
NGAMPRAH-(NEWSROOM)–Kepala Dinas Pendidikan Kab. Bandung Barat, Imam Santoso mengungkapkan bahwa tugas setiap sekolah adalah meminimalisasi terjadinya kenakalan siswa yang masuk pada kategori remaja. Upaya tersebut harus menjadi konsentarsi sekolah dengan seluruh stakeholder pendidikan. Pencegahan terhadap terjadinya kenakalan tersebut mutlak perlu dilakukan sejak dini oleh berbagai pihak, yaitu sekolah, orang tua siswa, dan masyarakat di bawah koordinasi Dinas Pendidikan.
“Tugas sekolah bersama seluruh stakeholder pendidikan adalah meminimalisasi terjadinya kenakalan yang dilakukan siswa,” papar Imam dalam sambutan pembukaan pada Sosialisasi Pencegahan Kenakalan Remaja yang disampaikan oleh Kepala Bidang Pendidikan SMP, Dadang A. Sapardan di Hotel Endah Parahyangan (27/2/20).
Selanjutnya, disampaikan pula bahwa sebagai lembaga yang memiliki tugas pokok untuk menyiapkan generasi masa depan bangsa, sekolah bersama seluruh stakeholder pendidikan dapat bekerja sama dan berperan aktif guna menekan terjadinya kenakalan yang dilakukan siswa masing-masing. Tidak dipungkiri bahwa beberapa kejadian yang merupakan indikasi kenakalan siswa sering terjadi. Langkah yang dilakukan adalah dengan memberi pemahaman komprehensif kepada seluruh siswa sehingga mereka paham akan resiko yang ditimbulkan oleh perbuatannya.
“Berbagai kejadian yang merupakan indikasi kenakalan siswa, tidak jarang terjadi di sekolah, sebagai lembaga pendidikan, sekolah harus memberi pemahaman komprehensif terhadap hal itu,” ungkap Imam.
Di lain pihak, Kasi Kesiswaan SMP, Sri Heryanti mengungkapkan bahwa penyelenggaraan Sosialisasi Pencegahan Kenakalan Remaja diikuti oleh peserta yang terdiri atas siswa SMP se-Kab. Bandung Barat. Karena keterbatasan yang dimiliki, jumlah peserta yang mengikuti kegiatan hanya sebanyak 125 orang. Mereka mendapat berbagai materi yang diharapkan dapat membuka wawasannya terkait dengan fenomena kenakalan remaja di lingkungan sekolah. Berbagai materi disampaikan oleh berbagai narasumber dari unsur kompeten, yaitu dosen perguruan tinggi, motivator pendidikan, kepolisian, pengawas pembina, serta guru inovatif wawasan. Para narasumber mengupas berbagai kajian tentang prilaku siswa yang mengarah pada bentuk kenakalan siswa/remaja. Seluruh narasumber mengajak kepada para peserta untuk menjauhi perilaku demikian, sebab tidak ada manfaat yang diperoleh darinya, bahkan yang terjadi biasanya kerugian. Selepas kegiatan sosialisasi, siswa diharapkan memiliki pemahaman kuat tentang pencegahan kenakalan remaja dan selanjutnya mendiseminasikan kepada teman-teman mereka di sekolahnya masing-masing.
“Melalui kegiatan ini, kami harapkan siswa mendapat pemahaman komprehensif tentang kenakalan siswa/remaja, serta dapat mendiseminasikannya di sekolah masing-masing,” ungkap Sri.
Berita: DasARSS.