
Parongpong–Peringatan Hari Guru Nasional di SMP Negeri 3 Parongpong pada 28 November 2025, bukan sekadar upacara melainkan sebuah pertunjukan sinergi antara tradisi, bakat terpendam, dan refleksi emosional.
Di bawah arahan Kepala Sekolah, Dra. Nani Sulyani, M.Ds., acara ini berhasil menjadi panggung apresiasi yang menyentuh sekaligus memecahkan euforia. Tema yang membangkitkan semangat: “Selamat Hari Guru, Untukmu Guru Bangsa, Guru Bermutu Indonesia Maju Mewujudkan Siswa Berkualitas”, afirmasi komitmen sekolah terhadap mutu pendidikan dan pengembangan karakter siswa.
Awal yang Khidmat dan Penuh Makna
Peringatan dibuka dengan sapaan hangat, mengapresiasi Kepala Sekolah sebagai sosok inspiratif serta seluruh Bapak Ibu guru yang adaptif dan dedikatif. Kehangatan pagi itu disambut dengan lantunan tilawah Al Quran oleh Farhan kelas 9D dan Kayla kelas 8E yang syahdu, meresapi tiga ayat penegas tentang agung dan mulianya kedudukan seorang guru.
Nuansa nasionalisme dikukuhkan segera setelahnya ketika seluruh hadirin berdiri tegak menyanyikan lagu kebangsaan “Indonesia Raya”, sebuah simbol penghormatan tertinggi bagi tanah air dan lambang kekokohan negeri yang dijaga oleh para guru.
Hal di atas senada dengan sambutan kepala sekolah. Menurutnya, ari Guru adalah momentum refleksi bagi pendidik untuk meninjau kembali perjalanan profesi.
Di sisi lain, profesi yang tidak luput dari tantangan, sebuah pengakuan humanis yang diperkuat dengan sesi doa yang dipimpin oleh Utep Elia Suntara, S.Pd. Doa ini menjadi jembatan antara kesadaran diri (refleksi) dan harapan akan pertolongan Ilahi.
Pameran Bakat yang Mengejutkan dan Menginspirasi
Setelah sesi formal, acara memasuki puncak keharuan dengan menyanyikan Hymne Guru, yang diliputi ketulusan cinta. Barulah panggung diserahkan sepenuhnya kepada siswa untuk menampilkan persembahan cinta mereka yang paling total.
Persembahan dibuka dengan penampilan tradisional yang menenangkan. Keyla Putri kelas 8G membawakan alunan Pupuh Sunda dengan cengkok yang matang. Apresiasi pun mengalir dari Kepala Sekolah dan guru, yang menilai penampilan Keyla sebagai perwujudan nyata pelestarian warisan budaya di sekolah.
Momen kejutan terbesar datang dari Erlangga kelas 9D bernyanyi solo membawakan lagu ‘Saat Terakhir’ dari Band ST12. Suara emas Erlangga sukses memukau hadirin, khususnya para guru yang terkejut menyaksikan bakat vokalnya baru tampak setelah memasuki Kelas 9. “Inilah bukti bahwa sekolah adalah ladang untuk menemukan harta karun terpendam,” ujar Ima Rahmawati, Kesiswaan SMPN 3 Parongpong.
Selanjutnya, penampilan Drama dari OSIS menyuguhkan pertunjukan komedi yang cerdas, dipenuhi plot twist dan ‘prank’ yang mengejutkan, sukses membuat suasana menjadi riang namun sarat akan makna. Beralih ke warisan lokal, duet Naya dan Sindi menampilkan Tari Jaipong yang energik, membawa ruh warisan budaya Sunda dengan gerakan yang dinamis dan mempesona.
Sementara itu, Lahisa menampilkan atraksi Modern Dance yang segar dan kekinian, membuktikan kemampuan siswa mengadaptasi budaya modern tanpa meninggalkan disiplin dan menggarisbawahi fleksibilitas seni siswa.
Momen refleksi kembali dihadirkan melalui pembacaan Puisi oleh Anandita dan Ikhsan yang sangat menyentuh hati, mengisahkan perjuangan dan keikhlasan guru yang tak pernah lelah menjadi pelita.
Euforia Puncak dan Pesan Abadi
Kemeriahan mencapai titik didih ketika grup Bajidor tampil. Kombinasi musik Bajidor yang menghentak dengan penampilan kolosal Sisingaan dari grup BGS (Barudak Gotong Singa) berhasil membuat suasana semakin pecah. Seluruh hadirin, baik guru maupun siswa, bereuforia dan larut dalam kegembiraan massal yang spektakuler. Moment ini berhasil menciptakan grand finale yang menandai keberhasilan sekolah memadukan pendidikan akademik dengan kekayaan tradisi lokal.
Menutup sesi persembahan, MC membawa hadirin ke dalam sesi renungan yang mendalam. Renungan ini mengajak siswa berhenti sejenak untuk mengingat jasa guru yang bekerja dengan lelah tak terlihat, yang memilih sabar dan tetap datang dengan senyum karena meyakini setiap murid adalah amanah. Pesan utama renungan dititikberatkan pada Adab kepada guru, mengingatkan siswa bahwa adab menentukan berkah ilmu dan keberhasilan masa depan. “Jangan sakiti hatinya, bahkan dengan kata kecil, sebab luka pada guru seringkali menjadi tangis pada masa depanmu,” demikian MC menutup renungan dengan pesan yang menusuk hati.
Setelah euforia mereda dan renungan yang mendalam selesai, acara mencapai titik klimaks emosional, Kepala Sekolah menutup kegiatan dengan pernyataan yang menyentuh, menanggapi seluruh persembahan dan dedikasi yang telah ditunjukkan.
“Hari ini, panggung ini bukan hanya panggung seni, tapi adalah galeri hati. Untuk seluruh guru, yang cahayanya tidak pernah padam meski badai tantangan datang, terima kasih. Kalian adalah prasasti abadi yang diukir pada jiwa-jiwa muda. Dan untuk anak-anakku, siswa-siswi kebanggaan SMPN 3 Parongpong, kalian adalah bukti nyata dari jerih payah kami. Setiap nada pupuh, setiap gerak jaipong, setiap tawa dalam drama, adalah puisi visual yang kalian hadiahkan. Kami melihat bukan hanya bakat, tapi cinta yang jujur di setiap mata. Teruslah tumbuh, teruslah berkarya, karena kalian adalah alasan mengapa Indonesia Maju bukan lagi mimpi, melainkan kenyataan yang sedang kita bangun bersama.”
Sesi penutup acara ditandai dengan pengumuman yang ditunggu-tunggu, yakni apresiasi khusus bagi guru-guru SMPN 3 Parongpong. Kepala Sekolah menyampaikan bahwa apresiasi ini bersumber dari polling siswa yang telah dilakukan pekan sebelumnya.
“Apresiasi ini bukan lomba, tetapi lebih kepada penghargaan dan refleksi melalui mata dan hati siswa,” ujar Nani. Dalam polling tersebut menghasilkan empat kategori guru terbaik versi siswa: Guru Inspiratif, Guru Disiplin, Guru Motivator, dan Guru Ceria. Penghargaan ini menjadi bukti nyata bahwa siswa berkualitas mampu mengidentifikasi dan menghargai mutu yang dimiliki oleh pendidik mereka.
Tidak hanya mengapresiasi pilihan siswa, Kepala Sekolah juga menambahkan penghargaan khusus.
“Terima kasih yang setinggi-tingginya saya ucapkan kepada Ibu dan Bapak atas dedikasi, loyalitas, dan pengorbanannya,” ungkapnya.
Berdasarkan penilaian internal Kepala Sekolah, empat guru lain menerima apresiasi dengan kategori yang sama: Guru Inspiratif, Disiplin, Motivator, dan Ceria, melengkapi daftar penghargaan dan memastikan bahwa upaya terbaik para pendidik tidak luput dari perhatian pimpinan.
Perayaan Hari Guru di SMP Negeri 3 Parongpong ditutup dengan sesi kebersamaan dan pembagian apresiasi, mengukuhkan kembali bahwa semangat “Guru Bermutu Indonesia Maju Mewujudkan Siswa Berkualitas” adalah visi bersama yang didasarkan pada penghargaan, refleksi, dan cinta yang tulus. ***