Oleh: Nining Sariningsih, S.Pd
(SDN 1 Cipongkor)
Adalah CIBATUCIP sebuah program yang sangat penting dilaksanakan di sekolah kami. Terlebih setelah terjadinya vandemi covid-19 anak-anak lebih suka bermain game dari pada membaca buku. Untuk menumbuhkan kembali minat baca anak, kami selaku guru, bersama rekan guru yang lain membuat sebuah program ini, agar setiap siswa dapat meningkatkan kompetensi diri sesuai dengan kodratnya, yaitu dapat mengembangkan budi pekertinya melalui literasi.
Program CIBATUCIP diselenggarakan untuk mendukung gerakan literasi nasional yang berdasarkan Peraturan Presiden RI No. 87 tahun 2017 tentang Penguatan Karakter. Kemudian, capaian PISA (Program for International Student Assesment di tahun 2018, di mana Indonesia menempati posisi 10 terbawah dari 79 negara yang berpartisipasi.
Selanjuntya, learning loss, dan pandemi covid -19 selama 2 tahun, mengakibatkan kompetensi para siswa menurun. Berikutnya adalah kenyataan yang terlihat di lingkungan sekolah, di mana anak lebih tertarik dengan bermain game dibandingkan dengan membaca buku. Terutama buku tema untuk satu orang satu buku, juga buku penunjang lainnya.
Dan yang tidak kalah pentingnya adalah sikap murid yang sangat berubah terasa sekali dibanding sebelum terjadi bencana covid-19, terutama dalam sikap, tingkah laku dalam pembelajaran.
Selain itu, seperti diketahui maksud pendidikan adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setingi-tingginya, baik sebagai manusia, maupun sebagai anggota masyarakat.
Maka sejalan dengan itu, guru sebagai pendidik mempunyai kewajiban untuk mengarahkan kembali ke situasi yang kurang positif menjadi lebih baik untuk menuntun muridnya supaya menjadi pribadi yang mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya sesuai dengan kodrat yang dimilikinya.
Adapun tujuan dari program di atas adalah menciptakan budaya membaca di sekolah dan masyarakat. Kemudian, meningkatkan pengetahuan dan wawasan dengan membaca berbagai macam informasi yang bermanfaat. Lalu, meningkatkan kepahaman seseorang terhadap suatu bacaan.
Selanjutnya, menumbuhkan kepercayaan murid ketika berbicara di depan kelas, menumbuhkan kepemimpinan murid, dan membuat seseorang bisa berfikir kritis dan kreatif dalam berkarya.
Program ini dilaksanakan setiap hari selama 15 menit sebelum pembelajaran dimulai. Untuk parade membacanya dilakukan satu minggu sekali pada hari selasa di depan kelas masing-masing.
Sedangkan untuk tagihan program, setiap siswa kelas 4, 5, 6 membuat sebua review berupa fishbone, AIH, Ychat atau info grafis, kemudian mempresentasikan hasil laporannya.
Untuk kelas bawah menuliskan judul, pengarang buku dan tokoh yang terlibat dalam bacaannya. Sedangkan untuk kelas tinggi, setelah dua atau tiga bulan, mereka berkaryawisata ke daerah terdekat untuk mengenal tempat wisata di daerah masing-masing. Setelah itu, mereka menumpahkan apa yang ditemukannya melalui cerita pendek, cipta puisi, cipta pantun atau cipta syair.
Capaian Program
Melalui program CIBATUCIP, setiap siswa diharapkan dapat lancar dalam memahami setiap makna bacaan. Kemudian, mereka lancar berbicara dalam setiap mata pelajaran dan dapat meningkatkan kompetensinya mejadi lebih baik.
Hal tersebut terbukti dengan adanya laporan yang dibuat oleh para siswa berupa Fishbone dengan kreasi sendiri melalui kata, kalimat dan mewarnai sesuai dengan karakter masing-masing. Juga, sebagian siswa sudah mulai lancar berbicara melalui presentasi laporan membacanya.
Simpulan
Program yang sudah dilaksanakan saat ini baru pada tataran membaca, menulis dan membuat laporan hasil bacaannya serta mempresentasikan hasil review bukunya. Namun, untuk tahapan yang lain dalam melaksanakan karyawisata dan menumpahkan hasil temuannya dalam bentuk cerita pendek, cipta puisi, cipta pantun dan cipta syair belum terlaksana secara konsisten.
Akhirnya, pelaksanan program CIBATUCIP sangat memerlukan kolaborasi yang sangat erat, agar dapat mencapai pada tahapan siswa dapat membuat cerita pendek, cipta puisi, cipta pantun dan cipta syair.***
Profil Penulis
Nining Sariningsih, lahir 9 Maret 1971 di Cipongkor. Tinggal di Kecamatan Cipongkor Kabupaten Bandung Barat. Guru kelas di SDN I Cipongkor sejak tahun 1996. Saat ini sebagai pengurus Kelompok Kerja Guru (KKG) di gugus 4, Ketua Ranting 4 PGRI Kecamatan Cipongkor, Ketua Komunitas Praktisi di SDN I Cipongkor. Pengurus GLS CIBATUCIP, Pembina Pramuka Penggalang Puteri di SDN I Cipongkor dan aktif di Majlis Taklim Assa’Adah Kp Ciporang Desa Neglasari Kecamatan Cipongkor.