
Oleh: Hj. Eni Haerini, M.Pd
(Kepala SMPN 4 Cipeundeuy)
Sebagai sebuah sekolah yang memiliki visi “Mewujudkan lulusan yang agamis, mandiri, nasionalis, kreatif, kolaboratif, kritis, serta komunikatif dengan mengedepankan kedisiplinan dalam lingkungan yang sehat dan asri” ini, penulis senantiasa berpikir untuk selalu mengarahkan guru agar selalu meng-upgrade diri dan memantaskan diri untuk menjadi role model bagi murid dalam mewujudkan visi tersebut.
Salah satu bidikan penulis dengan munculnya pembelajaran mendalam(PM) adalah terkait kualitas proses pembelajaran sehingga sebagai tugasnya yang baru di dalam PM ini, penulis sering memastikan bahwa ada peningkatan proses dalam pembelajaran sehari-hari. Menurut penulis salah satu upaya dalam meningkatkan prosesnya adalah perencanaan yang matang. Oleh karena itu dengan adanya PM ini kepala sekolah yang selalu menganggap bahwa hal yang baru merupakan sebuah tantangan yang akan membuat sukses ini melakukan pengkajian perencanaan pembelajaran bersama-sama secara berkala.
Di dalam proses pengkajian ini setiap guru diwajibkan melakukan proses berbagi rencana pembelajaran mendalam(RPM) minimal satu kali pada semester ganjil ini. RPM disampaikan kepada semua guru dengan didampingi oleh kepala sekolah langsung yang bertindak selaku moderator, serta seorang guru yang bertugas sebagai notulen. Guru yang berbagi RPM harus siap dikritisi oleh siapa pun yang mengikuti kegiatan tersebut.
Pada proses pengkajiannya setiap guru wajib mengomentari atau bertanya terkait apa yang ditampilkan rekannya dan tentunya guru yang berbagi harus siap menjawab dan menerima saat dikritik. Namun jika dalam pelaksanaannya terdapat sebuah debat, maka yang akan mengukuhkan konsepnya adalah penulis selaku kepala sekolah. Kemampuan dalam penguasaan pembelajaran mendalam sudah teruji dengan keaktifan penulis dalam pelatihan PM bagi kepala sekolah serta nilai 100 untuk presentasinya.
Sebagai orang yang selalu memikirkan kemajuan pendidikan di sekolah, penulis berpikir bahwa jika pengkajian RPM ini sering dilakukan di dalam MGMP minimal tingkat wilayah, dapatlah dipastikan bahwa pemahaman serta peningkatan kualitas pembelajaran mendalam akan terus berlangsung karena keterampilan akan terasah jika dilakukan berulangkali. ***