PADALARANG-NEWSROOM. Sembilan siswa SMPN 2 Padalarang yang tergabung dalam peserta tantang baca “Sebaya” (Setor Bacaan di Purabaya) menerima penghargaan pada Senin (1/10/18) dari Kepala SMPN 2 Padalarang. Penyerahan penghargaan ini dilaksanakan setelah berjarak satu bulan dari berakhirnya program tantang baca Sebaya.
“Saya bangga siswa-siswa mampu menampilkan konsistensi mereka sampai sejauh itu. Saya juga bangga dan bersyukur atas dedikasi para guru khususnya program tantang baca ini,” ungkap Saprudin, Kepala SMPN 2 Padalarang.
Program tantang baca Sebaya kali ini memasuki tahun ketiga pelaksanaannya setelah diawali pada tahun 2014/2015 dan 2016/2017. Pada pelaksanaannya, siswa ditantang membaca minimal 2 buku dalam satu bulan selama tujuh bulan non-stop (Januari 2018-Agustus 2018). Selain membaca buku bacaan non-pelajaran dengan jumlah minimal 80 halaman, siswa juga ditantang membuat ulasan dalam bentuk yang ditentukan, seperti Ishikawa Fishbone, AIH, Y Chart, dan infografis. Selanjutnya, siswa mempresentasikan isi buku di hadapan guru pembimbing dan rekan satu kelompok. Setiap kelompok terdiri atas maksimal 5 orang.
Pada tahun pelajaran 2016/2017 program ini masih menginduk ke program sejenis di Provinsi Jawa Barat, yaitu WJLRC (West Java Leader’s Reading Challenge). Saat itu SMPN 2 Padalarang berhasil meloloskan 8 siswanya meraih medali penghargaan dari Gubernur Jawa Barat. Sedangkan pada 2017/2018 yang menginduk ke GLS Mekar KBB, SMPN 2 Padalarang berhasil meloloskan 9 siswa dari 30 siswa yang terdaftar.
Sejak 2015 pemerintah telah mencanangkan Gerakan Literasi Sekolah melalui Permendikbud No. 23 tahun 2015. Selain kegiatan membaca senyap di awal pembelajaran yang dicantumkan sebagai salah satu gerakan literasi sekolah, tim pengembangan literasi SMPN 2 Padalarang juga menyelenggarakan program lomba perpustakaan kelas dan program tantang baca.
Menurut ketua Tim Pengembangan Budaya Literasi SMPN 2 Padalarang, Nining Suryaningsih, program tantang baca ini diharapkan mampu mencetak siswa berkarakter. Beberapa karakter yang terbangun dari kegiatan ini adalah meningkatnya kemampuan membaca, kemampuan membuat ulasan buku, dan kemampuan mempresentasikan bacaan di hadapan pembimbing dan teman dalam satu kelompok.
Selain itu, sikap pantang menyerah dan kemampuan mengelola waktu dengan baik juga menjadi salah satu karakter yang muncul melalui kegiatan tersebut. Bagaimana tidak, di tengah padatnya jadwal belajar dan tugas yang dimiliki siswa, mereka mampu secara konsisten membaca buku bacaan non pelajaran setidaknya dua judul dalam satu bulan. Bahkan, di antara 9 siswa yang lolos di tahun ini ada 4 siswa yang berhasil mencapai jumlah buku yang dibaca di atas 20. Keempat siswa itu pun mendapatkan bonus berupa buku karya guru SMPN 2 Padalarang. Mereka terdiri atas 3 siswa kelas 9 dan satu siswa kelas 8. Program sejenis direncanakan dimulai kembali Januari tahun depan.
“Sebaya sangat mendukung upaya peningkatan budaya literasi di sekolah ini, karena mampu menjadi ajang peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam bidang literasi,” pungkas Saprudin. ***NFr
Alhamdulillaah. Bravo SMPN 2 Padalarang