Berita : Elis Lisnawati
CILILIN-(NEWSROOM) Letak sekolah yang cukup jauh dari keramaian dan berada di daerah terpencil dengan akses jalan yang sulit dijangkau, sangat kental terasa ketika akan menuju SMPN Satap Lembang Cililin. Moda transportasi ojeg merupakan satu-satunya alat transportasi umum yang bisa digunakan. Kendaraan ojeg ini menghubungkan akses jalan Cililin-Rancapanggung ke lokasi sekolah. Cara lain bisa ditempuh dengan berjalan kaki, tetapi akan memakan waktu tempuh yang cukup lama dan melelahkan.
Namun semua lelah akan terbayar dengan pemandangan alam yang begitu mempesona sepanjang perjalanan. Suasana asri pemandangan pedesaan terlihat jelas dengan pepohonan yang begitu memanjakan mata kita. Di sini kita bisa menghirup udara segar nan alami tanpa polusi. Hembusan angin yang menerpa wajah, menjadi energi baru untuk bisa melanjutkan perjalanan hingga bisa sampai ke lokasi. Hamparan sawah menghijau menjadi pemandangan gratis yang menyejukkan mata. Kicauan burung yang sesekali terdengar menambah alaminya alam ini ditambah gemericik air yang mengalir di sepanjang parit kecil menjadi saksi perjalanan yang cukup berliku.
“Dengan segala keterbatasan yang ada, SMPN Satap Lembang Cililin mampu berdiri kokoh sekokoh pegunungan yang menopangnya hingga kegiatan belajar mengajar bisa berjalan lancar tanpa kendala. Keterbatasan bukan menjadi kendala untuk bisa maju, tapi dengan keterbatasan yang dimiliki telah mampu menunjukkan eksistensi sekolah dengan realitas di lapangan yang tidak dimiliki oleh sebagian besar sekolah negeri lainnya dengan sarana dan prasarana yang lebih lengkap,” ungkap Agus Solihin selaku Kepala Sekolah SMPN Satap Lembang Cililin, Jumat (23/11/18).
Lebih jauh Agus mengungkapkan bahwa, dibutuhkan tekad yang kuat, komitmen dan dedikasi dari setiap tenaga pendidik dan kependidikan yang ditugaskan di SMPN Satap Lembang ini dalam memajukan dunia pendidikan. Karena nyatanya, banyak anak di sana yang haus akan ilmu, butuh akan pendidikan untuk bisa mengubah dirinya ke arah yang jauh lebih baik. Di mana pada awalnya SMPN Satap Lembang masih menumpang di bangunan SD, tetapi puluhan anak bisa melanjutkan sekolahnya ke jenjang yang lebih tinggi yakni SMP. Kebutuhan akan pendidikan mereka terpenuhi tanpa harus mencari sekolah yang jauh dari tempat tinggalnya walaupun dengan sarana dan prasarana seadanya.
Agus menambahkan, meski sekarang sudah memiliki bangunan sendiri untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar, bukan berarti sarana dan prasarana sudah memadai. Bangunan yang ada cukup untuk memenuhi ruang kelas siswa sebanyak 6 rombel dari tiga tingkat. Kebutuhan mereka akan lapangan olahraga, ruang perpustakaan, ruang laboratorium baru sebatas impian yang suatu saat semoga bisa terwujud. Bahkan ruang guru pun sebagai tempat yang cukup penting keberadaannya belum dimiliki. Dengan terpaksa harus menyewa rumah warga agar proses kegiatan belajar mengajar bisa berjalan lancar.
“Tiga orang PNS dan 17 orang guru tidak tetap, menjadi modal terbesar bagi kami untuk dapat melaksanakan aktivitas rutin di sekolah hingga bisa berjalan sebagaimana mestinya,” papar Agus lagi kepada tim Newsroom di sela kegiatan Maulid Nabi Muhammad SAW tahun 1440 Hijriah yang bertema “Rasulullah Is Always In Our Mind”.
Segenap warga SMPN Satap Lembang Cililin memiliki rasa optimis yang besar untuk bisa menjadikan sekolahnya lebih baik, lebih maju dan mampu melahirkan generasi yang berkualitas sesuai visi sekolah CARIB (Cerdas, Asri, Religius, Integritas, Berbudaya). Visi sekolah religius bisa terlihat dari kegiatan yang dilaksanakan jumat pagi itu, dimana semua warga sekolah terlibat dalam kegiatan tersebut. Kegiatan yang dikemas apik dengan memberdayakan siswa dan meng-eksplore kemampuan siswa jelas terlihat dalam setiap kegiatan. Lomba baca Al-Qur’an, lomba adzan, lomba membuat nasi tumpeng dan tak lupa ceramah keagamaan yang berisi keteladanan Nabi Muhammad SAW, menjadi pembelajaran yang syarat akan makna.
“Itulah bukti bahwa bagaimanapun keadaannya, kami tetap bisa menjalankan program sekolah dengan kondisi seadanya, tanpa menghilangkan essensi dari kegiatan tersebut.” Pungkas Agus.