
Cihampelas KBB-Koordinator Wilayah (Korwil) SMP Kab. Bandung Barat (KBB) menggelar mendiseminasikan Pembelajaran Mendalam (PM). Kegiatan yang ditujukan bagi kepala sekolah jenjang SMP tersebut, digelar di SMP Darul Falah 2 Kec. Cihampelas, Senin (24/11/25).
Ketua Korwil 04 SMP, Juanda dalam sambutannya menyampaikan kegiatan di atas dilaksanakan, selain menyosialisasikan kebijakan pemerintah bidang pendidikan , juga untuk meningkatkan pemahaman tentang pembelajaran mendalam bagi para kepala sekolah jenjang SMP.

“Kami menyambut baik dilaksanakan diseminasi PM bagi para kepala sekolah jenjang SMP di lingkungan Korwil 04. Kegiatan ini, selain menyosialisasikan kebijakan pendidikan, juga dimaksudkan untuk meningkatkan pemahaman tentang PM yang nantinya diimplementasikan di satuan pendidikan masing-masing,” ujarnya.
Sementara itu, Agus Idris Hidayat selaku pemateri memaparkan PM berdasarkan Permendikdasmen No. 13 Tahun 2025. Menurutnya, Sebagai pendekatan transformatif, pembelajaran mendalam berfokus pada pemahaman utuh dan bermakna.

“Bukan sekedar menghafal, melalui proses belajar yang berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan. Pendekatan ini mengintegrasikan olah pikir, olah hati, olah rasa, dan olah raga secara terpadu untuk mengembangkan kemampuan kognitif, karakter, dan kepekaan sosial siswa.,” paparnya.
Lebih lanjut disampaikan, prinsip utama dari PM, yakni berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan.
” Berkesadaran mengandung arti bahwa siswa terlibat aktif dengan kesadaran penuh terhadap tujuan dan proses belajar mereka, termasuk pikiran dan perasaan. Kemudian. bermakna, yakni materi pelajaran dikaitkan dengan konteks kehidupan nyata siswa agar relevan dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dan, menggembirakan: Menciptakan suasana belajar yang positif, menyenangkan, dan penuh motivasi serta rasa ingin tahu,” imbuhnya.
Ditandaskan pemateri, bahwa elemen penting PM meliputi holistik, berpusat pada siswa, memosisikan guru sebagai fasilitator, dan pendekatan adaptif. Disampaikan bahwa elemen holistik, yakni melibatkan seluruh aspek diri peserta didik, yaitu olah pikir (intelektual), olah hati (etika), olah rasa (estetika), dan olah raga (kinestetik). Sementara, elemen berpusat pada siswa, mengandung arti bahwa siswa menjadi aktor utama yang aktif, belajar melalui eksplorasi dan penemuan, serta mengembangkan keterampilan berpikir kritis, kreatif, dan kolaboratif.
” Selanjutnya, peran guru sebagai fasilitator, yakni guru bertindak sebagai fasilitator yang mendukung siswa untuk berpikir, merasakan, dan bertindak, bukan hanya sebagai pemberi informasi. Dan, pendekatan adaptif, yakni menyesuaikan diri dengan kebutuhan, gaya, dan kecepatan belajar yang berbeda dari setiap siswa,” tandasnya. ***