Dadang A. Sapardan
(Kabid Pengembangan Kurikulum, Disdik Kab. Bandung Barat)
Sejalan dengan satuan pendidikan telah masuk pada tahun pelajaran baru, pada ranah pendidikan berkembang harapan akan pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas. Timbulnya keinginan tersebut berkenaan dengan telah sangat lamanya pembelajaran didominasi dengan pola pembelajaran jarak jauh (PJJ) melalui moda dalam jaringan (daring), luar jaringan (luring), atau kombinasi daring dengan luring. Belum lagi, beberapa waktu yang lalu Kemendikbud begitu optimis dengan rencana untuk melakukan penerapan kebijakan PTM terbatas paling lambat pada awal tahun pelajaran baru. Bersamaan dengan masuknya pada moment tahun pelajaran baru tersebut, penyebaran Covid-19 terus meluas, sehingga harapan melaksanakan PTM terbatas harus dikesampingkan terlebih dahulu.
Penerapan kebijakan PJJ dilatari dengan upaya penerapan prinsip kesehatan dan keselamatan menjadi prioritas utama dalam penetapan kebijakan dan penyelenggaraan pendidikan serta mengarah pula pada prinsip pertimbangan tumbuh kembang dan hak anak selama pandemi Covid-19. Kedua prinsip tersebut menjadi perhatian para pemangku kebijakan dalam penerapan kebijakan pendidikan.
Pelaksanaan PJJ dengan rumah sebagai basis pelaksanaan pembelajarannya telah menimbulkan berbagai permasalahan penyerta. Permasalahan penyerta yang ditimbulkan oleh penerapan kebijakan tersebut di antaranya tampilan prestasi siswa tidak sesuai dengan ekspektasi yang diharapkan sebelumnya karena dalam pelaksanaan PJJ tidak menutup kemungkinan terjadinya learning loss—hilangnya kesempatan siswa untuk belajar karena berkurangnya intensitas interaksi dengan guru melalui pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM).
Untuk menyikapi semakin meluasnya siswa yang mengalami learning loss, para pemangku kebijakan perlu mencari jalan keluarnya. Dalam konteks ini, salah satu pemangku kebijakan pada tataran teknis adalah para guru. Mereka dituntut untuk memeras energi dengan melakukan inovasi dalam implementasi pembelajaran yang di lakukannya. Salah satu inovasi pembelajaran yang dapat diterapkan di antaranya melalui penerapan metode flipped classroom. Penerapan metode ini dapat dilakukan pada saat satuan pendidikan diberi kesempatan untuk melaksanakan PTM terbatas.
Sekalipun pemberlakuan PTM terbatas masih terkendala dengan pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang salah satu kebijakannya mengharuskan pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan moda daring, tidak salahnya para guru sudah mempersiapkan metode yang memungkinkan untuk diterapkannya. Hal itu harus dipersiapkan karena PTM terbatas hanya mentolelir paling banyak 18 siswa yang dapat melaksanakan pembelajaran di dalam kelas. Selebihnya harus melaksanakan pembelajaran dengan moda daring atau luring.
Flipped classroom adalah salah satu model atau metode belajar yang meminimalkan pembelajaran langsung dari guru. Dalam prosesnya, siswa mempelajari materi pelajaran terlebih dahulu di rumah, sedangkan kegiatan pembelajaran di kelas hanya berupa pengerjaan tugas, berdiskusi tentang materi pelajaran, atau pemecahan masalah yang belum dipahami saat belajar di rumah. Model belajar flipped classroom pada dasarnya adalah pembalikan aktivitas pembelajaran. Aktivitas yang biasa dilakukan di kelas—pada pembelajaran konvensional—dilaksanakan di rumah, sedangkan aktivitas yang biasa dilaksanakan di rumah—pada pembelajaran konvensional—dilaksanakan di kelas.
Model flippe classroom pertama kali diperkenalkan oleh J. Wesley Baker pada tahun 2000. Model pembelajaran ini mengkombinasikan pembelajaran di dalam kelas dan pembelajaran di luar kelas dengan tujuan untuk memaksimalkan kegiatan pembelajaran. Dalam penerapannya, guru berposisi sebagai fasilitator yang mengemas materi pembelajaran dalam bentuk digital berupa video untuk dipelajari siswa di rumah sehingga siswa sudah lebih siap belajar ketika pelaksanaan PTM.
Dalam kondisi keterbatasan, guru dapat mengganti bentuk pembelajaran melalui video dengan bentuk lain, seperti buku, modul, atau bahan cetak lainnya. Bahkan, bagi sekolah yang memiliki radio atau televisi pemancar sendiri, dapat memanfaatkan perangkat ini untuk menopang pembelajaran. Namun, pemanfaatan radio atau televisi memiliki keterbatasan ruang dan waktu, tidak sepertinya pemanfaatan buku, modul, atau bahan cetak lainnya sebagai sumber belajar. Hakikat dari pembelajaran ini adalah menyiapkan kepemilikan pengetahuan dasar dari setiap siswa, sehingga pada saat pelaksanaan PTM, mereka telah siap mengerjakan tugas, berdiskusi, atau memecahkan permasalahan yang disodorkan oleh guru.
Melalui penerapan metode flipped classroom, pelaksanaan PTM terbatas dimungkinkan akan mengarah pada pelaksanaan pembelajaran yang benar-benar esensial dalam upaya membangun pengetahuan siswa. Aktivitas yang dilakukan siswa saat pelaksanaan PTM lebih diarahkan pada pendekatan student center oriented dengan guru sebagai fasilitatornya.
Sebagai pelaku utama pembelajaran, setiap guru sudah sangat familiar dengan konsep bahwa pembelajaran merupakan proses konstruksi atau konstruktivisme. Konstruktivisme merupakan pemahaman bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit yang hasilnya diperluas melalui konteks terbatas (sempit) dan tidak sekonyong-konyong. Esensi dari konstruktivisme ini adalah siswa harus menemukan dan mentransformasikan suatu informasi kompleks ke situasi lain, dan apabila dikehendaki, informasi ini menjadi milik mereka sendiri. Dengan demikian, pembelajaran harus dikemas menjadi proses merekonstruksi bukan menerima pengetahuan sehingga siswa membangun sendiri pengetahuan mereka melalui keterlibatan aktif dalam proses pembelajaran. Dalam kondisi seperti ini, upaya tersebut dapat dilakukan dengan penerapan metode flipped classroom.
Alhasil, dalam situasi seperti ini, setiap satuan pendidikan dengan guru sebagai motor penggeraknya harus berinisiatif untuk berinovasi dalam melaksanakan pembelajaran. Inovasi dari setiap guru dibutuhkan dalam upaya meminimalisasi terjadinya learning loss yang diakibatkan oleh penerapan pola PJJ saat menghadapi pandemi Covid-19. ****Disdikkbb-DasARSS.
Hai admin tulisan yang anda buat benar-benar baik, saya mengharap dapat mendapati pemberitahuan atau up-date kembali dari artikel ini, terima kasih.