Berita: Dasarss
NGAMPRAH, (NEWSROOM).- Pusat Kurikulum, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan lakukan penelitian implementasi STEAM (Science, Technologi, Enginering, Art, dan Mathematic) di Kabupaten Bandung Barat dengan mengambil sampel di SMP 1 Ngamprah, SMP 4 Ngamprah, dan SMP 4 Padalarang. Penelitian yang dikemas dalam judul Penelitian dan Pengembangan Model Project Based Learning Terintegrasi STAEM untuk Memperkuat Keterampilan Abad 21 tersebut akan dilaksanakan mulai bulan September sampai dengan November 2019.
Imam Santoso M.R., Kepala Dinas Pendidikan Kab. Bandung Barat mengungkapkan bahwa pelaksanaan penelitian pada beberapa sekolah jenjang SMP di Bandung Barat ini minimal akan sangat bermanfaat bagi pengembangan standar proses pada setiap sekolah. Lebih jauh lagi, kegiatan ini diharapkan dapat menjadi salah satu stimulan bagi sekolah sampel untuk terus berkonsentrasi pada upaya peningkatan mutu pendidikan, terutama mutu pendidikan di Kabupaten Bandung Barat. Peningkatan mutu harus terus didorong karena ruh dari penyelenggaraan pendidikan adalah menyiapkan lulusan menjadi SDM bermutu, sehingga mereka dapat survive dalam kehidupannya masa depan.
“Pelaksanaan penelitian yang menetapkan tiga sekolah jenjang SMP di Bandung Barat sebagai sampel ini minimal akan sangat bermanfaat bagi pengembangan standar proses,” ungkap Imam Santoso M.R. saat dimintai tanggapannya terkait pembukaan pelaksanaan penelitian, Senin, (9/09/2019).
Masih menurut Imam Santoso, melalui penelitian ini dimungkinkan unsur sekolah dan dinas pendidikan akan dapat memahami lebih jauh terkait implementasi STEAM pada jenjang SMP. Dengan demikian, model pembelajaran ini dapat diterapkan secara menyeluruh pada semua sekolah di Bandung Barat.
Nina Purnamasari yang mewakili tim peneliti dari Pusat Kurikulum mengungkapkan bahwa latar belakang dari pelaksanaan penelitian implementasi STEAM karena capaian hasil pendidikan belum memuaskan. Hal itu ditandai dengan raihan siswa pada tes PISA 2015 berada di posisi bawah negara-negara peserta. Hasil UN tahun 2018/2019 secara nasional masih pada posisi rerata 51,7. Perlu pembelajaran untuk melengkapi kompetensi abad 21. Pembelajaran STEAM dibutuhkan oleh siswa Indonesia untuk melatih keterampilan dan bakat mereka dalam menghadapi masalah abad 21.
Penelitian STEAM yang dilakukan untuk empat mata pelajaran, yaitu Matematika, IPA, Seni Budaya, dan Prakarya tersebut melibatkan masing-masing 2 guru pada setiap mata pelajaran. Guru dari keempat mata pelajaran tersebut akan melakukan pengintegrasian Project Based Learning (PjBL) dengan STEAM. Pengintegrasian tersebut dilakukan dalam upaya memperkuat keterampilan abad 21 pada jenjang SMP.
“Pengintegrasian Project Based Learning (PjBL) dengan STEAM tersebut dilakukan dalam upaya memperkuat keterampilan abad 21 pada jenjang SMP,” ujar Nina dalam paparannya di hadapan para guru dan kepala sekolah.
Pada kesempatan lain, Kepala Bidang Pendidikan SMP, Dadang A. Sapardan mengemukakan bahwa pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Pusat Kurikulum tersebut akan sangat bermanfaat bagi perkembangan pendidikan di Bandung Barat. Manfaat yang paling nyata adalah para guru yang menjadi sampel penelitian akan menjadi orang pertama yang memiliki pemahaman komprehensif terkait dengan implementasi STEAM pada jenjang SMP.
STEAM merupakan metodologi baru yang didorong untuk dilaksanakan sejalan dengan penyiapan siswa agar memiliki keterampilan abad 21. Karena itu, pelaksanaan penelitian tersebut dapat menjadi pemicu bagi perkembangan kualitas pendidikan di Bandung Barat.
“Saya sangat berterima kasih kepada tim dari Puskur, karena penelitian yang dilakukan dapat menjadi pemicu peningkatan kualitas pendidikan di Bandung Barat,” ungkap Dadang.***