NGAMPRAH-DISDIK–(26/9/18) SMPN 4 Cikalongwetan sepertinya tidak pernah berhenti dalam berinovasi dan menorehkan prestasi. Setelah sukses menerbitkan majalah bulanan sekolah Cahaya, kini SMPN 4 Cikalongwetan meluncurkan program Satu Guru dan Siswa Satu Buku disingkat Sagusabu. Menurut Kepala Sekolah Asep Gunawan, S.Ag salah satu tujuan dari kegiatan ini adalah membentuk karakter kebiasaan menulis atau mengungkapkan isi hati dalam bentuk karya tulis, selain itu kegiatan ini juga sejalan dengan program pemerintah untuk menumbuhkan budaya literasi di sekolah.
“Pemerintah seringkali mengadakan pelatihan penulisan buku baik ditingkat Kabupaten, Provinsi bahkan ditingkat Nasional dengan tujuan untuk mewujudkan kata Sagusabu ini. Kini pihak swastapun banyak yang mengadakan kegiatan pelatihan penulisan buku ini, dimana pada umumnya peserta dikenakan biaya. Untuk mensiasati terwujudnya Satu Guru dan Siswa Satu Buku, akhirnya SMPN 4 Cikalongwetan mengadakan workshop penulisan dan penerbitan buku dengan pemateri yang ditugaskan adalah guru yang sudah mengikuti pelatihan menulis,” papar Asep ketika dimintai keterangan mengenai kegiatan Sagusabu ini.
Kegiatan pelatihan penulisan buku di SMPN 4 Cikalongwetan sudah berjalan sejak setahun yang lalu. Kegiatan dilaksanakan pada hari sabtu di awal bulan. Salah satu produk dari pelatihan menulis adalah buku Antologi Guru yang berjudul Cahaya Di Kaki Burangrang dan beberapa buku tunggal karya guru lainnya, selain itu guru juga terbiasa menulis di Majalah Sekolah Cahaya.
Sebagaimana diketahui, kegiatan Satu Guru Satu Buku (Sagusabu) merupakan sebuah gerakan yang digagas dengan tujuan mendorong setiap guru agar mampu menghasilkan karya tulis dalam bentuk buku. Peluncuran perdana gerakan Sagusabu ini dilakukan oleh Sumarna Surapranata, Dirjen GTK Kemdikbud dalam sebuah seminar yang dihadiri para guru penulis di Surabaya 11 Desember 2016. Merunut pada gerakan nasional ini, SMPN 4 Cikalongwetan menambahkan kata “Siswa” sebagai upaya memotivasi peserta didik dalam menghasilkan karyanya tanpa merubah singkatan daripada Sagusabu itu sendiri.
Hal serupa diungkapkan Endang Wahyu Widiasari, salah seorang tenaga guru di SMPN 4 Cikalongwetan. Endang mengungkapkan bahwa kebiasaan menulis guru tersebut ternyata memotivasi juga siswa untuk berkarya, “Produk yang dihasilkan dari karya siswa antara lain buku Antologi yang berjudul Generasi Cahaya, dan beberapa karya tulis siswa yang disimpan diperpustakaan sekolah dan dimuat di Majalah Sekolah” ungkap Endang.
Di tempat lain, Dadang A. Sapardan, Plt. Kepala Bidang Pendidikan SMP Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung Barat menyambut baik dan memberi apresiasi terhadap kegiatan yang dilaksanakan oleh SMPN 4 Cikalongwetan ini. “Hendaknya gerakan Satu Guru dan Siswa Satu Buku ini dapat terus dilaksanakan secara berkesinambungan. Kami berharap kegiatan ini dapat kian menambah khazanah dunia pendidikan di Bandung Barat. Kita patut bangga ternyata Bandung Barat kaya akan penulis dan calon penulis yang merupakan modal bagi kita untuk memajukan dunia pendidikan bersama” ungkap Dadang—Bud”s