Padalarang (Newsroom). Sejumlah sekolah di Bandung Barat mengikuti Sosialisasi Simulasi Skala Besar (SSB) Asesmen Kompetensi Minimun (AKM). kegiatan yang diselenggarakan oleh Bidang Pendidikan SMP Dinas Pendidikan Kab. Bandung Barat tersebut, diikuti oleh seluruh proktor dari 80 SD dan SMP yang menjadi piloting project, diselenggarakan di SMP Krida Utama Padalarang, Kamis (26/11/20).
Kepala Bidang Pendidikan SMP Disdik KBB, Dadang A. Sapardan, dlam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan di atas merupakan salah satu upaya pihaknya untuk meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan. Menurutnya, program Asesmen Nasional yang menggunakan teknologi digital, harus disikapi oleh semua pihak dengan meningkatkan kemampuan IT tim masing-masing. Sehingga dengan penguasaan teknologi tersebut akan mampu mengatasi permasalahan yang mumgkin akan muncul.
“Sosialisasi ini merupakan upaya Dinas Pendidikan Kab. Bandung Barat untuk meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan. Oleh karena itu, program AKM yang menggunakan teknologi IT, harus disikapi oleh semua pihak dengan meningkatkan kemampuannya. Sehingga pada waktunya akan berjalan sesuai dengan program,” sambutnya saat membuka resmi kegiatan.
Ditambahkannya juga bahwa setiap sekolah harus mempersiapkan sejak awal program Asesmen Nasional. Sehingga akan menghasilkan output dan outcome, yakni siswa lulusan yang dapat dibanggakan.
Lebih jauh disampaikannya bahwa, sekitar 80 sekolah jenjang SD dan SMP di lingkungan Dinas Pendidikan Kab. Bandung Barat akan mengikuti kegiatan SSB pada 1 dan 8 Desember 2020. Kegiatan tersebut bertujuan untuk mengukur kesiapan sekolah-sekolah dalam menghadapi Asesmen Nasional.
Dadang mengingatkan bahwa Asesmen Nasional merupakan pemetaan mutu pendidikan untuk seluruh sekolah, madrasah, dan program kesetaraan jenjang mulai dari tingkat dasar sampai tingkat menengah. Menurutnya, terdapat tiga bagian penting dalam asesmen di atas, yakni Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) yang dirancang untuk mengukur hasil belajar kognitif (literasi dan numerasi) siswa.
Berikutnya adalah Survei Karakter yang dirancang untuk mengukur capaian belajar siswa dalam bidang sosial emosional berupa pilar karakter dengan tujuan untuk mencetak Profil Pelajar Pancasila.
Sementara yang terakhir adalah Survei Lingkungan Belajar yang bertujuan untuk mengevaluasi dan memetakan aspek pendukung kualitas pembelajaran di lingkungan sekolah.
Dadang menandaskan bahwa apabila sebelumnya ujian akhir nasional digunakan untuk menguji hasil belajar siswa sebagai syarat kelulusan, maka Asesmen Nasional dapat dikatakan melakukan pengujian secara lebih luas. Menurutnya. hal ini dilakukan dengan tujuan melakukan pemetaan dasar dari kualitas pendidikan yang nyata ada di lapangan.
“Sebelumnya ujian akhir nasional digunakan sebagai syarat kelulusan, maka Asesmen Nasional lebih luas. Tujuan utamanya adalah untuk pemetaan dasar dari kualitas pendidikan di sekolah-sekolah,” tandasnya. ***
Berita: Adhyatnika Geusan Ulun
Foto eksklusif newsroom.