Oleh: Iis Muliawati, S.Pd
(SDN 01 Cibogo Lembang)
Penulis diangkat menjadi PNS sejak tahun 2000, dan mendapat tugas di SDN 01 Cibogo. Sangat menarik, karena penulis alumni dari SD tersebut yang lulus pada tahun 1983. Jadi penulis sudah begitu mengenal tempat ini. Latar belakang, maupun lingkungan sekolah cukup strategis, karena terletak di pinggir jalan provinsi,yakni jalan Tangkuban perahu no 87.
Sebelum penulis diangkat menjadi PNS, awalnya penulis menjadi guru honorer di sekolah tersebut sejak 1995. Kini, penulis telah mengajar selama 27 tahun. Pengalaman mengajar selama 27 tahun tersebut membuat penulis berkeinginan untuk meningkatkan pengalaman karier ke jenjang lebih tinggi, yakni penulis ingin menjadi Kepala Sekolah. Sehingga ketika ada tes calon kepala sekolah pada bulan April 2021, penulis pun memberanikan diri untuk mengikuti tes tersebut. Mulailah penulis mengumpulkan sejumlah dokumen untuk persyaratan mengikuti tes calon kepala sekolah.
Selanjutnya, setelah semua persyaratan lengkap, penulis dinyatakan lulus administrasi. Kemudian, penulis diharuskan mengikuti tahap berikutnya, yaitu tes substansi, di mana dalam tes itu penulis mengikuti kegiatan selama 4 hari yang bertujuan untuk menilai kemampuan, kekuatan, kesanggupan dan daya kepemimpinan yang dimiliki oleh bakal calon kepala sekolah yang memungkinkan dapat dikembangkan.
Pengalaman yang menarik saat mengikuti tes substansi tersebut. Penulis begitu tegang, dan ‘deg-degan’. Hal ini dikarenakan tes inilah yang menentukan layak tidaknya seorang peserta lolos seleksi menjadi bakal calon kepala sekolah. Meskipun, setelah tahap tersebut masih terdapat tahap berikutnya, yaitu mengikuti pendidikan dan pelatihan (Diklat) calon kepala sekolah.
Alhamdulillah, penulis dapat menyelesaikan tes subtansi dan dinyatakan lulus, dan diharuskan mengikuti tahapan berikutnya. Namun, sesuai dengan peraturan baru bahwa untuk menjadi seorang kepala sekolah ada persyaratan yang harus ditempuh penulis, yakni memiliki sertifikat guru penggerak. Maka Diklat pun harus diikuti penulis, yaitu pendidikan calon guru penggerak.
Peraturan baru di atas, semula membuat penulis mulai ragu ketika harus mengikuti calon guru penggerak. Hal tersebut, mengingat usia penulis yang tidak muda lagi. Ditambah lagi dengan kemampuan penulis dalam bidang IT pun sangat ‘pas-pasan’. Padahal, persyaratan untuk mengikuti Diklat calon guru penggerak relatif membutuhkan kemampuan IT yang cukup mahir. Terlebih, banyak kegiatan dan tugas benar-benar menyita waktu.
Sementara itu, di tengah kegiatan Diklat calon guru penggerak yang begitu padat, penulis harus membagi tugas harian dengan kewajiban lainnya. Maklumlah, penulis juga seorang ibu rumah tangga dengan empat anak yang harus diperhatikan. Sungguh, penulis harus pandai-padai membagi waktu di antara kewajiban sebagai ibu di rumah, dengan tugas pokok dan fungsi penulis sebagai guru di sekolah. Semuanya penulis jalani di tengah program guru penggerak yang berlangsung selama sembilan bulan dengan penuh perjuangan dan pengorbanan tadi.
Namun, ternyata bukan hanya penulis saja yang ragu dan tidak percaya diri dalam mengikuti program guru penggerak tersebut. Banyak di antara rekan penulis yang mengalami kondisi sama. Dari situlah kami saling menguatkan, saling memotivasi untuk terus maju dan bersemangat. Maju terus pantang mundur!
Di tengah kegiatan lokakarya pertama yang terasa sulit dirasakan. Ketika mulai bermunculan tugas-tugas yang harus dikerjakan, penulis masih bingung, hingga pada lokakarya berkutnya, pemahaman dan pikiran mulai terbuka. Tugas-tugas penuls kerjakan dengan terus berdiskusi bersama rekan, dan tentu saja atas bimbingan Pengajar Praktik. Termasuk diskusi online. Ternyata semua kegiatan tersebut berubah menjadi hal yang begitu menyenangkan dan penuh makna.
Seiring perjalanan waktu, setiap lokakarya berlangsung, ilmu dan wawasan penulis terus bertambah. Termasuk bertambahnya sahabat sesama calon guru penggerak dari berbagai sekolah. Hal tersebut semakin menguatkan penulis untuk saling berbagi ilmu, berbagi pengalaman. Sungguh kegiatan yang dipenuhi pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna.
Akhirnya, tanpa terasa waktu bergulir. Lokakarya 1,2,3,4,5 dan 6 telah penulis lalui. Tinggal menunggu lokakarya 7,8, dan 9. Mudah-mudahan semuanya dapat segera terselenggarakan dengan lancar dan sukses. Aamiin ya Robb. *
Profil Penulis
Iis muliawati lahir pada 4 November 1970 di Kabupaten Bandung Barat. Menyelesaikan pendidikan di SDN 01 Cibogo 83′, SMPN 2 Lembang 86′,SPG Pasundan Bandung 89′, kemudian melanjutkan di Diploma-2 (D-2) IKIP Bandung 1999, dan menyelesaikan S1 di UPI Bandung tahun 2004. Sekarang bertugas sebagai guru di SDN 01 Cibogo Kecamatan Lembang.
Pewarta: Adhyatnika Geusan Ulun