Khairul Rizal Fasya Ramadhan
(SMP Negeri 2 Ngamprah)
Beni adalah seorang anak laki-laki yang baik hati. Ia berusia 13 tahun. Beni dikenal sebagai anak soleh karena setiap adzan berkumandang ia segera pergi ke masjid untuk melaksanakan sholat berjamaah.
Suatu pagi yang cerah, Beni disuruh oleh ibunya untuk membelikan bumbu masakan di supermarket seberang jalan raya. Di perjalanan, Beni melihat seorang kakek yang sedang duduk menyendiri dengan karung yang berisi botol plastik. Setelah diperhatikan ternyata kakek tersebut adalah pemulung yang suka ia lihat di sekitar perumahannya.
Beni ingin sekali menghampiri kakek itu karena terlihat lesu dan pucat. “Sepertinya kakek itu lapar,” gumam Beni dalam hatinya. Tapi ia ingat perintah dari ibunya. Dengan berjalan cepat Beni pun tiba di supermarket dan langsung membeli bumbu masakan yang diminta oleh ibunya.
“Sepertinya uang yang diberikan ibu masih ada kembalian. Mmmh aku belikan roti dan minum deh untuk kakek tadi,” kata Beni sambil melihat harga bumbu masakan dan uang yang diberikan ibunya. Ia pun segera bayar ke kasir dan berharap uangnya benar cukup sehingga ia bisa memberikan makanan dan minuman itu untuk kakek pemulung. Alhamdulillah uangnya cukup bahkan masih ada sisanya sehingga Beni merasa lega.
Keluar dari supermarket, mata Beni langsung mencari keberadaan kakek itu. Ternyata kakek pemulung belum pindah ke tempat lain. Ia pun menghampiri kakek tersebut untuk memberikan roti yang tadi dibeli.
“Terima kasih, Nak,” ujar kakek tersebut sambil memegang keresek yang diberikan Beni.
“Sama-sama, Kek,” jawab Beni sambil meninggalkan kakek tersebut karena sudah ditunggu oleh ibunya di rumah.
Beni pun pulang ke rumah dan langsung memberikan belanjaan dan uang kembalian kepada ibunya.
“Loh kok cuma segini kembaliannya, Ben? Sisanya mana?” tanya ibu heran.
“Tadi Beni lihat kakek pemulung sedang kelaparan Bu, jadi Beni belikan roti dan minuman. Maaf ya bu, Beni tidak izin dulu ke ibu,” jawab Beni dengan wajah takut.
“Ya ampun Beni, kamu memang anak yang baik. Ibu bangga sekali kepadamu karena sudah melakukan hal yang baik,” kata ibu sambil memeluk Beni.
…..
Keesokan harinya, Beni pun bertemu dengan kakek pemulung itu lagi di jalan, Kakek itu memanggil Beni dan Beni pun menghampiri kakek tersebut. Tanpa disangka kakek pemulung itu memberikan uang yang banyak kepada Beni. Beni menolaknya karena kemarin ia membantu kakek itu dengan ikhlas. Ia juga ingat pesan kedua orang tuanya jika menolong orang lain tidak boleh mengharapkan pamrih. Tapi kakek itu terus memaksa dan Benipun mengambil uang yang diberikan kakek.
“Terima kasih ya, Kek,” ucap Beni.
“Sama-sama, Nak. Kamu anak yang baik. Semoga cita-citamu tercapai,” jawab kakek sambil tersenyum lebar.
Hikmah yang bisa diambil dari cerita tersebut adalah kebaikan akan dibalas kembali oleh kebaikan sebaliknya kejahatan akan dibalas oleh kejahatan.
Profil Penulis.
Nama saya Khairul Rizal Fasya Ramadhan. Teman-teman biasa memanggil saya Rizal. Saya lahir di Ngamprah, 27 September 2008. Rumah saya di Kp. Rawa Tengah, Desa Tanimulya. Sekarang saya bersekolah di SMP Negeri 2 Ngamprah. Saya masuk di kelas 7E. Hobi saya adalah berenang. Menjadi pengusaha sukses adalah impian saya. Doakan ya semoga cita-cita saya bisa terwujud aamiin…