Berita : Nani Sulyani
LEMBANG-(NEWSROOM) Bagi seorang pendidik, tantangan terbesarnya adalah bagaimana memberikan peluang kepada siswa agar dapat menghubungkan pengetahuan dengan keterampilannya, sehingga menjadi suatu kesatuan yang dapat digunakan secara bersamaan dalam suatu proses pembelajaran. Saat ini, hal tersebut dapat dilaksanakan melalui sebuah pendekatan yang dinamakan STEM.
“Pembelajaran model STEM (Science, Technologi, Engenering, Mathematic) pada prinsipnya adalah bagaimana membelajarkan peserta didik untuk mampu melakukan rekayasa sehingga dapat menghasilkan produk baik berupa benda atau berupa prosedur. Contohnya adalah siswa diberi tantangan bagaimana menghitung kadar minyak dan waktu memasak agar menghasilkan prosedur membuat ayam goreng crispy,” papar Prof. Dr. Phil. Ari Widodo M. Ed, selaku narasumber pada kegiatan Open Lesson Pembelajaran Matematika berbasis STEM di SMP Negeri 1 Lembang (15/11/2018).
Selain diikuti oleh guru Matematika dan IPA SMPN 1 Lembang, kegiatan ini juga melibatkan guru-guru dari SMP Negeri 2,5,6 Lembang, dan SMP IT Ibnu Kholdun sebagai Sekolah Imbas. Kegiatan ini disambut gembira oleh peserta karena pendekatan STEM saat ini sedang menjadi trend di dunia pendidikan.
Dalam sambutannya, Endang Supriatna, selaku Kepala SMPN 1 mengungkapkan: “Lesson Study menjadi salah satu program kegiatan yang diimbaskan kepada sekolah imbas, yang telah ditunjuk oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung Barat dengan harapan praktik-praktik baik yang dilakukan di SMPN 1 Lembang sebagai sekolah rujukan dapat menjadi inspirasi bagi sekolah Imbas. Pembelajaran model STEM merupakan kegiatan desiminasi setelah guru-guru kami mendapatkan pelatihan di Kemdikbud Jakarta.”
Ina Herlina selaku guru model mengungkapkan, bahwa melalui praktik pembelajaran matematika berbasis STEM dengan tema pemetaan fungsi dengan bungee jumping, para siswa sangat antusias mengikuti pembelajaran, karena mereka dituntun untuk mendapatkan pengalaman menarik menjadi pemecah masalah, penemu, inovator, membangun kemandirian, berpikir logis, melek teknologi, dan mampu menghubungkan teori dengan dunia nyata.
Setiap aspek dari STEM memiliki ciri-ciri khusus yang membedakan antara ke empat aspek tersebut. Masing-masing aspek dapat membantu peserta didik menyelesaikan masalah lebih komprehensif, jika keempatnya diintegrasikan. Ke empat ciri tersebut , yaitu (1) sains yang mewakili pengetahuan mengenai hukum-hukum dan konsep-konsep yang berlaku di alam; (2) teknologi adalah keterampilan atau sebuah sistem yang digunakan dalam mengatur masyarakat, organisasi, pengetahuan atau mendesain serta menggunakan sebuah alat buatan yang dapat memudahkan pekerjaan; (3) teknik atau Engineering adalah pengetahuan untuk mengoperasikan atau mendesain sebuah prosedur untuk menyelesaikan sebuah masalah; dan (4) matematika adalah ilmu yang menghubungkan antara besaran, angka dan ruang yang hanya membutuhkan argument logis tanpa atau disertai dengan bukti empiris.
“Seluruh aspek ini dapat membuat pengetahuan menjadi lebih bermakna, jika diintegrasikan dalam proses pembelajaran, sehingga pembelajaran dengan menggunakan pendekatan STEM akan memberikan latihan kepada peserta didik untuk dapat mengintegrasikan masing-masing aspek sekaligus,” pungkas Ina.