas tetap terasa.
“Alhamdulillah negara Indonesia kita tercinta sudah 75 tahun bebas dari penjajahan. Semakin besar rasa syukur di tengah kondisi pandemi kita khususnya anak-anak masih dapat merasakan kompetisi, semangat juang. Tak lupa ajang kreatifitas siswa dengan dilaksanakannya lomba-lomba walaupun dilaksanakan online tetapi rasa kompetisi dan persaudaraan antar kelas tetap terasa,” tutur orang tua dari Fadhil Muhammad Haikal tersebut.
Pada kesempatan lain, Duden Aminudin mengajak seluruh siswa dan seluruh civitas SMP Daarut Tauhiid untuk mendoakan negeri Indonesia, termasuk para pemimpin, dan juga seluruh rakyat Indonesia.
“Semoga para pemimpin negeri dan rakyat Indonesia terbebas dari penjajahan cinta duniawi, nafsu, amarah, dan berbagai penyakit hati. Dengan hati yang benar-benar bertauhid kita akan merasakan menjadi manusia merdeka tidak menuhankan apapun dan selain kepada Allah Swt,” tandasnya.***
Berita: Nani Sulyani
Sumber Berita dan foto: Sela Trilastari, S.Pd. (Guru Bahasa Indonesia/ Staf Humas SMP Daarut Tauhiid Boarding School).
Editor: Adhyatnika Geusan Ulun