Berita: Nuni Fitriarosah
NGAMPRAH-(NEWSROOM). Pusat Kurikulum melaksanakan observasi penelitian implementasi STEAM (Science, Technology, Engineering, Art, dan Mathematic) di SMP Negeri 4 Ngamprah pada Selasa dan Kamis (15,17/8//19).
SMP Negeri 4 Ngamprah merupakan salah satu dari tiga sekolah yang merupakan sampel penelitian yang dilakukan oleh Pusat Kurikulum, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Penelitian ini berjudul Penelitian dan Pengembangan Model Project Based Learning (PjBL) terintegrasi STEAM untuk Memperkuat Keterampilan Abad 21, dilaksanakan sejak September lalu.
Kepala SMP Negeri 4 Ngamprah, Agus Muhyidin menyambut positif penelitian yang menjadikan SMP Negeri 4 Ngamprah sebagai sampel. Agus mengungkapkan bahwa pembelajaran berbasis STEM yang langsung dibimbing oleh para ahli memberikan warna tersendiri bagi sekolah.
“Penelitian ini diharapkan dapat menjadi ajang belajar bagi guru SMPN 4 Ngamprah dalam memfasilitasi belajar peserta didik utamanya pemanfaatan teknologi. Penelitan dengan model PjBL yang langsung didampingi oleh para ahli dari Puskur tentunya kesempatan besar bagi para guru. Mengintegrasikan STEAM pada mata pelajaran dapat menjadi salah satu upaya dalam meningkatkan mutu pendidikan khususnya di SMPN 4 Ngamprah”, ungkap Agus.
Peneliti yang terlibat dari pihak Pusat Kurikulum dan Dinas Pendidikan antara lain Prof. Nanang Priatna dan Dede Somantri (mata pelajaran Matematika), Nina Purnamasari, Fera Herawati, dan Dani (mata pelajaran IPA), Prof Julius Juhi dan Anggraeni(mata pelajaran Prakarya dan SBK).
Ada empat mata pelajaran yang terlibat dalam penelitian STEAM, yakni Matematika, IPA, Prakarya dan SBK. Guru yang terlibat yaitu Anisa Amalia (guru Matematika), Tika Amaliah (guru Prakarya), Agus Herdiana (guru IPA), dan Irvan Sukmana (guru SBK). Project akhir sebagai tugas siswa dalam penelitian STEAM ini yaitu siswa diminta untuk mencari permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang terkait dengan empat materi di mata pelajaran-mata pelajaran tadi.
Pada penelitian ini, project yang didapat siswa yaitu mengenai alat musik dari berbagai bahan alam. Project ini kaitannya dengan empat mata pelajaran tadi yaitu materi Persamaan Garis Lurus (PGL) terkait mata pelajaran matematika. Siswa menggunakan aplikasi Geogebra untuk menggambarkan grafik hubungan antara berbagai ukuran dan bentuk bangun ruang pada alat musik yang dibuat. Pada mata pelajaran SBK siswa meneliti tentang jenis alat musik bernada atau tidak bernada yang sesuai untuk bahan limbah organik yang akan dibuat, harmonisasi dari setiap alat musik dan penerapan teknik mengecat/melukis dengan teknik cat basah/kering. Terkait dengan mata pelajaran IPA, siswa meneliti tentang limbah oganik & anorganik, resonansi pada alat musik yang nantinya akan berpengaruh pada bunyi yang dihasilkan oleh benda tersebut(kaitan dgn mapel IPA). Terkait dengan mata pelajaran Prakarya siswa membuat alat musik sederhana dari bahan limbah keras organik (bambu,kayu,batok kelapa) menjadi alat musik sederhana seperti :calung, suling, kendang, marakas, gitar, kastayet, tik tok, kecrekan dan sebagainya.
Dengan project yang dihasilkan siswa, siswa dapat memahami bahwa mata pelajaran-mata pelajaran yang diperoleh di sekolah bukan hanya materi belaka. Tetapi juga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian siswa akan memiliki penglaman belajar yang lebih berarti (meaningfull learning)
“STEAM mendukung pengalaman belajar bagi siswa menjadi lebih berarti terutama dalam pemanfaatan teknologi dan pemecahan masalah dalam kehidupan sehari2 serta menemukan keterkaitan antara sains, teknologi, teknik, seni dan matematika’, tutup Anisa Amalia guru mata pelajaran Matematika saat ditemui di SMPN 4 Ngamprah. ***