TINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU, SMPN 1 CIKALONGWETAN GELAR IHT

Berita: N. Mimin Rukmini

CIKALONGWETAN-(NEWSROOM). Kepala Bidang SMP Dinas Pendidikan Kab. Bandung Barat, Dadang A. Sapardan, mengungkapkan bahwa segala kegiatan pendidikan di sekolah diarahkan pada optimalisasi pembelajaran berbasis mutu, yang pada intinya, pendidikan sekarang disiapkan untuk menghadapi persaingan di masa depan dengan revolusi industri 4.0. hal tersebut disampaikan saat membuka secara resmi In House Training (IHT) Standar Penilaian Kurikulum 2013 di SMPN 1 Cikalongwetan, Senin (27/08/19).

“Sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 bahwa setiap satuan pendidikan wajib melakukan penjaminan mutu pendidikan. Penjaminan mutu pendidikan bertujuan untuk memenuhi atau melampaui standar nasional pendidikan. Dengan demikian, optimalisasi pembelajaran berbasis mutu pada setiap satuan pendidikan tidak boleh tidak, mesti dilaksanakan secara menyeluruh dan dengan penuh tanggung jawab,” ungkap Dadang.

Ditambahkan pula bahwa pembelajaran berbasis mutu pada intinya adalah pendidikan sekarang yang disiapkan untuk menghadapi persaingan di masa depan dengan revolusi industri 4.0. Berkaca pada keberhasilan pendidikan di Jepang, masih menurut Dadang, ada tiga  domain  utama pendukung keberhasilan pendidikan di negara tersebut, yakni adanya sinergitas antara sekolah, orang tua dan masyarakat (komite), sehingga akan memunculkan berbagai ide dan pemikiran bersama tentang bagaimana upaya untuk meningkatkan kemajuan sekolah. Berikutnya adalah peningkatan kompetensi guru melalui lesson study, untuk meningkatkan kinerja, baik dari sisi subtansi atau materi pembelajaran, maupun metodologi pembelajaran. Dan selanjutnya adalah adanya kekuatan manajemen (pengelolaan).

Lebih lanjut, Dadang memaparkan pula tentang kebijakan Kementerian Pendidikan saat ini. Kebijakan tersebut mengacu pada Penguatan Pendidikan Karakter (PPK), yang tentu saja harus diawali dari guru. Kemudian, Gerakan Literasi Sekolah (GLS), yang pada ujungnya adalah menghasilkan karya produktif dan inovatif, serta peningkatan kompetensi siswa, kompetensi yang dimaksud adalah kompetensi abad 21 yang mencakup ‘4C’ yakni, Critical Thinking,  Creativity dan innovative, Communicative, serta Collaborative. Kebijakan tersebut  diharapkan dapat diimplementasikan di tiap-tiap sekolah.

Sementara itu, Pengawas Pembina, Iwan Hermawan memaparkan tentang standar penilaian K-13. Materi yang menjadi inti pada IHT ini dilatarbelakangi oleh hasil monitoring dan evaluasi pelaksanaan kurikulum 2013 tingkat SMP pada 2014 yang menunjukkan bahwa salah satu kesulitan guru pada kurikulum 2013 adalah pada standar penilaian. Oleh karena itu tujuan utama kegiatan ini adalah memberikan pemahaman dan pelatihan tentang hal tersebut guna meningkatkan kualitas pembelajaran.

Di sisi lain, Kepala SMPN 1 Cikalongwetan, Sumargono sangat mendukung kegiatan IHT di sekolahnya. Menurutnya materi yang disampaikan narasumber memberikan pencerahan kepada guru. Diharapkan hal ini akan meningkatkan kinerja guru sekaligus prestasi siswanya.

“Saya bangga dan mengucapkan terima kasih kepada narasumber, peserta, dan panitia, atas terselenggaranya IHT yang diikuti peserta dengan semangat. Narasumber membawakan materi dengan suasana yang santai tapi serius serta menyenangkan. Semoga ini membuahkan hasil yang lebih baik bagi peningkatan kinerja guru serta menunjukkan profesionalitasnya yang secara langsung meningkatkan prestasi siswa di segala bidang,” tandas Sumargono.***

Sumber Berita : Ineu Maryani, M.Pd.

Editor : Adhyatnika GU