Reportase: Dian Diana, M.Pd.
CIHAMPELAS-(NEWSROOM). Dadang Nurjaman, Kepala SMPN 1 Cihampelas, mengungkapkan bahwa sekolah harus terus meningkatkan kualitas terbaiknya, agar siap menghadapi tantangan di era yang serba digital dan informasi yang super cepat, terutama berhadapan dengan revolusi Industri 4.0. Oleh karena itu, untuk menjawab hal tersebut pihaknya mengadakan In House Training (IHT). Kegiatan tersebut dimaksudkan agar guru semakin mengembangkan pembelajaran menarik, aktif, dan kreatif serta memasukkan keterampilan Abad 21, Penguatan Pendidikan Karakter (PPK), dan literasi dalam pembelajaran, Sabtu (07/09/19).
“Setiap zaman memiliki tantangan berbeda-beda. Para siswa sekarang ini dihadapkan dengan penggunaan media digital pada berbagai bidang kehidupan. Tentu saja ini menjadi tantangan bagi guru agar lebih bisa beradaptasi dengan penggunaan teknologi dalam pembelajaran,” ungkap Dadang Nurjaman.
Ditambahkan pula bahwa Ibarat sebuah pementasan seni di atas panggung, pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru di kelas akan sukses sesuai skenario, jika ruh semangat belajar menyentuh hati siswa. Dampak pembelajaran dapat mengantarkan siswa pada tingkat pemikiran dan kreativitas yang tinggi. Arahan dan bimbingan yang jelas dari guru memberikan peluang kepada siswa untuk menggali potensi yang dimilikinya. Sehingga, setelah pertunjukan berakhir, siswa merasa puas, terkesan, bahkan terinspirasi untuk melakukan hal-hal positif dalam kehidupannya sehari-hari.
Sementara itu, Pengawas Pembina, N. Yuli Ridhawati dalam presentasinya menegaskan bahwa guru merupakan pembelajar sejati. Kurikulum terus berubah sesuai dengan zaman. Guru pun harus beradaptasi dengan berbagai kemajuan teknologi. Pembelajaran yang mengandung Keterampilan Abad 21 menuntut guru untuk menyajikan pembelajaran yang menuntut siswa berpikir kritis, kreatif, komunikatif dan dan kolaboratif.
“Pendidikan pada Abad 21 merupakan pendidikan yang mengintegrasikan antara kecakapan pengetahuan, keterampilan, dan sikap, serta penguasaan terhadap Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Selain itu, kecakapan yang dibutuhkan dalam dunia pendidikan pada Abad 21 adalah keterampilan berpikir lebih tinggi (Higher Order Thinking Skills (HOTS) yang sangat diperlukan dalam mempersiapkan peserta didik dalam menghadapi tantangan global, agar di masa depan nanti dapat bersaing dengan negara lain,” tegas Yuli.
Di sisi lain, Endang Sutikno yang menyampaikan materi tentang Standar Penjaminan Mutu Internal (SPMI) menjelaskan bahwa raport mutu yang harus ditingkatkan setiap tahunnya, sehingga seluruh standar pendidikan di sekolah tercapai pada mutu yang sempurna. Kemudian menurutnya diperlukan kerjasama tim yang solid jika ingin mencapai tingkat mutu yang tinggi. Untuk itu Endang Sutikno menyarankan agar dibentuk kelompok yang masing-masing memiliki tanggung jawab per-standar. Hal tersebut dimaksudkan agar pencapaian mutu internal dapat optimal.
“Kita bagi saja per-standar dikerjakan oleh delapan kelompok. Masing-masing kelompok membuat rencana kegiatan yang diturunkan dari per standar, per indikator, dan sub indikator. Jangan lupa tuliskan tujuan perencanaan kegiatan tersebut. Kegiatan yang direncanakan sifatnya bukan hal yang mengawang-awang. Tapi, kegiatan yang betul-betul dapat meningkatkan mutu dan sangat diperlukan oleh sekolah. Intinya, keberhasilan pelaksanaan SPMI di SMPN 1 Cihampelas tergantung pada kerjasama dan komitmen yang kuat antar kelompok per standar,” ujar Endang.
Di lain pihak, Dian Diana, pemateri lainnya, mengemukakan bahwa guru harus mempertahankan semangat untuk membuat rencana pembelajaran yang memiliki ruh positif saat diterapkan dalam kegiatan belajar di dalam kelas. Setiap kegiatan pembelajaran yang dilakukan, tuangkan dengan detail dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Gunakan rancangan tersebut saat pelaksanaan, kemudian dari hasil umpan balik, perbaiki RPP tersebut agar pembelajaran lebih baik lagi. Akan ada perbedaan yang kentara, saat guru menggunakan RPP dengan yang tidak menggunakan RPP.
“Setelah mendapatkan materi tentang penyusunan RPP yang sesuai dengan tuntutan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses, diharapkan guru-guru di SMPN 1 Cihampelas termotivasi membuat perangkat pembelajaran yang baik dan benar. Mereka siap dan semangat menghadapi tahun ajaran baru dengan RPP yang dibuat oleh mereka sendiri. Walaupun tentu dicicil karena memakan waktu yang cukup lama pengerjaannya,” ungkap Dian.
Di sisi lain, Eman Sulaeman dalam presentasinya tentang Computer Based Test Beesmart, menyatakan bahwa Aplikasi Beesmart memudahakan guru dalam pelaksanaan tes. Kelebihan aplikasi ini, soal langsung ditayangkan pada screen di depan kelas dan gawai siswa. Siswa tidak perlu menggunakan kuota internet karena Beesmart menggunakan sistem jaringan komputer yang terhubung langsung ke laptop yang difungsikan sebagai server.
“Pada zaman serba digital ini, guru harus dapat memanfaatkan teknologi informasi. Salah satunya penggunaan tes berbasis komputer dengan aplikasi Beesmart. Selain penampilan soal mirip dengan UNBK yang dilaksanakan oleh pemerintah, kelebihan lainnya, kita bisa mencetak presensi siswa, denah tempat duduk, kartu ujian siswa, berita acara, hasil pengerjaan siswa, nilai, sekaligus analisis butir soal dari tes yang telah dilaksanakan,” tandas Eman.
Dadang Nurjaman mengapresiasi terselenggaranya kegiatan di atas. Harapannya agar guru dapat mengimplementasikannya dalam pembelajaran di kelas. Era digital harus dijawab dengan kesigapan guru dalam pembelajaran. Sehingga keberhasilan pembelajaran akan berbanding lurus dengan kesuksesan pendidikan di sekolah.***
Editor: Adhyatnika GU