Padalarang (Newsroom)- Pengurus Sub Rayon 02 (SR-02) SMP Kabupaten Bandung Barat menggelar Rakor Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) dan Sosialisasi Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM). Kegiatan yang dihadiri para pengawas, kepala sekolah se- SR-02 tersebut, dilaksanakan di SMP Krida Utama Padalarang, Kamis (8/9/22).
Ketua SR 02 SMP, Dede Junaedi, menyampaikan kegiatan di atas untuk mempersiapkan pelaksanaan ANBK yang pada Senin-Kamis akan dilaksanakan semua sekolah. Menurutnya, program ini penting agar pada pelaksnaannya tidak menemui kendala yang berarti.
“Rakor ANBK dilaksankan untuk mempersiapkan pelaksanaan ANBK yang pada Senin-Kamis akan dilaksanakan semua sekolah. Maka, program ini sangat penting agar pada pelaksnaannya tidak menemui kendala yang berarti,” ujarnya.
Ditambahkannya, persiapan pelaksanaan ANBK yang akan segera dihadapi dimulai dengan syncronisasi pada Sabtu-Minggu (10-11/9) dan pelaksanaan glady bersih Senin-Kamis (12-15/9). Kemudian, dilanjutkan dengan syncronisasi ANBK Utama pada Sabtu-Minggu (17-18/9) dan pelaksanaannya pada Senin-Kamis (19–22/9).
Sementara itu, Ketua MKKS KBB, Suhartono, dalam sambutannya mengingatkan agar dalam pelaksanaan ANBK, semua kepala sekolah harus selalu menjaga sinergitas dengan Dinas Pendidikan, agar pada kegiatan tersebut senantiasa sesuai dengan petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaannya.
“Agar pada pelaksanaan ANBK sesuai dengan Juklak dan Juknis dan sesuai dengan harapan semua pihak. Maka, para kepala satuan pendidikan hendaknya selalu menjaga sinergitas dengan para pemangku kebijakan, dalam hal ini Dinas Pendidikan Kab.Bandung Barat,” sambutnya.
Di sisi lain, Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) yang tengah gencar disosialisasikan dipaparkan oleh N.Yuli Ridawati, Pengawas Pembina selaku narasumber. Dalam presentasinya, pengawas menyampaikan saat ini sekolah harus harus familiar dengan sejumlah istilah IKM, seperti CP (Capaian Pembelajaran), ATP (Alur Tujuan Pembelajaran) dan TP (Tujuan Pembelajaran), CP itu identic dengan KI/KD atau kompetensi yang diharapkan dapat dicapai peserta didik di akhir fase untuk setiap mata pelajaran.
Lebih lanjut dipaparkan, CP terdiri dari 6 Fase A sd. F kelas 1 sd 2 adalah fase A, kelas 3 dan 4 adalah Fase B, Kelas 5 dan 6 adalah fase C, kelas 7 8 dan 9 adalah fase D, kelas 10 adalah fase E dan kelas 11 dan 12 adalah fase F. Sedangkan ATP memiliki kemiripan dengan silabus. Sementara TP harus memuat kompetensi kemampuan sikap – pengetahuan dan keterampilan yang berisi konten ilmu pengetahuan inti atau konsep utama.
Di kesempatan terpisah, narasumber lainnya, Nanang Saeful Anwar, menjelaskan Kurikulum Merdeka sebagai paradigma baru. Hal tersebut dikarenakan prinsip pembelajarannya terdeferensiasi, artinya proses pembelajaran yang diawali dengan assessment diagnostic dengan tujuan mengetahui gaya belajar siswa dan kebutuhan siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran.
Senada dengan Asep Supriatna, narasumber, menambahkan struktur IKM meliputi: Gaya hidup berkelanjutan, kearifan lokal, Bhineka Tunggal Ika, Bangunlah Jiwa dan Raga, Suara Demokrasi , Berekayasa dan berteknologi untuk membangun NKRI, dan Kewirausahaan.
Disampaikan nasarumber bahwa IKM dapat dipelajari dalam Kepmendikbudristek Nomor 262/M/2022 tentang Perubahan atas Kemendikbudristek Nomor 56/M/2022 tentang Pedoman Penerapan Kurikulum Dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran.
Di lain pihak, Agus Samsu dan Euis Lesmini, menyampaikan pengalaman mereka saat mengelola Program Sekolah Pengerak (PSP). Menurutnya, salah satu tujuan dilaksanakannya PSP adalah mencetak siswa yang kompeten dan berkarakter, serta dapat hidup pada zamannya nanti. Oleh karena itu, program pemerintah terkait ANBK dan IKM sangat relevan dengan kebutuhan peserta didik dan peningkatan mutu pendidikan di sekolah.
”PSP mencetak siswa yang kompeten, berkarakter dan dapat hidup di zamanya nanti. Guru harus dapat memberikan pelayanan pembelajaran yg berkualitas sesuai dengan karakter dan kebutuhan siswa,” pungkas Agus Samsu.
Pewarta: H. Budi Ruhiat–NewsroomTim Peliput Berita Pendidikan Bandung Barat- Editor: Adhyatnika Geusan Ulun