Oleh: Adhyatnika Geusan Ulun
(SMPN Satu Atap Lembang Cililin)
Sesungguhnya kewajiban kita adalah menyikapi segala macam permasahan dengan sikap terbaik; diberi nikmat sekecil apapun bersyukur, dan syukur menjadi kebaikan bagi kita. Pada saat diuji dengan cobaan dan musibah seberat apapun, kita mampu bersabar, dan sabar menjadi kebaikan bagi kita.
Setiap membuka lembaran kisah perjalanan Baginda Rasul sarat dengan hikmah. Terlebih, pada bulan Rajab ini.
Peristiwa Isra Miraj yang terjadi pada Rajab, haruslah dipahami dengan keimanan yang bulat, dan keyakinan yang utuh. Sungguh tidak patut untuk meragukan Kuasa Allah Swt yang telah berkehendak dengan memperjalankan hamba-Nya pada satu lintasan dengan menembus ruang dan waktu, membelah tiga alam; alam nasut (alam fisika/inderawi), alam malakut (alam ke-malaikatan), dan alam Lahut (alam ke-Ilahian) dalam waktu kurang dari semalam saja.
Menarik untuk dikaji, dan sejarah telah mencatatnya. Peristiwa yang bermula dari penderitaan Rasulullah pada 619 M ketika ditinggal wafat oleh dua orang yang sangat dicintainya, yaitu paman Abu Thalib, orang yang mengasuh mendidik, dan merawat sejak kecil hingga menikahkannya ketika sudah dewasa, Tidak berapa lama kemudian, hanya berselang lima minggu setelah wafatnya Abu Thalib, Sayidah Khadijah al Kubra ra, istrinya yang menjadi sumber kekuatan Islam, yang jiwa raga dan seluruh hartanya diwakafkan untuk kejayaan Islam. Penderitaan Rasulullah pun kian bertambah dengan semakin menjadi-jadinya kaum kufar Quraisy memusuhi, menindas menganiaya kaum muslimin.
Kejadian di atas merupakan gambaran kepada kaum muslimin bahwa dalam kehidupan di dunia tidak akan pernah lepas dari perjuangan. Dan, setiap perjuangan selalu menuntut pengorbanan. Semakin tinggi kedudukan seseorang, semakin berat pula perjuangan yang harus ditempuh, dan semakin besar pengorbanan yang harus dipersembahkan.
Manusiawi, Baginda Rasul pun sangat berduka, tapi dari sinilah keteladananpun bermula. Sebagai manusia pasti kita akan mengalami putaran roda hidup, terkadap kita berada di atas di samping bahkan di bawah. Fluktuatif kehidupan yang tidak bisa dihindari oleh bahkan sekelas Rasul sekalipun. Makin tinggi derajat seseorang maka makin berat pula beban derita yang dipikul dan makin deras putran roda hidup itu.
Firman Allah menegaskan bahwa Kebanyakan di antara manusia sering menyangka akan dibiarkan begitu saja setelah menyatakan’kami beriman kepada Allah, padahal belum datang ujian yang akan menakar seberapa kualitas keyakinan seorang hamba kepada Sang Khaliknya (Al Ankabut:1).
Yang sering menjadi masalah bagi kita, adalah selalu melupakan sumber segala sumber solusi yakni Allah azza wa Jalla. Sesungguhnya kewajiban kita adalah menyikapi segala macam permasahan dengan sikap terbaik; diberi nikmat sekecil apapun bersyukur, dan syukur menjadi kebaikan bagi kita . Pada saat diuji dengan cobaan dan musibah seberat apapun, kita mampu bersabar, dan sabar menjadi kebaikan bagi kita.
Sesungguhnya kewajiban kita adalah menyikapi segala macam permasahan dengan sikap terbaik; diberi nikmat sekecil apapun bersyukur, dan syukur menjadi kebaikan bagi kita . Pada saat diuji dengan cobaan dan musibah seberat apapun, kita mampu bersabar, dan sabar menjadi kebaikan bagi kita.
Itulah keteladanan yang luar biasa dari Baginda Rasul kepada kita, bahwa sabar bukanlah kepasifan diri yang hanya mau menerima semua takdir tanpa meau berikhtiar untuk melewati kesulitan dengan hasil terbaik menurut Allah SWT.
Keteladanan Baginda Rasul tidak berhenti di situ, tetapi terus berlanjut dengan mengadukan segala permasalahan yang dihadapinya kepada Sang Pemilik hidup dan kehidupan, Allah Swt dengan mendirikan shalat. Bukankah muara utama dari peristiwa Isra Mi’raj adalah shalat? Dan Allah menegaskan bahwa segala macam permasalahan hanya dapat diatasi dengan sabar dan shalat . Berat memang tetapi pasti dapat diamalkan oleh orang yang yakin sepenuhnya kepada Allah yang senantiasa mengawasi dan tempat kita kembali (Al Baqarah:153-154) .
Akhirnya, pembelajaran Isra Miraj Nabi Muhammad Saw merupakan pijakan utama kita dalam menyikapi segala kondisi yang dihadapi. Semakin yakin bahwa sikap sabar dan salat merupakan solusi menghadapi segala ujian, maka semakin tinggi pula derajat kita di hadapan Allah Swt. Setinggi, capaian perjalanan Miraj-nya Baginda Nabi. Wallahualam. ***