Parongpong-(Newsroom). SMPN 2 Parongpong Kab. Bandung Barat berhasil menyelenggarakan Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) secara mandiri. Kegiatan yang dilaksanakan pada Senin-Selasa (4-5/9/21) tersebut, diikuti oleh 50 siswa kelas 8, lima di antaranya adalah peserta cadangan.
Kepala SMPN 2 Parongpong, Hj. Yeti Resmiati, menyampaikan keberhasilan sekolah menggelar kegiatan di atas merupakan kerja sama yang solid timnya. Menurutnya, setelah berkoordinasi dengan para wakasek, guru, dan warga sekolah lainnya, termasuk Komite Sekolah, pihaknya berhasil menyelenggarakan ANBK secara mandiri. Sehingga untuk tahun ini sekolah dan para siswa peserta asesmen tidak harus bersusah payah menumpang ke sekolah lain.
Rasa syukur kepada Allah Swt karena kami telah mampu melaksanakan ANBK mandiri. Hal ini berkat adanya kerja sama yang solid serta koordinasi, konfirmasi, dan konsultasi antara tim penggerak sekolah, yakni Kepala sekolah, komite sekolah, para wakasek, para guru, dan tenaga administrasi sekolah. Pelaksanaan AKM ini membawa perjuangan tersendiri bagi SMPN 2 Parongpong. Dengan keterbatasan ruangan dan instalasi komputer menjadi dua hal paling utama dalam menghadapi kegiatan ANBK. Sementara itu, jika ANBK SMPN 2 Parongpong menumpang ke sekolah lain, maka peserta didik yang terdaftar harus mengikuti AKM di SMPN lain, yang letaknya sangat jauh dari tempat tinggalnya. Dikhawatirkan para peserta didik tidak dapat atau sulit mengakses lokasi karena keterbatasan transportasi dan situasi pandemi yang belum reda,” ujarnya.
Ditambahkannya, ANBK merupakan program pemerintah sebagai pengganti UNBK. Kegiatan ini merupakan program penilaian terhadap mutu setiap sekolah, madrasah, dan program kesetaraan jenjang dasar dan menengah. Mutu setiap satuan pendidikan dinilai berdasarkan tiga bagian, yaitu asesmen kompetensi minimum (AKM), survei karakter, dan survei linggkungan belajar. Diterapkannya kebijakan ini merupakan penanda perubahan paradigma evaluasi pendidikan dan peningkatan sistem evaluasi pendidikan.
Lebih jauh disampaikan, dalam menghadapi program ANBK sekolah melakukan komunikasi, koordinasi, dengan komite sekolah dan pemerintah setempat. Akhirnya, upaya untuk memenuhi sarana pendukung UNBK dapat terpenuhi. Hal ini juga tidak lepas dari peran masyarakat dengan sekolah. Dengan menggunakan ruangan serbaguna, pelaksanaan kegiatan di atas dapat terlaksana. Sementara itu, Wiwit Priatna, Tim Bidang Kurikukum, menyampaikan walaupun ada beberapa kendala yang dihadapi, misalnya peserta didik yang sakit, tidak bisa hadir karena lupa, karena lokasinya jauh, namun pihak panitia selalu sigap, dan siap siaga untuk melakukan penjemputan. Sehingga semua permasalahan dapat diatasi dengan baik, sukses, lancar, dan kondusif.
Senada dengan Eva Marviana selaku Wakasek Kesiswaan yang menambahkan agar dengan ANBK siswa dapat memperbaiki budaya belajarnya. Sehingga tidak ada lagi dikotomi antara mata pelajaran UN dan mata pelajaran lainnya. Termasuk kegiatan ini dapat meningkatkan proses pembelajaran,
“Setelah pelaksanan ANBK ini, diharapkan siswa dapat memperbaiki budaya belajarnya. Tidak ada dikotomi antara mata pelajaran UN dan mapel non UN, tidak ada mata pelajaran utama dan pelengkap, tidak ada percepatan materi atau bimbingan intensif serta diharapkan dapat meningkatkan proses pembelajaran,” imnuhnya.
Di lain pihak, Hj. Yeti Resmiati, mengharapkan hasil dari ANBK ini dapat dijadikan Feedback untuk perbaikan kinerja guru dalam pembelajaran. Sehingga mutu siswa lebih baik. Selain itu, hasil asesmen ini dapat memberikan informasi kepada para guru untuk memperbaiki dan mendiagnosis kesulitan belajar yang dialami siswanya.
“Hasil dari asesmen nasional ini dapat dijadikan Feedback untuk perbaikan kinerja guru dalam pembelajaran, agar mutu peserta didik lebih baik. Diharapkan dari hasil Asesmen ini dapat memberikan informasi kepada para pendidik untuk memperbaiki dan mendiagnosis kesulitan belajar yang dialami peserta didik. Dengan pengalaman ANBK ini, diharapakan setiap pendidik mampu memperbaiki pendekatan, metode, dan teknik, serta sumber belajar yang tepat untuk digunakan sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Aamiin Yaa Rabbal Aalamiin,” tandasnya.*
Berita: Budi Ruhiat
Sumber Berita: Hj. Yeti Resmiati, MM (Kepalas SMPN 2 Parongpong)
editor: Adhyatnika Geusan Ulun