Skip to content

Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung Barat

Primary Menu
  • Beranda
  • Tentang Kami
    • Tujuan Dinas Pendidikan
    • Struktur Organisasi
    • Pejabat Struktural Dinas Pendidikan
    • Tupoksi
    • Kontak Kami
    • Visi Misi & Moto
    • Maklumat Pelayanan
  • Statistik
    • Neraca Pendidikan 2016
    • Neraca Pendidikan 2017
    • Neraca Pendidikan 2018
    • Neraca Pendidikan 2019
    • Neraca Pendidikan 2020
    • Neraca Pendidikan 2021
  • Produk Hukum
  • Download
    • Library Document
    • Ebook
  • SAKIP
    • Renstra Disdik 2018-2023
    • IKU 2022
    • Perjanjian Kinerja Pejabat Eselon 2022
    • RKT Tahun 2021
  • Gallery Photo
  • Standar Pelayanan
  • PPPK
    • PPPK 2022
    • PPPK 2023
  • Portal Layanan
    • Portal Pelayanan
    • Portal Pengaduan
    • PETADIK
  • Publikasi
    • Majalah Kinanti
    • Podcast Bisa Cerdas
  • Home
  • Artikel Populer
  • MERAH PUTIH DI MERAUKE
  • Artikel Populer

MERAH PUTIH DI MERAUKE

bidangsmp 13 August 2024

Prof. Dr. H. Dinn Wahyudin, MA

“Sang Saka Merah Putih tetap berkibar. Kami jaga. Kami pertahankan.” Demikian dikatakan bapak Marthen Dhiken, kepala suku Kanum kampung Sota, Merauke Provinsi Papua Selatan.

Suku Kanum merupakan satu dari lebih tigaratusan suku di Tanah Papua. Warga suku Kanum ini mendiami kawasan rawa dan hutan di wilayah Merauke, perbatasan Republik Indonesia dengan Papua Nugini.

“Menjelang peringatan Hari Kemerdekaan RI ke 79, kami melaksanakan sejumlah kegiatan khusus termasuk perlombaan berbagai jenis ketangkasan anak sekolah, pemasangan umbul umbul di setiap pelosok kampung, dan pemasangan bendera Merah Putih yang berkibar di setiap pelosok lorong dan jalan di sekitar kampung Sota Merauke”, demikian dikatakan Marthen Dhiken, kepala suku Kanum, yang juga sebagai Ketua Komite Sekolah di kampung Sota.

Selain penyelenggaraan pawai karnaval, masyarakat lokal Kanum, “berbaur” dengan masyarakat yang berasal dari etnis lain yang bermukim di sekitar distrik Sota, kota Merauke.Hal yang sama juga dikemukakan Edmundus Yuali, seorang guru SD YPPK Fransiskus, kampung Yanggandur Merauke,

“selain pembelajaran tatap muka regular, dalam memperingati kemerdekaan RI ke 79 ini, kami juga melaksanakan pembelajaran bertemakan sejarah kemerdekaan RI, dialog sederhana dengan para siswa tentang makna kemerdekaan, dan upacara sekolah dengan penaikan bendera Sang Merah Putih”.

Suku Kanum memang unik. Suku ini merupakan kelompok etnis yang mendiami kawasan perbatasan Kabupaten Merauke dengan Papua Nugini. Suku Kanum dianggap sebagai sub-suku Marind, namun mereka memiliki bahasa lokal tersendiri, yakni bahasa Kanum yang termasuk dalam rumpun bahasa Yam, yang mendekati bahasa Yei dan suku-suku di Papua Nugini, jika dibandingkan dengan bahasa Marind yang merupakan kelompok etnis lokal terbesar di Merauke. Suku ini merupakan salah satu kelompok etnis yang tinggal di kawasan Taman Nasional Wasur.

Dalam masyarakat suku Kanum terdapat beberapa marga, antara lain Mbanggu, Ndimar, Ndiken, Sanggra, Mayuwa, Gelambu, dan Kul.Seperti lazimnya suku di wilayah perbatasan, banyak masyarakat setempat yang masih memiliki hubungan kekerabatan dan saudara dekat dengan masyarakat yang berkewarganegaraan Papua Nugini.

Perkawinan antar suku juga masih sering terjadi, sehingga hubungan kekerabatan suku Kanum tetap terbina dengan saudara serumpun yang menjadi warga negara Papua Nugini.

Suku Kanum tersebar di beberapa kampung-kampung di perbatasan Indonesia-Papua Nugini. Suku Kanum memiliki wilayah adat yang luas di kawasan Taman Nasional Wasur. Taman nasional ini terletak di dataran rendah dengan topografi rawa-rawa, hutan, dan padang sabana.

Dalam keseharian, masyarakat tradisional Kanum umumnya berburu hewan liar seperti babi hutan, rusa, dan walabi (satwa sejenis kanguru berfostur kecil). Suku Kanum juga piawai dalam melakukan perburuan satwa liar ecara tradisional. Perburuan dilakukan dengan menggunakan busur panah, tombak, dan parang.

Di bidang pertanian, suku Kanum juga mengambil tanaman dari alam seperti sagu serta membudidayakan umbi-umbian seperti gembili (sejenis ubi). Tanaman tersebut dijadikan makanan pokok, selain ketela.

Masyarakat Kanum juga memanfaatkan Kayu putih yang tumbuh subur di sekitar hutan. Mereka menyuling minyak kayu putih tadi dan dijual sebagai sumber penghasilan tambahan.

Masyarakat suku Kanum dapat dibagi dalam komunitas yang lebih kecil berdasarkan bahasa daerah yang digunakannya. Penutur bahasa lokal Kanum Smarky, umumnya tinggal di sekitar kampung Rawa Biru.

Penutur bahasa Kanum Kanum Sota tinggal di perkampungan Sota. Penurut bahasa Kanum Ngkolmpu, banyak tinggal di sekitar di Kampung Yanggandur, dan penutur bahasa Kanum Barkari tinggal di wilayah area kampung Kondo. Seperti dilaporkan Papua Selatan Pos (2024) bahasa suku Kanum tergolong dalam bahasa yang terancam punah karena penuturnya yang sangat sedikit.

Pada tahun 2024, bahasa Kanum Smarky dituturkan oleh 80 orang dan bahasa Kanum Sota dituturkan oleh 100 orang. Saat ini terdapat juga bahasa Kanum Badi dengan jumlah penuturnya hanya 10 orang saja.

Pelintas batas

Suku Kanum merupakan komunitas yang unik. Warga suku ini banyak yang tinggal di Papua Nugini masih sering berhubungan dengan suku Kanum di Indonesia. Mereka satu kekerabatan. Mereka sering datang ke Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Sota. Mereka umumnya berjalan kaki atau bersepeda selama belasan kilometer dari kampung mereka untuk datang ke Distrik Sota dengan membawa dokumen lintas batas, seperti Paspor. Umumnya mereka datang ke Merauke untuk beribadah agama Protestan, membeli sembako kebutuhan sehari hari dengan menukar hasil bumi seperti ikan dan hewan buruan seperti daging rusa, atau daging walabi (kanguru).

Malahan, pada suasana peringatan Kemerdekaan RI, seperti sekarang ini, banyak masyarakat Kanum Papua Nugini yang datang ke Sota untuk beberapa hari dengan kerabatnya yang tinggal di sekitar Sota. Mereka juga sering diundang untuk mengikuti perayaan keluarga atau upacara adat tertentu. Demikian juga sebaliknya banyak masyarakat suku Kanum, yang pergi ke rumah saudaranya di Papua Nugini. Pos Pelintas batas inilah, menjadi perekat kemudahan suku Kanum bisa berkomunikasi dan bersilaturahmi dengan kerabat atau saudaranya yang bermukim di Papua Nugini.

Itulah sekilas suku Kanum yang bermukim di Sota Merauke, perbatasan RI dengan Papua Nugini.

Di tengah kearifan lokal dan kesederhanaan masyarakatnya yang terkikis oleh roda zaman dan pergaulan budaya luar, suku Kanum tetap berkhidmat untuk bermasyarakat dalam bingkai Negera Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Merah Putih tetap berkibar di suku Kanum Merauke. Dirgahayu Indonesia !

Total Views: 326

Continue Reading

Previous: Penetapan Daya Tampung SMP 2024
Next: “Nusantara Baru Indonesia Maju” – 79 Tahun Indonesia dalam Refleksi

Related Stories

WhatsApp Image 2025-03-12 at 15.07.09
  • Artikel Populer

PUASA, LITERASI, DAN PEMBENTUKAN KARAKTER PEDULI

bidangsmp 12 March 2025
WhatsApp Image 2025-03-06 at 11.29.47
  • Artikel Populer

Cahaya SMP Negeri 4 Cipeundeuy

bidangsmp 6 March 2025
WhatsApp Image 2025-03-01 at 21.57.21
  • Artikel Populer

Gali Potensi, Ukir Prestasi Lewat Karya Budaya Lokal

bidangsmp 1 March 2025

Tautan

  • Log in
  • Entries feed
  • Comments feed
  • WordPress.org

हाल के पोस्ट

  • MGMP Bhs. Inggris SR 02 KBB sukses Gelar Workshop Bertajuk “Making Meaning Beyond Words: Exploring Multimodal Literacy in the English Classroom”
  • Istighosah Puncak Peringatan Hardiknas Tingkat Bandung Barat 2025
  • Pakaian Adat Semarakan Peringatan Hardiknas Tingkat Bandung Barat 2025
  • Ribuan Guru Bandung Barat Meriahkan Hardiknas 2025
  • Marching Band SMPN 1 Cisarua Siap Meriahkan Hardiknas 2025

हाल की टिप्पणियां

  1. bidangsmp on Teknik Pembelajaran Sosial-Emosional
  2. NeptunBahis Giris on Peran Guru Penggerak dalam Menggerakkan Komunitas Praktisi di Sekolah
  3. Yuli on Sambut Tahun Pelajaran 2023/2024, MKKS SR 01 SMP KBB Gelar Workshop IKM
  4. N. Mimin Rukmini on Guru Penggerak Angkatan 7 KBB Terbitkan Buku “Mereka yang Merrdeka”
  5. N. Mimin Rukmini on SMPN 2 Cikalongwetan Rebut Juara Umum GEFUC-2nd

अभिलेखागार

  • May 2025
  • April 2025
  • March 2025
  • February 2025
  • January 2025
  • December 2024
  • November 2024
  • October 2024
  • September 2024
  • August 2024
  • July 2024
  • June 2024
  • May 2024
  • April 2024
  • March 2024
  • February 2024
  • January 2024
  • December 2023
  • November 2023
  • October 2023
  • September 2023
  • August 2023
  • April 2023
  • March 2023
  • November 2022
  • May 2021
  • April 2021
  • March 2021
  • November 2020
  • October 2018
  • March 2018

श्रेणियाँ

  • Artikel Populer
  • Berita
  • Edaran
  • Opini
  • PPPK 2022
  • PPPK 2023
  • Sastra
  • Tak Berkategori

You may have missed

KBB 1
  • Berita

MGMP Bhs. Inggris SR 02 KBB sukses Gelar Workshop Bertajuk “Making Meaning Beyond Words: Exploring Multimodal Literacy in the English Classroom”

bidangsmp 7 May 2025
WhatsApp Image 2025-05-02 at 14.56.19
  • Berita

Istighosah Puncak Peringatan Hardiknas Tingkat Bandung Barat 2025

bidangsmp 2 May 2025
WhatsApp Image 2025-05-02 at 07.03.18
  • Berita

Pakaian Adat Semarakan Peringatan Hardiknas Tingkat Bandung Barat 2025

bidangsmp 2 May 2025
hardiknas KBB
  • Berita

Ribuan Guru Bandung Barat Meriahkan Hardiknas 2025

bidangsmp 2 May 2025
Copyright © All rights reserved. | MoreNews by AF themes.