
Oleh: Hj. Eni Haerini, M.Pd
(Kepala SMPN 4 Cipeundeuy)
Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung Barat sudah beberapa tahun melaksanakan “Tantangan Membaca Bandung Barat” atau yang lebih sering disingkat dengan TMBB. Sekolah yang mampu melalui tantangan tersebut diberi penghargaan oleh Bupati, termasuk SMPN 4 Cipeundeuy yang selama dipimpin oleh penulis, sekolah dengan jargonnya ”AMAN 4K” atau agamis, mandiri, nasionalis, kreatif, kolaboratif, kritis, dan komunikatif ini mendapat penghargaan sebagai sekolah yang mampu melalui level tertinggi yaitu “Sekolah Best Practice”. Oleh karena itu pada tahun ini juga mengajukan diri untuk meraih penghargaan di level tertinggi.
Sekaitan dengan hal itu, pada tahun ini SMPN 4 Cipeundeuy mencoba mengikuti tantangan tersebut untuk meraih level tertinggi lagi, yang pada tahun ini level tertingginya adalah Sekolah Inovatif. Dengan maksud berkontribusi agar siswa mampu membuat berbagai jenis reviu, Kepala sekolah memberikan pelatihan kepada siswa membuat reviu fishbone karena pada tahun sebelumnya sudah memberikan pelatihan reviu AIH(alasan, Isi, dan Hikmah).
Pelatihan tersebut dilakukan pada jam pembiasaan membaca buku di pagi hari pukul 06.30 di lapangan upacara selama 30 menit dengan jumlah peserta 223 orang. Pelatihan yang dilakukan sambil berdiri itu dimulai dengan mendongeng cerita Kancil dan Buaya sehingga seluruh murid antusias mendengarkan. Kemudian disampaikanlah apa itu reviu dan jenisnya. Serta bagaimana cara membuatnya.
Karena fokusnya pada TMBB kali ini murid harus membuat fishbone, maka dicobakanlah membuat reviu tersebut ke dalam cerita kancil dan buaya. Satu persatu siswa menjawab apa, di mana, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana isi cerita tersebut karena hal yang digali dari sebuah cerita untuk reviu fishbone adalah tentang hal tersebut.
Berdasarkan hasil pengecekan pada Selasa, tanggal 2 Desember kini masing-masing murid yang mengikuti tantangan membaca Bandung Barat dan tantangan membaca kepala sekolah sudah ada yang membuat reviu fishbone-nya lebih dari 16 buku. Artinya pelatihan yang dilakukan sederhana itu mampu dipahami dengan baik oleh siswa. ***