Oleh : Dadang A. Sapardan
(Kabid Pend. SMP Disdik Kab. Bandung Barat)
Hampir lebih dari tiga bulan terakhir ini pemerintah memberlakukan pembatasan aktivitas pada sebagian besar ranah kehidupan, baik sosial, ekonomi, budaya, dan ranah kehidupan lainnya. Strategi dan kebijakan yang merupakan langkah antisipatif untuk melakukan penekanan agar pandemi Covid-19 tidak meluas terus dilakukan oleh berbagai pihak di bawah komando Pemerintah. Bebarapa strategi dan kebijakan yang dilakukan, semisal mewajibkan setiap orang untuk melakukan physical distancing, mengurangi aktivitas sebagian besar masyarakat di luar rumah, melarang masyarakat untuk berkumpul pada satu tempat yang sama, menggunakan masker saat berada di luar rumah, dan berbagai kewajiban lain yang harus dipatuhi masyarakat. Guna mengantisipasi penyebarluasan Covid-19 ini pun, pemerintah menerapkan strategi yang cukup frontal, dengan menerapkan pelarangan mudik saat puasa dan Hari raya Idul Fitri serta menerapkan kebijakan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) pada daerah-daerah tertentu yang tergolong wilayah rawan penyebaran atau termasuk zona merah.
Kenyataan tersebut merambah pula pada ranah pendidikan. Pikiran dan energi pengelola pendidikan beserta orang tua siswa dicurahkan untuk mengantisipasi fenomena penyebaran Covid-19. Antisipasi yang dilakukan pada ranah pendidikan adalah merumahkan siswa dan guru, sehingga mereka tidak dapat melakukan aktivitas pembelajaran seperti yang biasa dilaksanakannya. Mereka diminta melakukan pembelajaran dari rumah dengan pola pembelajaran jarak jauh (PJJ). Langkah penerapan PJJ tersebut merupakan upaya yang dilakukan stakeholder pendidikan agar tidak terjadi kejumudan pembelajaran di tengah pengambilan kebijakan pembelajaran dari rumah.
Pola pembelajaran jarak jauh yang saat ini dapat berlangsung, dilakukan oleh siswa dan guru melalui dua moda utama, yaitu moda dalam jaringan (daring) dan luar jaringan (luring). Kedua moda ini menjadi langkah tepat yang dapat dilakukan sekolah untuk menyelenggarakan pola pembelajaran jarak jauh.
Pola belajar jarak jauh ini tidak sedikit pula melahirkan permasalahan dalam pelaksanaannya, karena kepala sekolah, guru, siswa, dan orang tua siswa tidak memiliki waktu yang cukup banyak untuk mempersiapkan diri. Mereka harus secara sontak dapat mengimplementasikan pola pembelajaran ini, sehingga secara tiba-tiba harus mengubah haluan dalam pembelajaran, dari pola pembelajaran tatap muka langsung menjadi pola pembelajaran jarak jauh. Dengan demikian, minim sekali kesiapan yang dimiliki oleh seluruh ekosistem sekolah guna melaksanakan pembelajaran jarak jauh.
Sekalipun demikian, pola pembelajaran ini haruslah tetap berjalan untuk menghindarkan diri dari lahirnya kejumudan dalam proses pembelajaran. Sehingga keberlangsungannya diwarnai pula dengan proses pencarian langkah tepat oleh seluruh ekosistem sekolah.
Fenomena Pembejalaran Jarak Jauh
Mengacu pada beberapa penelaahan selama ini, terhadap fenomena pembelajaran jarak jauh yang diterapkan oleh sekolah, moda utama yang digunakan dalam proses pembelajaran adalah moda daring. Namun, untuk melaksanakan moda daring ini terkendala oleh minimnya sumber daya, sehingga tidak semua siswa dan guru dapat melaksanakan pembelajaran dengan moda ini. Alhasil, untuk mengatasi kendala tersebut langkah yang dilakukan adalah melaksanakan pembelajaran dengan moda luring sebagai alternatif akhirnya.
Pembelajaran dengan moda daring yang jadi strategi utama pembelajaran ternyata tidak dapat dilakukan secara optimal karena adanya keterbatasan kepemilikan perangkat android yang support untuk melakukan pembelajaran. Tidak semua siswa dan orang tua siswa memiliki perangkat demikian. Hal itu tidak terjadi di pedesaan tetapi terjadi pula diperkotaan. Karena itu, langkah yang dapat dilakukan sekolah adalah dengan menggunakan moda luring. Pemanfataan moda lurung ini harus dilakukan, sekalipun dibayang-bayangi kekhawatiran akan adanya penyebaran Covid-19. Namun, antisipasi yang dilakukan dalam pembelajaran dengan moda luring ini adalah setiap unsur yang terlibat di dalamnya harus tetap mengedepankan protokol pencegaran penyebaran Covid-19.
Untuk lebih memastikan guna mengambil kebijakan dalam melaksanakan pembelajaran jarak jauh, beberapa langkah bisa dilakukan oleh sekolah, terutama kepala sekolah sebagai pucuk pimpinannya. Langkah ini patutu diambil sebagai upaya untuk mendorong efektifitas penerapan kebijakan pembelajaran jarak jauh, sehingga sekalipun saat pandemi Covid-19 semua siswa dapat mengisi waktu di rumahnya dengan melakukan pembelajaran.
Sekolah dimungkinkan untuk menugasi wali kelas atau guru kelas guna menginventarisasi siswa yang dapat melaksanakan pembelajaran dengan moda daring atau moda luring. Langkah pertama yang dilakukan wali kelas atau guru kelas adalah mendata siswa atas kepemilikan perangkat android yang support untuk pelaksanaan pembelajaran dengan moda daring. Ketika siswa yang diinventarisasi ternyata memilki perangkat demikian, pembelajaran dengan moda daring dapat dilakukan.
Ketika hasil inventarisasi, ternyata menemuka siswa yang tidak memiliki perangkat android, langkah yang dilakukan oleh wali kelas atau guru kelas adalah menelusuri kepemilikan android oleh orang tuanya masing-masing. Orang tua siswa pemilik perangkat yang dimaksud dapat dijadikan media penghubung dengan siswa. Siswa demikian dapat ditetapkan untuk melaksanakan pembelajaran dengan moda semi daring, yaitu materi dari guru dikirimkan kepada siswa melalui orang tua siswa masing-masing.
Saat hasil inventarisasi menemukan siswa dan orang tua yang siswa tidak memiliki perangkat android, langkah yang dilakukan wali kelas atau guru kelas adalah mengidentifikasi kedekatan tempat tinggal siswa dengan siswa lainnya yang melaksanakan pembelajaran daring atau semi daring. Dengan demikian, siswa yang tidak memiliki perangkat android dapat meminta materi pada teman yang rumahnya relatif dekat.
Langkah yang dilakukan terhadap siswa yang sama sekali sulit mengakses materi pembelajaran lewat moda daring atau semi daring adalah menetapkan siswa tersebut melakukan pembelajaran dengan moda luring. Upaya yang dilakukan sekolah adalah menentukan penghubung yang dapat menjadi media penyampaian materi dari guru, sekaligus menerima hasil pekerjaan dari siswa. Kalaupun ada kesulitan dalam penetapan penghubung ini, sekolah bisa meminta orang tua siswa untuk mengambil materi pembelajaran dari sekolah.
Upaya pembelajaran dengan moda luring ini memang cukup beresiko terhadap upaya pencegahan penyebaran Covid-19. Sekalipun demikian, seluruh unsur yang terlibat dalam moda pembelajaran luring harus tetap menerapkan protokal pencegahan penyebaran Covid-19 dalam melakukan aktifitasnya.
Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran jarak jauh yang dikoordinasikan oleh sekolah dimungkinkan dapat mengatasi kejumudan pembelajaran di tengah merebaknya pandemi Covid-19. Karana itu, semua pihak yang terlibat dalam pola pembelajaran ini dituntut untuk melakukan upaya optimal agar semua siswa dapat melakukan pembelajaran, baik melalui moda daring, maupun moda luring. Pihak-pihak yang dituntut untuk memberi kontribusi terhadap keterlaksanaan pembelajaran ini, di antaranya kepala sekolah, guru, siswa, dan orang tua siswa. Sebagai bagian dari ekosistem sekolah, mereka harus memiliki kesamaan visi untuk turut serta mendorong keterlaksanaan pembelajaran dalam masa pandemi Covid-19.
Simpulan
Dari paparan di atas, dapat ditarik konklusi bahwa pandemi Covid-19 pada ranah pendidikan perlu disikapi dengan menerapkan perubahan pola pembelajaran. Pola pembelajaran yang dapat dilakukan dalam suasana seperti ini adalah pola pembelajaran jarak jauh dengan menggunakan daring dan lurung sebagai modanya. Kedua moda tersebutlah yang dapat diterapkan saat ini. Untuk menerapkan kedua moda tersebut ternyata menghadapi beberapa permasalahan, di antaranya kesiapan sumber daya, terutama kesiapan perangkat pendukungnya. Sekalipin demikian, sekolah dituntut untuk melakukan terobosan yang tepat guna mengatasi kendala tersebut.
Beberapa langkah dapat dilakukan untuk mengatasi kejumudan atas pelaksanaan pembelajaran jarak jauh yang dilakukan siswa. Namun, langkah tersebut akan dapat terealisasi bila didukung secara optimal oleh seluruh ekosistem sekolah yang terlibat di dalamnya.**** DasARSS.
Insyaa Alloh
Mudah mudahan dapay tercairka suasana yang sudah cukup lama begini ini.
Mudah mudahan kreatifitas bermunculan untuk menaklukkan nya.
Bismillah….
Mantap! Tulisan inspiratif antisipasi kejumudan pembelajaran jarak jauh. Mudah2an Covid-19 cepat berlalu! Aamiin Ya Robbal Alamin
Cerdas