Dr. H. Rustiyana, ST., MT., M.Pd., M.A.P
(Sekretaris Dinas Pendidikan Kab. Bandung Barat)
Gerakan Sekolah Sehat (GSS) merupakan inisiatif strategis Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas kesehatan peserta didik serta lingkungan sekolah secara menyeluruh.
GSS tidak hanya sekadar program tambahan, melainkan sebuah filosofi pendidikan yang menekankan bahwa lingkungan belajar yang sehat adalah prasyarat utama untuk mencapai hasil belajar yang optimal. Inti dari GSS terbagi dalam tiga fokus utama yang mudah diingat, yaitu Sehat Bergizi, Sehat Fisik, dan Sehat Imunisasi. Keberhasilan gerakan ini sangat bergantung pada kolaborasi erat antara pihak sekolah, orang tua, dan masyarakat.
Fokus Pertama: Sehat Bergizi menyoroti pentingnya asupan nutrisi seimbang bagi tumbuh kembang anak. Bagi guru dan pihak sekolah, implementasinya mencakup penertiban kantin sekolah agar hanya menjual makanan dan minuman yang aman, bergizi, dan sehat, serta bebas dari pengawet, pemanis, atau pewarna buatan yang berbahaya. Sekolah perlu secara aktif memberikan edukasi tentang gizi melalui mata pelajaran atau kegiatan ekstrakurikuler. Sementara itu, peran orang tua sangat krusial dalam menyiapkan bekal makanan sehat dari rumah. Membiasakan anak sarapan dengan menu bergizi lengkap dan membatasi konsumsi makanan cepat saji atau minuman manis adalah kontribusi nyata orang tua dalam mendukung fokus Sehat Bergizi.
Fokus Kedua: Sehat Fisik bertujuan untuk mendorong aktivitas fisik yang memadai guna membentuk kebugaran dan kekuatan tubuh anak. Sekolah harus memastikan adanya alokasi waktu yang cukup untuk Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK), serta memfasilitasi kegiatan fisik tambahan, seperti senam rutin atau permainan aktif saat istirahat. Guru dapat mengintegrasikan peregangan singkat (stretching) di sela-sela jam pelajaran untuk mengurangi kejenuhan. Dari sisi orang tua, dorongan untuk mengurangi waktu screen time (penggunaan gawai) dan mengajak anak untuk bermain di luar atau berolahraga bersama di akhir pekan sangat ditekankan. Menjadikan kegiatan fisik sebagai bagian dari rutinitas keluarga akan membantu menanamkan kebiasaan hidup aktif sejak dini.
Fokus Ketiga: Sehat Imunisasi merupakan langkah preventif yang esensial untuk melindungi anak dari berbagai penyakit menular berbahaya. Peran sekolah dalam hal ini adalah berkoordinasi aktif dengan fasilitas kesehatan setempat (Puskesmas) untuk menyelenggarakan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) dan memantau status imunisasi lengkap setiap peserta didik. Guru dan staf sekolah perlu memastikan lingkungan sekolah bebas dari potensi penularan penyakit dengan menjaga kebersihan sanitasi (seperti toilet bersih dan akses air layak) serta kebersihan diri, seperti membiasakan cuci tangan pakai sabun. Bagi orang tua, memastikan catatan imunisasi anak lengkap sesuai jadwal yang dianjurkan oleh pemerintah adalah prioritas. Jangan ragu berkonsultasi dengan petugas kesehatan jika ada keraguan mengenai vaksinasi.
Penting untuk diingat bahwa GSS mencakup dimensi kesehatan yang lebih luas, termasuk kesehatan mental dan sosial emosional. Sekolah yang sehat adalah sekolah yang bebas dari perundungan (bullying), diskriminasi, dan kekerasan. Guru dan orang tua harus bekerja sama menciptakan suasana yang hangat, suportif, dan inklusif. Guru perlu dilatih untuk mendeteksi dini tanda-tanda stres atau masalah emosional pada siswa, dan memfasilitasi kegiatan yang membangun empati serta kecerdasan emosional. Orang tua juga harus menjadi pendengar yang baik di rumah, membuka komunikasi dua arah, dan mengajarkan anak cara mengelola emosi dan mengatasi tekanan. Menjaga kesehatan mental sama pentingnya dengan menjaga kesehatan fisik, karena keduanya saling memengaruhi performa belajar dan kualitas hidup anak.
Implementasi Gerakan Sekolah Sehat bukanlah sekadar proyek sementara, melainkan sebuah investasi jangka panjang bagi masa depan bangsa. Anak-anak yang tumbuh di lingkungan GSS akan memiliki tingkat kehadiran sekolah yang lebih tinggi, konsentrasi belajar yang lebih baik, dan risiko penyakit yang lebih rendah. Kebiasaan sehat yang ditanamkan sejak dini, seperti memilih makanan bergizi dan rutin beraktivitas fisik, akan terbawa hingga mereka dewasa, mengurangi beban penyakit tidak menular di masa depan. Kolaborasi antara guru dan orang tua dalam GSS adalah kunci untuk mencetak generasi unggul yang tidak hanya kompeten secara akademik, tetapi juga memiliki fondasi kesehatan yang kuat. Oleh karena itu, mari bersama-sama menjadikan Gerakan Sekolah Sehat sebagai budaya kolektif yang berkelanjutan. ***
