Oleh N. Mimin Rukmini
(Kepala SMPN 3 Cililin)
PENDIDIKAN INKLUSIF- Siang ini Rabu, 18 Desember 2024 saya mengikuti kegiatan Pelatihan Pendidikan Inklusif bagi Kepala Sekolah SMP di Yello Hotel Paskal Bandung. Dengan hati sedikit gundah karena terjebak jalan macet akhirnya sampai pula di tempat beberapa saat sebelum acara pembukaan. Bersyukur ada Bu Eva teman satu korwil dari Bandung Barat yang telah memboking kamar lebih dulu. Setelah registrasi, saya langsung ke kamar hotel menyimpan barang, dan bergegas mengikuti acara pembukaan.
Diklat diselenggarakan oleh BBGP Jabar dengan melibatkan kurang lebih 137 peserta dari 13 kabupaten/ kota di Yello Hotel, sedangkan 14 kabupaten/kota berada di hotel yang berbeda. Informasi ini disampaikan ketua penyelenggara Kartini Heryani, Spd. saat laporan ketua pada acara pembukaan ini. Kegiatan diklat akan berlangsung selama lima hari, mulai Rabu, 18 Desember sampai dengan hari Minggu, 22 Desember 2024.
Kartini Heryani S.pd.pun mengemukakan bahwa Pendidikan Inklusif merupakan sistem pendidikan yang memberikan kesempatan yang sama kepada semua peserta didik untuk belajar, tanpa memandang perbedaan fisik, mental, sosial, atau kultural. Pendidikan inklusif bertujuan untuk menciptakan lingkungan belajar yang adil, bijaksana, dan mendukung perkembangan semua peserta didik.
Selanjutnya acara dibuka secara resmi oleh Perwakilan Pejabat BBGP Profinsi Jawa Barat, yakni Dr. Cep Unang, SAg, M. Si. Beliau mengungkapkan bagaimana pentingnya Pendidikan Inklusif yang dihubungkan dengan masalah transformasi satuan Pendidikan. Transformasi Satuan Pendidikan jika di satuan pendidikan sudah melaksanakan hal-hal berikut.
Pertama, pembelajaran yang berpihak pada peserta didik. Peserta didik tidak lagi menjadi objek pembelajaran, tetapi menjadi subjek pembelajaran. Mereka diarahkan untuk mampu belajar mandiri, diskusi, dsn berkolaborasi, tetapi guru tetap memfasilitasi mereka selama pembelajaran berlangsung.
Kedua, sekolah mampu membina kerja sama dan kolaborasi dengan orang tua peserta didik. Kerja sama mengawasi dan membimbing terutama dalam karakter peserta didik. Mohon maaf tidak ada istilah orang tua atau guru dan pihak sekolah saling menyalahkan.
Ketiga, Menciptakan lingkungan sekolah yang aman, nyaman, menyenangkan dan inklusi mampu mewujudkan pendidikan untuk semua peserta didik. Pembelajaran tidak diskriminatif, dan menghargai keberagaman.
Keempat, satuan pendidikan telah membudayakan perencanaan berbasis data. Merefleksikan pembelajaran, termasuk mengidentifikasi hasil rapor pendidikan, merefleksi, membenahi perencanaan, dan membenahi pelaksanaan (IRBB) rapor pendidikan tersebut, dan sebagainya.
Terakhir, melaksanakan peningkatan kemampuan kompetensi minimal, yakni kompetensi literasi dan numerasi. Peningkatan kompetensi dilakukan melalui penguatan secara terus menerus dalam proses pembelajaran.
Sungguh di luar dugaan keikutsertaan dalam kegiatan ini, saya bertemu dengan Bu Rosalina teman sekomunitas dalam menulis, yakni Rumah Virus Literasi (RVL). Beliau adalah perwakilan peserta dari Kabupaten Bekasi, sedang saya sendiri perwakilan bersama 9 peserta lainnya, yaitu Bu Ati, Bu Eva Bu Hj. Eni, Bu Nenden, dan Pak Ujang, Pak H. Budi, Pak Rakhmat, Pak Deni, serta Pak Denden, dari Kabupaten Bandung Barat, betul-betul merasa bahagia, dan penuh harap kegiatan bisa diikuti dengan baik dan semangat membara.
Acara pembukaan Kegiatan Pendidikan Inklusi ditutup dengan doa. Untuk kegiatan hari ini sesi terakhir acara adalah pelaksanaan preetes bagi semua peserta. Alhamdulillah, pukul 17.30 preetes sudah saya ikuti. Kami peserta beristirahat ke kamar masing-masing, selanjutnya menunggu sajian materi esok pagi.
Yellow Hotel, Kamar 731, 20 Desember 2024