Oleh: Dian Savitri, S.Pd.
(Guru Bahasa Inggris SMPN 5 Cipongkor)
Menghadapi siswa malas mungkin sudah menjadi santapan hampir semua guru. Mulai dari malas mengerjakan pekerjaan rumah, malas berkegiatan di sekolah, bahkan malas masuk sekolah. Poin terakhir adalah masalah yang cukup mengganggu. Bagaimana tidak, penulis sendiri merasakan kebingungan luar biasa ketika ada siswa yang sering tidak masuk dan bisa sampai berhari-hari tanpa alasan yang jelas. Kunjungan ke rumah siswa menjadi jalan yang sering ditempuh. Jadi, bagaimana cara mengatasi siswa seperti itu?
Tidak dipungkiri banyak faktor yang memengaruhi sifat malas pada siswa. Pertama, lingkungan tempat tinggal. Keluarga memegang peranan penting pada tumbuh kembang anak. Ketika dukungan penuh diberikan untuk bersekolah, tentunya anak memiliki motivasi dalam diri untuk belajar. Sebaliknya, jika orang tua tidak terlalu mendukung anak sekolah, seperti misalnya pemikiran, ‘untuk apa anak perempuan sekolah tinggi-tinggi kalau akhirnya masuk dapur juga’, otomatis anak pun berpikiran sama. Sering ditemukan orang tua yang meminta anak untuk membantu di kebun, mengantar ke pasar, atau menjaga adik ketimbang pergi ke sekolah.
Faktor ke dua, lingkungan sekolah. Sudahkah anak merasa nyaman di sekolah? Indikator nyaman bukan berarti harus merasakan fasilitas lengkap. Aktivitas monoton di sekolah dapat memicu kebosanan anak sehingga dia berpikir untuk membolos daripada berada di dalam lingkungan sekolah. Tidak sedikit siswa yang pergi ke sekolah, nyatanya tidak sampai di sekolah.
Bagaimana dengan anak yang tidak ingin melanjutkan sekolah? Setamat SMP mereka memilih bekerja. Baik anak laki-laki maupun perempuan, lebih memilih tidak melanjutkan sekolah. Apa yang mereka kerjakan? Menjadi asisten rumah tangga, ikut saudara di proyek bangunan. Menurut saya tidak ada yang salah dengan keputusan tersebut. Kembali pada dukungan keluarga, itupun bukan murni kesalahan mereka. Tentu jika Anda mengetahui atau menghadapi hal seperti ini, penulis yakin konseling akan dilakukan kepada mereka. Namun masih saja ada anak yang tidak tertarik sekolah. Bukan tidak mungkin mereka kembali bersekolah setelah lama vakum di dunia kerja.
Inilah perlunya mengenalkan berbagai macam keterampilan kepada anak sejak dini. Fungsinya adalah agar mereka memiliki daya saing tinggi. Di sisi lain juga sangat bermanfaat bagi anak yang sisi kognitifnya tidak cukup baik. Bukankah tidak ada anak bodoh di dunia ini? Setiap anak memiliki kelebihan masing-masing. Contoh sederhananya, seorang anak memilih tidak bersekolah dan bekerja sebagai tukang bangunan. Nah, bagaimana caranya agar ia menjadi seorang tukang bangunan yang berbeda dari orang lain? Misalnya ia mampu memasang paving block lebih cepat dari yang lain dengan akurasi dan presisi yang sesuai, tidak miring dan bergelombang. Penulis ungkapkan demikian karena profesi ini nyata, dan memiliki standar upah yang tinggi.
Kemudian bagi siswa putus sekolah yang benar-benar tidak mau menempuh pendidikan formal, pemerintah perlu hadir, misalnya melalui Balai Latihan Kerja (BLK). Penulis katakan tidak mau bersekolah formal adalah bagi mereka yang tidak memahami pentingnya pendidikan. Berapa kalipun guru memotivasi dan berdiskusi dengan orang tua, tetap saja mereka tidak mengacuhkan. Nah, BLK sangat mungkin dilaksanakan di kecamatan atau desa ketika jarak ke ibukota kabupaten terlampau jauh. Di sini, akan ada banyak tenaga muda terampil yang dapat dilatih. Bukan tidak mungkin mereka bisa membuka lapangan kerja bagi orang lain.
Menurut hemat penulis, mengintegrasikan keterampilan di dalam setiap mata pelajaran merupakan poin penting di era ini. Guru bisa memotivasi dan mengarahkan siswa untuk menjadi seperti apa, namun jalan kehidupan tetap ada pada genggaman mereka sendiri. Namun bukan berarti kita lepas tangan terhadap masa depan penerus bangsa. Selalu ada solusi untuk setiap masalah, dan pendidikan non-formal pun layak diperhitungkan.*
(Editor Newsroom: Adhyatnika GU)
Biodata Penulis
Dian Savitri, lahir 28 tahun yang lalu di Kudus dan sekarang tinggal di Bandung Barat.
Sejak 2017 ditugaskan sebagai Guru Bahasa Inggris di SMPN 5 Cipongkor Bandung Barat. Pernah berkelana ke Ende, Nusa Tenggara Timur sebagai guru Bahasa Inggris (juga) di SMKN 6 Ende. Peran reporter kampus pun pernah dilakoni ketika masih berstatus mahasiswa, dan beberapa kali mengirim liputan kegiatan ke Harian Kompas. Penerjemah (freelance) sejak 2015 sampai sekarang.
IG: @deeansavitri
Assalamu’alaikum..Bu Dian Savitri, sy tertarik dengan tulisan ibu karena sy mengalami sendiri anak yg sdh tdk mau bersekolah..sebetulnya bukan tdk mau bersekolah, cerita nya panjang sebetulnya Bu..hehehe..
Intinya adalah sekarang anak sy sehrusnya kelas 3 SMP namun tahun ini tdk sekolah dan masih di rumah..saat kelas 1 SMP dia mondok di Sukabumi dan hanya bertahan 1 tahun katanya tdk betah dan malas utk sekolah..akhirnya ay memutuskan utk masuk ke sekolah alam yg kurikulumnya bebas..sekolah Aqil baligh di Purwokerto, sejenis sekolah alam yg lebih banyak praktek dr pd teori juga terjun langsung ke lapangan kerja dan masyarakat..tp itu pun hanya bertahan 2 bulan, kemudian katanya mau mondok lagi aja..yg tahfidz, kemudian sy masukkan lg ke rumah tahfidz yg ada di purwokerto juga..dan itu pun hanya bertahan 1 tahun juga, dia nggak betah lg..dan akhirnya skrg plg ke rumah di Jakarta.
Sampai saat ini sy masih bingung menentukan pendidikan yg tepat utk dia..atau menentukan langkah apa yg harus sy ambil..sy berencana utk membukan usaha atau jualan dan sambil melanjutkan dengan kejar paket B
Namun sy masih belum punya pandangan langkah konkrit nya
Semoga ibu Savitri bisa membantu sy dengan memberikan masukan..terima kasih
Wassalamu’alaikum
Wa alaikum salam.. ijin bantu jawab .. mudah mudahan manfaat ..
Mungkin di tanyakan penyebab pada sang anak kenapa tidak mau skolah nya Bu?
Dari penyebab yg di katakan anak tersebut. Barulah org tua mengarah ke tempat yg anak sukai untuk berskolah.
Dari penjelasan ibu, anak nya lebih dominan ke skolah agama. Mudah2an ttp berlanjut dan menjadi anak sholeh.
Perihal pindah pindah.. apakah anak ibu tipe yg dominan untuk tidak betah an type..atau bosanan.
Nah dr type itu pun org tua bisa mengarah, menasehati bahwa perlu biaya , waktu dan tenaga untuk proses pindah pindahm. Penjelasan org tua mudah mudahan dpt dimengerti anak.
Assalamulaikum Bu.. Maaf Bu, saya dengan Hana dari Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (BP2D) Provinsi Jawa Barat. Kebetulan kami sedang ada penelitian terkait angka putus sekolah. Kami tertarik dengan cerita Ibu dan mohon izin kami bermaksud untuk bertanya-tanya lebih lanjut untuk keperluan penelitian ini. Jika berkenan, Ibu dapat chat saya di 08562065142. Terima kasih Bu..
Assalamualaikum buk cerita ibu bagus tp saya mau bertanya buk tp bisa chtingan buk apa SMS blh kah buk 🙏
Anak saya kelas 3smp samaa 6sd..karna kegilaan game mereka ga mau sekolah.. Saya bingung hrs bagaimana? Tolong dibantu ya…makasih sebelum nya
Assalamualaikum bu, saya tamat smp tahun kemarin. Saya tidak bisa melanjutkan ke SMA, karna faktor sekolah terlalu jauh dari rumah dan orang tua tidak mengizinkan, saya juga sudah mencari bangku kosong tapi semua bangkus penuh. Tahun ini saya ingin daftar lagi ke jenjang SMA. Apakah bisa begitu bu? Dan apabila bisa apa saja yang harus saya siapkan. Semoga di jawab ya bu, terimakasih
Banyak sangat anak Indonesia sudah putus sekolah karena ekonomi keluarga yang parah.
Kalaupun ada bantuan pemerintah, sudah terbukti hanya mengcover sepersekian persen saja, itupun lebih banyak tidak tepat sasaran.
Sampai sekarang belum ada perubahan maju, malah mundur makin banyak anak putus sekolah karena harus bantu mencari secuil nasi kualitas paling rendah di bumi.
Hanya satu masalahnya
Ekonomi ekonomi dan ekonomi
Assalamualaikum bu, saya sekarang anak SMA kls 11 Semester 2, pada bulan januari saat pelajaran masih menggunakan tahap belajar online, saya sekeluarga sedang dalam masalah,saya dari tasikmalaya keluarga saya pindah ke bali, saya pikir pelajaran sekolah saya akan tetap berjalan, tapi setelah saya tiba di bali guru saya menyatakan ofline saat pandemi corona, saya bingung harus bagaimana saya gak mungkin pulang kembali, dan saat itu saya memutuskan untuk curhat kepada wali kelas saya tentang masalah keluarga saya yang berharap wali kelas saya bisa memaklumi saya dan membantu mencari jalan keluarnya.
Tapi saat itu wali kelas saya merespon dengan sangat singkat untuk memberi saya saran keluar sekolah saja, disaat itu saya sangat kecewa, dan saya tertekan karena masalah keluarga saya, dan keluarga saya jadi tidak mendukung saya sekolah, dan sekarang sudah bulan april akhir saya tidak tau saya sekolah atau tidak, tapi saya benar-benar inginbtetap sekolah, ketika tetangga yang bertanya tentang sekolah saya selalu gugup dan rasanya ingin menangis kecewa terhadap keluarga saya dan wali kelas saya.
Bagaimana pendapat ibu apa saya masih bisa mempunyai peluang untuk sekolah atau tidak, jika masih ada peluang saya tidak tau keluarga saya bisa membantu saya kecuali pihak lain yang bisa membantu saya.
Sekian, dan terima kasih
sejak bulan maret sampai mai anak saya tak masuk sekolah..setelah dua bulan berkeinginan lagi sekolah..apa bisa di terima oleh pihak sekolah??
selamat pagi kak dian..
saya setuju kalo itu cuma karna faktor malas, karna anak malas bisa kita beri masukan supaya mereka faham pentingnya sekolah.
akan tetapi kalo faktornya lain misalnya seperti saya.
yang dipaksa oleh keadaan.
anak saya trmasuk anak yang pintar selalu mendapat peringat 3 besar.
dan waktu itu salahnya salahnya saya menyekolahkan dia di sekolah swasta yg mayoritas menengah atas.
karna saya fikir mampu, saat kelas 1 sd anak saya baru juga masuk suami saya kena PHK.
Sedangkan saya cuman bertumpu pada suami saya.
saya masih bisa lewati smpe kelas 2 sanggup bayar spp yg waktu itu setiap bulannya 530.
di semester 2 pada bulan agustus siap implek watu itu saya ingat sekali.
anak saya tiba* dipulngkan dari sekolah hanya karna belum membayar spp 3 bulan beserta adminnya.
saya merasa kecewa sedih dan smpe berfikir saya itu ibu macam apa sampe sekolah anak seperti ini.
saya bilng sama kepseknya. bu kalo pun saya sudah tidak sanggup bayar kluarkan saja surat DO biar anak saya bisa melanjutkan sekolah kembali di negri.
dari pada anak saya dirumah seperti ini tidak boleh sekolah.
tapi ibu kepseknya tetap tidak akan mngeluarkan surat pindah kalo uang spp 3 bulan itu tidak dibayarkan.
saya frustasi mau kemana …
sampe saya lelah akhirnya anak saya ga sekolah smpe skrng ini.
saya sudah coba daftar negri smua tidak mau terima karna nama anak ini masih trdftar di skolah lain.
saya mau minta solusi untuk ini kak…
mohon bantuannya…
terimakasih.
assalammualaikum bu,saya kan sekola ngga di lanjut,kalo di lnjut harusnya skrng kls 10 tapi saya pen di lanjut sekola lagi apakah bisa bu?
tapi saya pen lngsung kls 10
Bu maaf saya amira saya smp kelas 7 tapi udah ada kendala sering gak masuk sekolah karena gak ada yang mengantar dan cari orang pun susah apa lagi buat ke sekoalah harus ngojek gak ada ojek nganter ke sekoalah jarak dari rumah samapai sekolah juga jauh kalo jalan kaki juga gak sampai ke sekolah karena jauh mohon minta solusinya agar
Saya pengen seblak
Assalammualaikum saya Bambang Rahmadi umur 16 tahun yg seharusnya
sudah masuk kelas 1 SMK tapi malah putus sekolah semenjak kelas 1 SMP. Awalnya pas baru pertama kali masuk SMP rajin banget, tapi semua itu berubah sesaat saya dan orang tua saya memutuskan untuk pindah rumah. Yang tadi nya lingkungan ramah jadi buruk. Rencana saya tahun ini mau masuk kesekolah lagi tapi umur sudah menua dari yg lain, Apa tanggapan ibu tentang keadaan saya sekarang? Apa karna pengaruh sosial/pengaruh lingkungan yg buruk. Saya masih pusing memikirkan untuk sekolah kembali atau tidak mohon di jawab :’)