GUNUNGHALU-(NEWSROOM). SMP Negeri 1 Gununghalu Kab. Bandung Barat menggelar nonton bareng film G-30 S/PKI. Kegiatan yang diikuti oleh seluruh warga sekolah tersebut dilaksanakan di aula sekolah, dalam rangka memperingati hari Kesaktian Pancasila yang jatuh setiap 1 Oktober, dengan tujuan menanamkan nilai-nilai nasionalisme dan patriotism kepada siswa. Selasa (01/10/19).
Imam Pujiono selaku wakil kepala SMPN 1 Gununghalu mengungkapkan bahwa kegiatan tersebut selain bertujuan di atas juga memberikan pemahaman kepada siswa tentang kebiadaban Partai Komunis Indonesia (PKI) yang ingin menggantikan ideologi Pancasila dengan Komunis, serta menculik dan membunuh para jenderal.
Disampaikan pula kepada warga sekolah agar selalu berhati-hati akan bahaya latin komunis, serta senantiasa meningkat persatuan dan kesatuan guna terciptanya kedamaian negara berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Di sisi lain, Yukyuk Rukmana, Wakasek Humas, menegaskan bahwa film sejarah perjuangan bangsa yang sudah banyak dilupakan oleh generasi sekarang adalah sejarah perjuangan menumpas pemberontakan PKI yang dikenal dengan G-30S/PKI. Oleh karena itu kegiatan ini bertujuan agar siswa lebih menhgenal, menghayati, menghargai dan mengambil pelajaran dari sejarah perjuangan bangsanya.
Ditandaskan pula, bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa perjuangan para pahlawannya. Jas Merah (jangan sampai melupakan sejarah).
Seperti diketahui, pengkhiatan G- 30 S/PKI bukan merupakan pertama kali dilakukan oleh PKI. Pada tahun 1926 dibawah pimpinan Muso, PKI telah mengadakan pemberontakan kepada pemerintah Hindia Belanda, namun gagal.
Setelah melarikan diri ke Uni Soviet (Rusia, red), Muso bersama Nyono dan kawan-kawan, kembali ke tanah air saat Indonesia merdeka. Bersama Komisi Komunis Internasional (Komintern)-nya berusaha merebut Indonesia dari tangan nasionalis, dan melancarkan aksinya pada 1948, namun gagal. Muso ditembak mati, sementara Nyono kembali ke Uni Soviet.
Pemberontakan PKI yang ke tiga terjadi pada 1965. Dengan berbagai propagandanya berupaya untuk mengganti idieologi Pancasila, yang puncaknya dengan menculik para petinggi ABRI yang difitnah melakukan makar. Namun atas pertolongan Allah, Negara kesatuan Republik Indonesia berhasil selamat dari pengkhiatan tesebut, dan tetap berdiri hingga sekarang.***
Berita: Adhyatnika GU
Sumber Berita: Bunbun Burdah Ependi, M.Pd