Oleh: Nenden Lia Amalia, S.Pd., S.Kom., M.Pd
(Kepala SMPN 3 Cisarua)
Adalah menarik saat menjadi bagian kegiatan OJT (on the job training) Pembelajaran Mendalam untuk Kepala Sekolah dengan tema Menyelaraskan Visi, Misi, dan Tujuan Pendidikan di Bandung Barat, Kamis (25/9/2025).
SMP Negeri 3 Ngamprah menjadi pusat kegiatan di atas. Kegiatan tersebut difasilitasi Balai Besar Guru dan Tenaga Kependidikan (BBGTK) Provinsi Jawa Barat dan Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung dengan menghadirkan para kepala sekolah untuk memperkuat penyelarasan visi, misi, dan tujuan (VMT) serta merancang rencana tindak lanjut berbasis inquiry kolaboratif.
Sejak pagi, suasana SMPN 3 Ngamprah terasa penuh semangat kolaborasi. Dengan arahan fasilitator, Ati Rosmiati, para kepala sekolah didorong untuk menelaah praktik baik dalam pengelolaan program serta strategi pembelajaran di satuan pendidikan. Rangkaian kegiatan terbagi ke dalam tiga sesi presentasi yang menyoroti pengalaman nyata sekolah-sekolah dalam menyelaraskan VMT dengan implementasi pembelajaran mendalam.
Pada sesi pertama, Kepala SMPN 3 Ngamprah, Ceceng Gunawan memaparkan praktik penyelarasan VMT. Ia menggambarkan bagaimana visi, misi, dan tujuan sekolah sebelum dan sesudah penyelarasan memberikan arah yang lebih terukur, terutama dalam mengaitkan program sekolah dengan kegiatan yang mendukung tercapainya VMT. Presentasi ini menjadi cermin bagaimana sekolah dapat berkembang melalui perencanaan yang matang dan sinergi antara visi pendidikan dengan implementasi nyata di kelas.
Penulis mendapat giliran di sesi kedua. Pada bagian ini, penulis berbagi pengalaman tentang proses penyelarasan VMT di SMPN 3 Cisarua. Penulis menekankan pentingnya partisipasi seluruh warga sekolah dalam merumuskan arah dan strategi bersama, sehingga visi dan misi bukan sekadar dokumen, tetapi benar-benar hidup dalam setiap aktivitas pembelajaran dan budaya sekolah.
Sementara itu, presentasi terakhir disampaikan oleh Nani Sulyani, Kepala SMPN 3 Parongpong. Ia menyoroti Rencana Tindak Lanjut (RTL) dalam kegiatan inquiry kolaboratif. Paparannya menggambarkan bagaimana RTL dapat menjadi pijakan konkret bagi sekolah untuk memperkuat kapasitas guru, meningkatkan mutu pembelajaran, serta menumbuhkan budaya reflektif dan kolaboratif di lingkungan sekolah.
Kegiatan Pembelajaran Mendalam untuk Kepala Sekolah ini tidak hanya bersifat teoritis, melainkan juga aplikatif. Melalui praktik berbagi pengalaman, diskusi reflektif, dan perencanaan strategis, para kepala sekolah diajak memperkuat peran mereka sebagai penggerak dalam menciptakan lingkungan belajar yang cerdas, berkualitas, dan berdaya saing.
Akhirnya, semoga hasil dari kegiatan ini tidak berhenti pada forum diskusi, melainkan mampu diimplementasikan di masing-masing sekolah. Dengan begitu, penyelarasan visi, misi, dan tujuan dapat benar-benar menjadi energi perubahan yang mendorong mutu pendidikan Bandung Barat menuju arah yang lebih baik. ***