
Dr. H. Rustiyana, ST., MT., M.Pd., M.A.P
(Sekretaris Dinas Pendidikan Kab. Bandung Barat)
Di tengah gempuran konten digital yang instan, minat baca di kalangan pelajar Indonesia seringkali menurun. Membaca dilihat sebagai kegiatan yang lambat dan membosankan. Padahal, membaca adalah gerbang menuju kecerdasan dan kreativitas tanpa batas, serta inti dari kebiasaan Gemar Belajar.
Agar anak dapat benar-benar “Jatuh Cinta pada Buku,” kita perlu mengubah persepsi mereka tentang membaca, dari kewajiban menjadi sebuah kegiatan yang keren dan mendalam. Berikut 5 trik yang dapat diterapkan.
- Mengubah Pustaka Jadi “Ruang Privasi Keren”
Hentikan anggapan bahwa membaca harus dilakukan di meja belajar yang kaku. Ajak anak mendesain reading nook (sudut baca) yang nyaman dan instagramable di rumah—dengan bantal empuk, lampu temaram, dan suasana yang tenang. Sudut baca menjadi “ruang privasi” di mana mereka bebas berimajinasi, bukan tempat tugas.
- Strategi 30-Second Hook(Menemukan GenreTerbaik)
Banyak anak menyerah karena buku pertama yang mereka baca membosankan. Terapkan strategi 30-Second Hook: di toko buku atau perpustakaan, ajak anak memilih 10 buku yang menarik secara visual, lalu minta mereka membaca 30 detik pertama dari setiap buku. Biarkan mereka hanya memilih buku yang hook (kaitannya) kuat. Intinya: Biarkan anak yang memilih ceritanya, bukan orang tua.
- Membaca Komunal (Shared Reading)
Ajak anak membaca buku yang sama dengan Anda atau teman-temannya. Lalu, diskusikan bab per bab (seperti klub buku mini). Interaksi sosial dan berbagi sudut pandang (mind-sharing) membuat proses membaca menjadi lebih kaya, dinamis, dan tidak terasa sendirian. Ini juga melatih kemampuan analisis dan komunikasi.
- Bukan Sekadar Membaca, Tetapi Mencipta
Dorong anak untuk melakukan kegiatan kreatif setelah membaca. Contoh: setelah membaca novel fiksi, minta mereka membuat alternate ending (akhir cerita alternatif), menggambar karakter favorit, atau membuat review singkat dalam bentuk video TikTok. Aktivitas ini mengubah konsumsi pasif menjadi penciptaan aktif, mengaitkan membaca dengan rasa prestasi kreatif.
- Memanfaatkan Audiobooksebagai Gerbang Masuk
Bagi anak yang kesulitan memulai dengan teks fisik, audiobook adalah jembatan yang bagus. Mendengarkan cerita saat bepergian atau berolahraga membantu melatih imajinasi dan fokus mendengarkan. Setelah anak tergoda oleh alur cerita di audiobook, mereka seringkali termotivasi untuk mencari versi fisik bukunya.
Model Peran (Orang Tua dan Guru Sebagai Pembaca)
Anak-anak belajar dari contoh. Jika orang tua atau guru selalu terlihat membaca (bukan hanya scrolling ponsel), anak akan menginternalisasi bahwa membaca adalah kegiatan yang bernilai dan dilakukan oleh orang-orang hebat. Jadwalkan “Waktu Baca Keluarga” di mana semua anggota keluarga membaca buku mereka masing-masing dalam diam. ***