Berita: Nuni Fitriarosah
NGAMPRAH-(NEWSROOM). SMPN 4 Ngamprah menggelar acara peringatan Hari Aksara Internasional yang jatuh pada 8 September. Kegiatan yang juga merupakan rangkaian penutupan Tantangan Membaca Bandung Barat (TMBB) 2019, dilanjutkan dengan pemberian sertifikat untuk siswa TMBB, pemberian donasi buku dari Kepala Sekolah dan guru untuk perpustakaan sekolah, juga diakhiri dengan pemberian reward untuk siswa, Rabu (11/09/19).
Kepala SMPN 4 Ngamprah, Agus Muhyidin mengungkapkan bahwa berakhirnya TMBB bukan berarti lunturnya semangat berliterasi. TMBB harus disikapi dengan meningkatnya semangat membaca, dan meningkatkan kemampuannya ke level yang lebih tinggi.
“Meski TMBB 2019 telah berakhir, namun bukan berarti semangat berliterasi luntur. Justru dengan selesainya TMBB 2019 adalah awal dari rencana-rencana ke depan untuk lebih meningkatkan kemampuan literasi di level selanjutnya,” ungkap Agus Muhyidin saat membuka kegiatan.
Seperti diketahui bahwa setiap 8 September dicanangkan oleh United Nations Educational, Scientific Cultural Organization (UNESCO) sebagai Hari Aksara Internasional. Tujuan pencanangan ini adalah untuk mengingatkan masyarakat internasional akan pentingnya melek aksara bagi individu, komunitas, dan masyarakat. Serta mengingatkan perlunya upaya yang intesif dalam upaya pemberatasan buta huruf. Hari Aksara Internasional turut diperingati oleh Kemendikbud.
Lebih jauh diungkapkan bahwa Kemdikbud memiliki sejunlah program untuk mengentaskan buta aksara. Program tersebut tidak hanya mengajarkan baca-tulis, namun juga dilaksanakan program lanjutan seperti program pendidikan Keaksaraan Usaha Mandiri (KUM) dan Program Multi-keaaksaraan. Program Kemulti-aksaraan berorientasi pada pemeliharaan keaksaraan dengan fokus pada enam literasi dasar, yaitu literasi baca tulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi digital, literasi finanisal dan literasi budaya dan kewargaan. Jadi literasi tidak hanya sekedar baca tulis, tetapi juga ada lterasi lain yang bertujuan agar siswa melek literasi lain.
Di sisi lain, Asep Sunarya, guru PAI, di depan siswa mengutip Al-Qur’an surat Al-‘Alaq ayat 1-5; Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan pelantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya, menyatakan bahwa perintah baca-tulis telah dicanangkan sejak 14 abad lalu. Ayat di atas adalah bukti tentang pentingnya baca-tulis.
“Perintah baca-tulis telah ada sejak 1400-an tahun lalu. Wahyu pertama ini telah Allah turunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Artinya baca-tulis adalah hal yang paling utama dipelajari bagi manusia. Hal inilah yang harus selalu terpatri dalam diri kalian, khususnya sebagai pelajar. Membaca adalah kunci ilmu pengetahuan, dan menulis adalah upaya melestarikan ilmu pengetahuan. Membaca dan menulis adalah satu kesatuan. Percayalah akan ilmu ilahiyah ini, kesuksesan akan menghampiri,” katanya.
Sementara itu, Kepala Perpustakaan, Yenli Sestri setelah menerima donasi buku dari kepala sekolah dan guru menuturkan bahwa hal tersebut dapat menambah minat siswa dalam membaca.
“Telah diketahui bahwa buku bacaan populer untuk siswa di perpustakaan ini memang masih belum memadai, belum seimbang dengan jumlah siswa yang hampir mencapai 500 siswa. Saya yakin, siswa akan lebih bersemangat datang dan meminjam buku ke perpustakaan. Semoga daya baca siswa lebih meningkat..Terima kasih pada pihak-pihak yang telah berdonasi,” tutur Yenli.
Peringatan Hari Aksara tersebut membuat Nafaati Aliyah, salah seorang peraih siswa terkreatif dalam me-review bacaan sangat terkesan. Menurutnya, reward tersebut akan memantik semangat siswa lainnya untuk lebih berkreasi.
“Saya sangat senang mengikuti TMBB ini. Selain saya menyukai tantangan, saya juga ingin menambah pengalaman dalam membaca. Awalnya juga saya tidak begitu tertarik membaca namun karena saya adalah anak muda, saya ikut tertantang melakukan hal positif apalagi membaca adalah sesuatu yang tidak terlalu sulit, jadi kenapa saya tidak mencobanya. Saya juga tidak menyangka masuk dalam kategori kreatif, padahal itu saya lakukan karena saya tidak punya crayon/pensil warna jadi saya membuat hal lain. Saya membuat hal baru, yaitu membuat warna sendiri dari bahan yang telah ada. Jadi untuk teman-teman kalian harus yakin bila ada keinginan jangan beralasan karena tidak punya bahannya. Dunia ini mempunyai sesuatu untuk mengganti sesuatu,” kesan Aliyah.
Senada dengan Aliyah, Neng Diah Juliani yang juga meraih penghargaan sama mengungkapkan bahwa capaian ini lebih memotivasinya untuk membaca.
“Saya sangat senang mengikuti Tantangan Membaca Bandung Barat ini. Terima kasih pada Ibu Lia Mulyati selaku pembimbing TMBB saya. Awalnya saya tidak begitu tertarik dengan kegiatan TMBB ini karena saya tidak suka membaca. Saat bulan Februari awalnya saya ingin megundurkan diri tetapi teman-teman telah memberi motivasi kepada saya. Delapan bulan sungguh tak terasa, dan sampai saat ini karena adanya kegiatan TMBB ini saya sangat termotivasi untuk membaca buku. Semangat saya sangat membara sekali. Terima kasih SMPN 4 Ngamprah, terima kasih juga untuk guru pembimbing. Salam Literasi. Buka Buku buka Dunia,” ungkapnya.
Agus Muhyidin sangat mengapresiasi kegiatan ini. Ditandaskannya bahwa walaupun TMBB telah selesai, tetapi siswa harus memilik target selanjutnya, dengan meningkatkan kemampuan membaca dan lebih produktif dalam menulis.
“Tantangan membaca 21 buku telah selesai, siswa harus memiliki target selanjutnya, misalnya tingkatkan lagi membacanya. Dan produktif lagi menulisnya, sebagaimana yang selama ini telah dilatih saat menulis review dalam TMBB. Teruslah bersemangat!,” pungkasnya.***
Editor: Adhyatnika GU