NGAMPRAH–(NEWSROOM) Beberapa waktu yang lalu, SMPN 1 Ngamprah telah meluncurkan gerakan mengumpulkan dana untuk korban tsunami, gempa, dan likuifaksi di Palu, Donggala dan Sigi. Gerakan ini mengajak seluruh warga sekolah untuk menyumbangkan sebagian rezekinya dengan harapan bisa melatih kepekaan sosial warga SMPN 1 Ngamprah terhadap bencana alam yang terjadi.
Kepala SMPN 1 Ngamprah, Sudarmanto menuturkan bahwa sikap peduli terhadap sesama manusia yang terkena musibah merupakan salah satu implementasi dari pribadi yang bertakwa dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila khususnya Sila ke-2 kemanusiaan yang adil dan beradab.
“Sebagai warga negara Indonesia yang baik, sudah sepatutnya kita peduli terhadap semua musibah yang menimpa saudara-saudara kita di Palu, Sigi dan Donggala. Kita berinisiatif menggalang dana bantuan agar bisa mengurangi beban kesedihan yang menimpa mereka“. Ungkap Sudarmanto saat dimintai keterangan perihal kepedulian para warga sekolahnya terhadap musibah yang terjadi.
Sebagaimana ramai diwartakan pada tanggal 28 September 2018 lalu telah terjadi gempa yang diikuti Tsunami dan likuifaksi tanah. Musibah tersebut menimpa saudara kita di Palu, Sigi dan Donggala yang memakan korban ribuan jiwa serta memaksa puluhan ribu lainnya mengungsi ke berbagai daerah yang aman. Bantuan dan sumbangan terus mengalir dan berdatangan hingga saat ini. Usaha rekonstruksi kota Palu, Sigi dan Donggala pasca bencana tentu akan memakan waktu yang cukup lama. Belum lagi relokasi penduduk ke daerah baru yang aman akan memerlukan biaya yang tidak sedikit.
Keluarga Besar SMPN 1 Ngamprah yang terdiri dari 1.149 siswa, 74 guru dan 16 TU telah berupaya mengumpulkan dana peduli gempa dan tsunami selama kurang lebih 1 minggu. Dana yang berhasil terkumpul dalam kurun waktu tersebut sebesar Rp. 8.500.000,-. dimana dana tersebut disalurkan melalui MKKS SMP KBB dan organisasi PGRI dengan rincian: 7.200.000 rupiah ke MKKS SMP KBB dan sisanya ke PGRI.
“Kegiatan penggalangan dana ini juga diharapkan dapat sejalan dengan gerakan penguatan pendidikan karakter di sekolah kami yaitu dengan bisa mengimplementasikan lima karakter utama penguatan karakter yaitu rligius, nasionalis, mandiri, gotongroyong dan integritas” pungkas Sudarmanto.
Senada dengan Sudarmanto, Budi Ruhiyat, Wakasek Kurikulum SMPN 1 Ngamprah mengungkapkan bahwa jumlah nominal yang tidak sedikit dari dana sumbangan tersebut menandakan bahwa keluarga besar SMPN 1 Ngamprah merupakan warga negara yang sangat peduli terhadap penderitaan sesama yang terkena musibah bencana alam di Palu, Donggala dan Sigi. Hal itu merupakan salah satu indikator berhasilnya mengimplementasikan kurikulum 2013 berbasis penguatan Pendidikan karakter.
“Semoga apa yang kami sumbangkan kepada para korban bencana gempa dan tsunami bisa membantu mengurangi beban kesedihan mereka dan menjadi ladang ibadah untuk keluarga besar kami”. Pungkas Budi. ***Ries