
Oleh: Hj. Eni Haerini, M.Pd
(Kepala SMPN 4 Cipeundeuy)
Pada pembelajaran mendalam(PM) murid memiliki peran baru, yaitu: learning to learn atau memahami dan mengontrol proses belajar sendiri; relationship atau hubungan yang melibatkan interaksi, komunikasi, dan ikatan emosional; serta aspiratif yang artinya memiliki tujuan untuk dicapai.
Ketiga peran tersebut akan menentukan keberhasilan murid di masa yang akan datang karena jika hanya sekadar pintar saja tanpa adanya jalinan hubungan, maka kemampuan dalam berinteraksi dan komunikasinya akan sulit sehingga capaiannya kemungkinan besar akan kalah jauh oleh orang yang kurang pintar, tetapi memiliki relationship yang bagus.
Mengingat hal tersebut, penulis sebagai kepala sekolah sangatlah sering melakukan pembinaan tersebut. Hal ini dilakukannya pada saat menyampaikan amanat ketika menjadi pembina upacara, atau pada 10 menit terakhir siswa melakukan pembiasaan di pagi hari. Dengan pembinaan dari kepala sekolah yang berulang-ulang, siswa semakin memahami apa yang harus dilakukannya saat pembelajaran berlangsung agar apa yang dicita-citakannya kelak tercapai dengan sukses.
Penulis tidak pernah bosan melakukan pembinaan terhadap siswa ini mampu membuat sebagian siswa hafal terhadap peran barunya sehingga aplikasinya sudah mulai tampak dalam keseharian mereka. Anak-anak yang biasanya menyendiri sudah mau berbaur dengan yang lain. Anak yang biasanya tidak senang berkomunikasi sudah terlihat mengobrol dengan temannya,. Bahkan anak yang awalnya pendiam kini menjadi ceria.
Secara khusus, sering disampaikan peran baru murid yang bermasalah dalam akhlak. Hal ini menjadi obat yang mujarab karena mereka disadarkan bahwa mereka harus memiliki cara untuk mencapai tujuannya dan dengan kesalahannya. Kemungkinan besar kesuksesan yang menjadi impian siapa pun tak akan berhasil. Selain itu, mereka semakin intens melakukan komunikasi dengan kepala sekolah sebagai wujud dari “relationship” tadi. Semakin banyak murid yang berkonsultasi sehingga jalinan hubungan yang harmonis pun makin meningkat. Sekali merengkuh dayung dua tiga pulau terlampaui. ***