Ngamprah (Newsroom). Dalam rangka Miéling Poé Basa Indung Sadunya (Memperingati hari bahasa ibu Internasional) yang jatuh pada hari ini, Minggu (21/02/2021), Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung Barat menghimbau para guru untuk menanamkan rasa cinta pada budaya Sunda kepada para siswa. Hari jadi ini mengingatkan kita, tentang keluhuran Budaya Sunda yang menjadi kebanggan orang Sunda.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung Barat (KBB), Asep Dendih, mengemukakan bahwa perlu segera para siswa kembali ngamumulé basa indung (mencintai bahasa ibu). Saat ini, sedikit sekali guru atau siswa yang memperdalam budaya Sunda. Banyak pula penutur bahasa yang enggan menggunakan bahasa daerah. Tentu ini menjadi suatu hal yang miris. Orang Sunda, sepatutnya menggunakan Bahasa Sunda dalam aktivitas kesehariannya.
“Wilujeng Miéling Poé Basa Indung sadunya, kanggo sadayana. Basa Sunda, Basa urang Sunda. Basa Urang sarerea. Basa nu luhung, nu jadi ciciren Urang Sunda. (Selamat memperingati hari bahasa ibu internasional. Bahasa Sunda , Bahasa orang Sunda, Bahasa kita semua. Bahasa yang luhur yang menjadi ciri orang Sunda). Kepada para guru dan siswa, cinta dan banggalah menjadi orang Sunda. Budayakan Bahasa Sunda dimanapun berada. Bahasa Sunda jangan sampai hilang dari turunan Sunda sendiri. Gunakan Bahasa Sunda dalam keseharian. Basa téh cicirén bangsa, leungit basana,ilang bangsana (Bahasa itu ciri suatu bangsa, hilang bahasa maka hilang bangsanya),” tutur Asep.
Sementara itu, Sekretaris Disdik KBB Ma’mun Hidayat mengatakan lembaga internasional UNESCO menetapkan tanggal 21 Februari sebagai International Mother Language Day atau Hari Bahasa Ibu Internasional. Ketetapan ini yang kemudian menjadi rujukan diperingatinya hari bahasa ibu di berbagai belahan dunia.
“Guru harus memperkenalkan pengajaran Basa Sunda kepada para siswanya. Selain UNESCO, Pemerintah Provinsi Jawa Barat sendiri, telah menetapkan Perda No. 14 Tahun 2014, sebagai revisi Perda No. 5 Tahun 2003 yang berisi tentang pemeliharaan bahasa, sastra dan aksara daerah. Sudah semestinya, sebagai orang sunda, kita harus bangga dengan bahasa ibu kita, bahasa Sunda. Kita harus ngamumulé Basa Sunda ” tutur Ma’mun.
Di sisi lain, Kepala Bidang SMP Disdik KBB, Asep Nirwan mengungkapkan, bahwa jika sebelum Masa Pandemi, biasanya sekolah-sekolah, meriah memperingati Poé Mieling Basa Indung Sadunya.Berbagai lomba digelar diantaranya lomba dongeng Sunda, puisi sunda, kawih sunda, baju adat sunda, masakan sunda, sisindiran, dan banyak lagi lomba lainnya. Hal ini berhubungan dengan kecintaan pada budaya Sunda.
“Miara Basa Sunda téh, ngajungjung darajat bangsa (Memelihara Bahasa Sunda, Menjunjung derajat bangsa). Jangan sampai Bahasa Sunda Hilang atau punah dari orang Sunda sendiri. Bahasa Sunda itu, bahasa yang luar biasa. Penghormatan dan saling menghargai dari yang muda ke yang tua, atau sebaliknya. Bahkan, penerapan bahasa ke hewan pun berbeda,” ungkap Asep Nirwan.
Hal senada dikatakan oleh Kasi BPTK Bidang SMP, Samid Rusmana bahwa kita senantiasa membiasakan diri untuk membelajarkan para siswa, atau anak-anak muda, untuk mempelajari dan menerapkan budaya Sunda, terutama bahasanya. Fenomena kurangnya anak muda yang berasal dari Suku Sunda, menggunakan bahasa ibunya, sudah marak terlihat. Tidak hanya di kota, tapi sudah merambah ke pedesaan di Jawa Barat.
“Jangan sampai orang Sunda tidak tahu bahasa Sunda. Sudah saatnya, ngarumat, ngamumulé, mekarkeun tur ngawanohkeun basa jeung budaya Sunda ka para nonoman Sunda, sangkan budayana teu luntur ku waktu, teu laas ku mangsa, sarta salawasna ngancik dina jati diri (Memelihara, mencintai, mengembangkan, dan mengakrabkan bahasa dan budaya Sunda kepada anak muda Sunda, agar budaya sunda lestari sepanjang zaman, serta selalu mengakar pada diri anak muda Sunda,” tandas Samid.***
Berita: Dian Diana