Deni Ramdani, M.Pd
(Kasubag Kepegawaian dan Umum Disperindag KBB)
Di saat santai dengan ditemani secangkir kopi bubuk, di balik jendela terlihat kondisi alam di luar sana yang tidak terlalu panas. Awan putih terlihat beriringan menutupi indahnya langit berwarna biru. Kemudian terasa hembusan angin memasuki ruangan. Tiba-tiba pintu ada yang mengetuk dengan suara lembut seperti ada tamu yang ingin berkunjung. Setelah pintu dibuka ternyata guru mengaji penulis. Kalau dilihat dari segi usia masih muda di bawah penulis, namun jika dikaitkan dengan agama beliau termasuk sosok yang bisa dihandalkan secara keilmuannya.
Singkat kata dalam obrolan tersebut terbersit bahwa sang guru minta ditemani untuk diantar ke satu tempat dengan mempergunakan sarana transportasi. Di dalam perjalanan, guru ngaji seperti sedang mengucapkan doa yang nyaris tidak terdengar. Dari raut wajahnya nampak sedang meratapi kesedihan.
Penulis baru menyadari ternyata duka menyelimuti setelah tiba di tempat tujuan. Ternyata gurunya meninggal dunia. Terlihat hilir mudik dan lalu lalang pengunjung cukup lumayan banyak. Di sana tampak para pelayat saling mengucapkan salam. Ada yang mengajak berjabat tangan saat berpapasan, kemudian ada juga yang melakukan kecupan tangan kepada yang dituakan pertanda kehormatan.
Dari kisah tersebut dapat diambil pelajaran bahwa adanya tata krama atau adab dalam masyarakat akan menumbuhkan dan terjalin rasa persaudaraan dan ikatan batin antar individu. Tanpa adanya tata krama atau adab dalam masyarakat, maka akan hilang rasa persaudaraan dan ikatan antar individu, karena hilang rasa hormat serta rasa cinta antara satu orang dengan yang lainnya. Bila hal ini terjadi maka akan hilang akhlak dari diri setiap individu dan mungkin akan menimbulkan kejahatan.
Adab merupakan bagian dari akhlak yang menuntun manusia untuk menjadi pribadi beradab. Adab juga merupakan hal yang penting dalam menumbuhkan rasa cinta terhadap sesama manusia. Hal ini berkenaan dengan aspek sikap dan nilai, baik individu ataupun hubungannya dengan sosial kemasyarakatan. Adab yang baik akan memberikan pengaruh dalam kehidupan. Adab secara menyeluruh terkait segala bentuk sikap, perilaku atau tata cara hidup yang mencerminkan nilai sopan santun, kehalusan hati, kebaikan, budi pekerti atau akhlak.
Jika dikaitkan dalam pendidikan formal dan nonformal, adab bagian dari pendidikan karakter yang bisa diimplementasikan oleh guru mata pelajaran, guru kelas terhadap muridnya. Implementasi pendidikan karakter bisa dilaksanan di saat proses pembelajan, baik sebelum atau setelah pembelajaran, bisa diluar ruangan atau di dalam ruangan. Hal ini tergantung dari suasana dan kondisi yang kemudian ditunjang dengan sisi keilmuannya.
Menurut rujukan yang penulis dapatkan dari Wikipedia, pendidikan karakter merupakan bentuk kegiatan manusia yang di dalamnya terdapat suatu tindakan yang mendidik diperuntukkan bagi generasi selanjutnya. Tujuan pendidikan karakter adalah untuk membentuk penyempurnaan diri individu secara terus-menerus dan melatih kemampuan diri demi menuju kearah hidup yang lebih baik.
Sementara Ilmu sebagai alat untuk menilai baik dan buruk, benar dan salah. Ilmu adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala tertentu di bidang pengetahuan. Kata Ilmu, atau ilmu pengetahuan memiliki pengertian usaha-usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan meningkatkan pemahaman dari berbagai segi ilmu, dari kenyataan yang di alami baik interaksi langsung maupun interaksi tidak langsung.
Akhirnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa ketika dikaitkan antara adab dengan ilmu pendidikan, adab lebih utama ketimbang ilmu, karena dengan adab akan menghasilkan murid yang berilmu. Sementara kalau ilmu yang lebih diutamakan mungkin akan menghasilkan murid yang berilmu tapi tidak beradab.***