Oleh: Wiwi Marwiyah, S.Pd., M.Si.
(Guru IPA SMPN 2 Padalarang)
Pembelajaran menggunakan media pembelajaran berbasis lingkungan pada materi gerak pada tumbuhan dapat meningkatkan keterampilan siswa melakukan pengamatan, menemukan konsep gerak pada tumbuhan, mengomunikasikan hasil pengamatan dan siswa melakukannya dengan menyenangkan
Latar Belakang
Pandemi Covid-19 telah mengubah tatanan kehidupan di berbagai aspek, termasuk dunia pendidikan. Moda pembelajaran tatap muka yang sudah demikian melekat serta merta harus ditinggalkan. Semua guru dipaksa untuk mengubah metode mengajarnya agar siswa tetap terlayani dengan baik. Aneka kegiatan pelatihan metode pembelajaran jarak jauh bertebaran. Semua dilakukan untuk dapat membekali guru dalam menyajikan proses pembelajaran yang efektif dan menyenangkan.
Di masa pandemi ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI mengeluarkan kebijakan yang memberi keleluasaan sekolah untuk merancang dan melaksanakan kurikulum secara mandiri. Disesuaikan dengan kondisi sekolah serta tanpa adanya target untuk mencapai ketuntatasan kurikulum. Pembelajaran lebih difokuskan kepada life skill dan penumbuhan karakter siswa.
Pembelajaran IPA harus dapat memfasilitasi siswa berfikir, berbicara serta bekerja melalui minds-on dan hands-on science. Oleh karena itu, agar siswa dapat memahami fenomena alam dan hukum-hukum yang berlaku mereka harus mempelajari objek-objek dan kejadian-kejadian di alam. Objek dan kejadian alam tersebut harus diselidiki melalui eksperimen atau observasi serta dicari penjelasannya melalui proses pemikiran untuk mendapatkan alasan atau argumentasinya.
Berdasarkan hal di atas, di masa pandemi yang serba sulit ini penulis berupaya agar dapat menyajikan proses pembelajaran yang tetap sesuai dengan karakteristik pembelajaan IPA, siswa dapat tetap belajar dengan aman, nyaman dan menyenangkan, serta tidak menjadi beban bagi orang tuanya melalui pembelajaran berbasis lingkungan.
Langkah Penyelesaian
Topik Gerak pada Tumbuhan merupakan salah satu bagian dalam proses pembelajaran untuk kompetensi dasar 3.1 dan 4.1 kelas VIII. Proses pembelajaran disajikan kepada siswa dengan menggunakan pendekatan inkuiri, metode observasi dan menggunakan media pembelajaran berbasis lingkungan tanaman puteri malu (Mimosa pudica). Tanaman ini dijadikan objek pengamatan dengan pertimbangan mudah dikenali, tumbuh liar dan dapat ditemukan dimana-mana.
Pembelajaran di atas, dilaksanakan menggunakan moda daring dan luring. Hal ini karena ada beberapa siswa yang tidak memiliki fasilitas untuk pembelajaran secara daring. Moda daring secara sinkronus dilaksanakan melalui google meet dan grup WhatsApp, dan asinkronus melalui google classroom dan grup WhatsApp. Sementara, moda luring dilaksanakan melalui modul yang dibagikan secara periodik oleh manajemen sekolah.
Untuk pembelajaran moda daring, proses pembelajaran diawali dengan kegiatan pendahuluan secara sinkronus melalui google meet. Pada tahap ini guru memastikan kondisi kesehatan siswa, mengingatkan untuk selalu menjaga protokol pencegahan penularan Covid-19, dan memberikan motivasi agar dapat tetap semangat belajar. Siswa mendapat informasi tentang aktivitas pembelajaran yang harus mereka lakukan secara detail.
Pada kegiatan inti, siswa melakukan pengamatan dipandu dengan lembar kegiatan siswa yang dibagikan melalui grup whatsApp dan google classroom serta pembimbingan oleh guru secara asinkronus melalui aplikasi yang sama. Kegiatan diskusi, presentasi dan konfirmasi dilakukan secara sinkronus melalui google meet sekaligus kegiatan refleksi dan membuat kesimpulan sebagai tahap penutup proses pembelajaran.
Sementar itu, siswa yang melaksanakan pembelajaran menggunakan moda luring, proses pembelajarannya mengikuti langkah-langkah yang sudah disajikan secara lengkap dan rinci dalam modul. Modul yang kami kembangkan mencakup prosedur menggunakan modul, bahan ajar, lembar kegiatan siswa, refleksi dan penilaian. Semuanya dikembangkan oleh tim guru mata pelajaran sekolah melalui kegiatan musyawarah guru mata pelajaran di kelompoknya masing-masing. Kemudian, dibagikan secara periodik oleh tim manajemen sekolah, dan diambil oleh siswa atau orang tuanya.
Di sisi lain, sistem penilaian yang dikembangkan oleh penulis fokus kepada pemberian umpan balik atas kinerja yang sudah siswa lakukan. Mencakup keterampilan melakukan pengamatan, menemukan konsep dasar secara mandiri serta kreativitas dalam menyajikan/melaporkan hasil observasinya.
Hasil
Pembelajaran gerak pada tumbuhan dengan menggunakan media pembelajaran berbasis lingkungan yang ditemukan di sekitar rumah dengan pendekatan inkuiri ternyata telah membuat siswa terampil melakukan pengamatan. Mereka dapat menemukan konsep gerak tumbuhan, dan mampu mengomunikasikannya dengan baik. Hal tersebut bisa terlihat dari keberhasilan mereka dalam menjawab lembar kegiatan siswa dengan baik dan benar serta bukti kegiatan pengamatan berupa video dan foto yang dikumpulkan di google classroom.
Selain itu, pembelajaran gerak pada tumbuhan dengan menggunakan media pembelajaran berbasis lingkungan juga dapat menjadi solusi untuk mengatasi rasa jenuh siswa dengan pembelajaran daring. Hal ini lebih ekonomis karena tidak perlu berulang-ulang memutar video. Mereka bisa melakukannya dengan mudah dan menyenangkan. Beberapa dari mereka yang penulis wawancara melalui WhatsApp setelah proses pembelajaran selesai menyampaikan kesan yang hampir seragam.
Berikut salah satu jawaban siswa tentang kesannya setelah melaksanakan proses pembelajaran: Cara belajar yang lebih efektif dalam belajar IPA yaitu dengan cara praktik secara langsung dibanding dengan menggunakan video karena dengan praktik secara langsung kita dapat mengetahui keadaan sebenarnya yang bisa dirasakan dengan mengikuti petunjuk dari teori yang telah diketahui. Dan praktik secara langsung dapat membuat saya lebih mengembangkan kemampuan yang saya miliki. Hal ini juga cukup efektif untuk menghilangkan kejenuhan. Pastinya setiap anak murid butuh sedikit waktu untuk membuat pikiran rileks sesaat karena terlalu banyaknya materi belajar yang harus mereka pahami dalam google classroom atau WAG.
Simpulan
Berdasarkan uraian singkat di atas, maka dapat disimpulkan pembelajaran menggunakan media pembelajaran berbasis lingkungan pada materi gerak pada tumbuhan dapat meningkatkan keterampilan siswa melakukan pengamatan, menemukan konsep gerak pada tumbuhan, mengomunikasikan hasil pengamatan dan siswa melakukannya dengan menyenangkan.***
Catatan: Tulisan lebih lengkap dapat disimak di Buku Kumpulan Best Practice yang segera kan terbit.
Profil Penulis
Wiwi Marwiyah. Lahir di Bandung, 16 Mei 1970. Selain mengemban tugas utama sebagai guru IPA, Penulis adalah Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum (2014-sekarang), Instruktur Kurikulum 2013 (2014–2018), Instruktur Nasional Guru Pembelajar/Pengembangan Keprofesionalan Berkelanjutan Mata Pelajaran IPA (2016-2018), Tim Pengembang Kurikulum Kabupaten Bandung Barat (2012-2016, 2016-2020, 2020-2024), Ketua MGMP IPA Kabupaten Bandung Barat (2016-2020), Pengurus Ikatan Guru Indonesia Kabupaten Bandung Barat (2017-2020, 2020-2023), Fasilitator Penguatan Pendidikan Karakter Kabupaten Bandung Barat (2019-2022), Pengurus Persatuan Pendidik IPA Indonesia Provinsi Jawa Barat (2017-2021), Pengurus PGRI Cabang Padalarang (2020-2025).
Karya berupa buku yang pernah ditulis berjudul Senangnya Belajar IPA (2017), Antologi: Sejuta Cerita di Dua (2018), Antologi Puisi: Merangkai Kata Merajut Asa (2019), Antologi Best Practice: KoLaSe (2020), dan Modul Pembelajaran Digital IPA (2021).
Editor: Adhyatnika Geusan Ulun