Parongpong KBB-Sebanyak 302 siswa kelas 7 dari SMPN 3 Parongpong mengikuti Camping Pendidikan Dasar (CPD) bertema “ Dari Alam, Membentuk Karakter Anak Indonesia Hebat ”, digelar pada Kamis–Jumat (*25–26/9/2025), di Lapangan TOC Yonkavkud, Parongpong, KBB.
Kepala SMPN 3 Parongpong, Nani Sulyani, dalam sambutannya menyampaikan kegiatan di atas digelar untuk menumbuhkan karakter kepemimpinan, kedisiplinan, dan rasa tanggung jawab. Menurutnya, sesuai dengan tema yang diangkat, yakni ‘Dari Alam, Membentuk Karakter Anak Indonesia Hebat’ , diharapkan agar anak didiknya dapat belajar dari alam.
“Kami berharap melalui suasana alam terbuka ini, siswa tidak hanya menikmati petualangan, tetapi juga menumbuhkan karakter kepemimpinan, kedisiplinan, dan rasa tanggung jawab. Tema ‘Dari Alam, Membentuk Karakter Anak Indonesia Hebat’ kami pilih agar anak-anak dapat belajar dari alam sebagai guru terbaik,” ujarnya.
Lebih jauh disampaikan, kegiatan yang dimulai pada pukul 06.30 WIB tersebut, peserta berkumpul untuk pengecekan kesiapan dan daftar hadir. Upacara pembukaan pun digelar secara resmi oleh pihak sekolah.Setelah upacara, peserta menikmati fun game dan lomba yel-yel yang mengundang tawa dan semangat kebersamaan.
“Saat jeda siang, mereka menunaikan salat Dzuhur berjamaah dan menikmati MBG (Makan Bergizi Gratis) dengan suasana alam ditemani lagu-lagu syahdu,” sampainya.
Sementara itu, anggota TNI, Serda Wawan Sobari hadir sebagai narasumber utama. Dalam sesi tersebut, Wawan tidak hanya menyampaikan konsep kepemimpinan dan kedisiplinan, tetapi juga mempraktikkan PBB (Peraturan Baris Berbaris) bersama para peserta.
“Para siswa mendapatkan langsung pelatihan bagaimana berdiri, berjalan, dan memimpin regu sesuai komando — sebuah simulasi sederhana tentang tanggung jawab seorang pemimpin di tengah kedisiplinan militer,” imbuh Nani.
Di kegiatan tersebut, usai salat Ashar berjamaah, peserta dilanjutkan pada sesi wide game, melewati rute rintangan yang menantang. Mereka harus bekerja sama, menahan lelah dan kotor karena lumpur, namun tetap tertatih maju dengan semangat. Saat mencapai finish , kegembiraan memuncak saat mereka bereuforia bersama di tengah lapang dengan dentuman musik.
Di sisi lain, menjelang malam hari, para siswa menggelar sajadah untuk salat Maghrib berjamaah. Usai salat, rintik hujan memaksa mereka berteduh di tenda sambil mendengarkan siraman rohani dari Utep Elia Suntara, dengan tema “Generasi Muda Harapan Bangsa”.
Materi selanjutnya disampaikan Endang Sriyeni tentang “Membangun 7 Karakter Anak Indonesia Hebat”. Menurutnya, karakter disiplin, jujur, tanggung jawab, kepemimpinan, mandiri, kerja sama, dan kepedulian harus dibangun sejak dini melalui pengalaman nyata, bukan sekadar teori. Dengan alam sebagai ruang belajar, semoga anak-anak dapat merasakan langsung makna dari nilai-nilai itu.
Kegiatan CPD terus dilanjutkan dengan jurit malam. Perjalanan penuh tantangan di dalam kegelapan, berpijak pada keberanian dan soliditas. Setelah setiap regu tiba di titik kumpul pertama, mereka dibimbing menuju api unggun yang menyala, dengan mata ditutup. Dalam keheningan malam, puisi renungan dan refleksi spiritual menyentuh hati banyak peserta, hingga tak sedikit yang meneteskan air mata.
Keseruan program berlangsung hingga ketika adzan Subuh berkumandang, para siswa segera menggelar sajadah untuk salat Subuh berjamaah. Kuliah subuh disampaikan oleh ustaz Bagir Nur Muhammad. Setelah itu, sarapan ringan, senam pagi, dan aktivitas tracking dengan rute berbeda dari jurit malam.
Di akhir perjalanan dua hari yang penuh tantangan, siswa diberi suntikan pemahaman terakhir melalui materi “Dinamika Kelompok” yang disampaikan dengan penuh energi oleh Yopi Wildan Sofari, sebuah penutup yang meneguhkan bahwa kekuatan sejati terletak pada kerja sama, komunikasi, dan semangat kebersamaan antar anggota regu.
Sebelum upacara penutupan, peserta kembali menikmati MBG. Siswa laki-laki mengikuti shalat Jumat berjamaah, sedangkan siswa perempuan melakukan kegiatan keputrian. Upacara penutupan dilaksanakan, dan pada pukul 13.00 WIB para peserta bersiap pulang.
Di lain pihak, Ketua Panitia, Ima Rahmawati menandaskan aktivitas seperti fun game, wide game, dan jurit malam tidak sekadar hiburan, tetapi media untuk menantang siswa menghadapi ketidaknyamanan, belajar saling menguatkan, dan memperkuat semangat kebersamaan. Menurutnya, hujan dan rintangan kami anggap bagian dari proses — justru itulah yang akan dikenang.
“Semoga dua hari penuh pengalaman ini tidak sekadar menjadi petualangan biasa, melainkan menjadi pijakan awal bagi pertumbuhan karakter para siswa — disiplin, kepemimpinan, ketangguhan, solidaritas, dan kesadaran spiritual. Semoga benih nilai-nilai itu tumbuh subur dalam diri mereka dan menjadi pondasi lahirnya generasi muda yang berjiwa teladan dan pemberdaya lingkungan,” pungkas Ima Rahmawati ***