Adalah menarik saat kita menuangkan ide dan gagasan dalam bentuk karya tulis. Namun, terkadang kita sering tidak mengindahkan sejumlah langkah penulisan artikel, sehingga hasilnya kurang optimal.
Menurut para jurnalis, terdapat langkah-langkah penulisan artikel yang harus diperhatikan oleh kita, para calon penulis, yaitu:
- Menemukan ide
- Menetapkan angle
- Mengumpulkan bahan tulisan
- Kerangka tulisan
- Menulis
- Editing
- Publikasi
Menemukan Ide
Seperti diketahui, tanpa ide, menulis adalah pekerjaan yang mustahil; seseorang tak bakal kesulitan menggoreskan kata apa pun. Menurut Ernest Hemingway, seorang novelist, menggambarkan situasi “selembar kertas kosong” itu sebagai keadaan paling menakutkan dalam pekerjaan menulis.
Sebenarnya, menemukan ide bukanlah hal ruwet yang harus selalu dicari-cari. Sering ide datang sendirinya di sela aktivitas sehari-hari. Maka, catat ide yang muncul. Misalnya, ketika kita berada dalam perjalanan, atau sedang bekerja, membaca, berbincang, menghadiri seminar, dan menonton. Entah menarik entah tidak, itu perkara nanti. Sering pula ide yang pertama kali muncul belum solid, berantakan dan tidak runtut. Tak mengapa, yang penting tulislah dulu.
Menetapkan Angle
Langkah selanjutnya adalah memilih satu saja aspek dari ide yang paling menarik dan penting yang diperoleh. Inilah yang disebut angle, yaitu membidik suatu persoalan hanya dari satu sudut pandang. Angle harus jelas, jernih, dan tajam. Agar mudah, rumuskan angle dalam kalimat tanya. Gunakan unsur 5W+1H, yaitu who, what, when, where, why, dan how. Dan, supaya bisa merumuskan angle secara jitu, kita perlu memahami kompleksitas persoalan dan menguraikannya secara sistematis. Hal ini membutuhkan data awal yang kuat dan relatif lengkap.
Mengumpulkan Bahan Tulisan
Seberapa pun bagusnya, ide hanya akan menjadi pepesan kosong jika tak diikuti penggalian bahan atau reportase. Seorang wartawan, atau penulis bisa menggunakan tiga senjata untuk mengumpulkan bahan: riset, observasi dan wawancara.
Kerangka tulisan
Kerangka tulisan atau outline tulisan akan membantu penulis atau wartawan dalam dua hal: memetakan kronologi peristiwa, data yang dibutuhkan, serta informasi utama lain (berupa kesan atas narasumber hingga referensi tertulis) dan mengalirkan cerita jurnalistiknya. Di tahap ini kita dapat memberikan gambaran dengan angle apa tulisan bisa disusun, model lead (paragraf pertama) yang dirasa menarik, meletakan urutan peristiwa agar tak menimbulkan data yang bias, hingga menutupnya dengan kesimpulan yang menggigit.
Menulis
Tahap berikutnya adalah menuliskan semua bahan yang telah terkumpul, berdasarkan ide dan angle yang tajam. Tuliskan dengan bantuan kerangka yang telah dibuat agar tulisan tak melantur. Dalam tahap ini, penulis tak perlu terlalu memikirkan detail-detail kecil yang bisa mengganggu fokus penulis. Tuliskan saja, kesalahan-kesalahan kecil dan detail bisa diperbaiki di tahap berikutnya, yaitu editing atau penyuntingan. Tapi bukan berarti penulis berhak menulis dengan sembarangan.
Editing
Editing atau penyuntingan tak hanya bertujuan menajamkan isi berita dengan gaya bahasa tertentu, tapi juga membuat berita jadi menarik. Di sejumlah media, tulisan harus memenuhi semua persyaratan, berisi, enak dibaca dan perlu, sesuai dengan aturan Tempo. Jika sudah selesai, tulisan harus diperiksa aspek kebahasaannya. Tak berhenti di situ, tulisan diuji kembali dalam proses proof reading untuk mengecilkan resiko kesalahan dalam tulisan.
Publikasi
Tahap terakhir adalah menyebarkan hasil karya tulisan ke pembaca. Jangan ragu-ragu dan malu untuk menyebarkan tulisanmu, mulai dari orang-orang di sekitar. Anda bisa mendapatkan masukan dan komentar dari orang-orang di sekitar, dengan begitu Anda bisa memperbaiki dan terus menulis lebih baik lagi. Sebarkan seluas-luasnya, agar gagasan atau informasi yang kita sampaikan dapat disimak oleh publik.
Akhirnya, mari kita tuangkan ide dan gagasan kita dalam bentuk karya tulis. Jangan ragu dan malu untuk senantiasa berbagi karya. Semakin rajin menulis, maka akan tampak pekembangan kemampuan menulis kita. ***