Adhyatnika Geusan Ulun
(SMPN 1 Cipongkor)
Jurnal refleksi yang dilakukan secara kontinyu akan memberikan ruang kepada guru untuk merenungi apakah pembelajaran sudah berjalan sesuai dengan skenario yang dirancang, atau malah sebaliknya. Sehingga hal ini bermanfaat untuk mengambil langkah perbaikan menuju kualitas pembelajaran yang lebih baik.
Adalah menarik saat mengikuti program Calon Guru Penggerak (CGP). Banyak ilmu yang dipetik darinya. Seperti yang diperoleh penulis saat menjadi salah satu bagian dari kegiatan tersebut. Di dalamnya terdapat bagian yang menjadi koreksi diri, betapa selama ini sering melupakan jurnal sebagai refleksi dan perbaikan pembelajaran.
Seperti diketahui, jurnal refleksi merupakan salah satu kunci pengembangan keprofesian seorang guru. Hal ini dikarenakan tersebut dapat mendorong guru untuk mengaitkan teori dan praktik. Selain itu berguna untuk menumbuhkan keterampilan dalam mengevaluasi secara kritis sebuah topic yang diangkat dalam materi yang disampaikan kepada siswa.
Di sisi lain, jurnal refleksi yang dilakukan secara kontinyu akan memberikan ruang kepada guru untuk merenungi apakah pembelajaran sudah berjalan sesuai dengan skenario yang dirancang, atau malah sebaliknya. Sehingga hal ini bermanfaat untuk mengambil langkah perbaikan menuju kualitas pembelajaran yang lebih baik. Termasuk menjadi dokumen dari perasan, gagasan dan pengalaman serta best practice yang telak dilaksanakan seorang guru.
Bagi penulis, hal di atas melecut diri untuk kembali memahami pentingnya sebuah jurnal refleksi untuk menjadi menjadi sarana penyadaran akan emosi dan reaksi diri yang terjadi sepanjang pembelajaran. Hal ini berguna untuk semakin mengenali diri sendiri.
Tentu saja diperlukan latihan yang intensif karena menulis jurnal refleksi tidak jauh berbeda dengan berlatih keterampilan lainnya. Termasuk pembiasaan di setiap akhir pembelajaran agar bisa dirasakan dampak dan manfaatnya.
Terdapat banyak model jurnal refleksi, namun di sini penulis mencoba menampilkan salah satu contoh yang diambil dari pengalaman sebagai calon Guru Penggerak, yakni model ‘4F’-Facts, Feeling, Findings, Future- yang dikembangkan oleh Dr. Roger Greenaway. Sangat menarik, membantu, sekaligus menantang untuk dituangkan dalam sebuah jurnal refleksi.
Pada bagian Facts (Peristiwa), penulis dituntut untuk menceritakan pengalaman selama melaksanakan pembelajaran di saat menerapkan aksi nyata ke dalam kelas. Kemudian, hal baik apa sajakah yang telah dialami pada proses tersebut. Selanjutnya, menuliskan hambatan dan kesulitan yang dialami. Selanjutnya solusi yang dilakukan penulis dalam mengatasi hambatan tersebut.
Sementara di bagian Feelings (Perasaan), penulis menuangkan perasaan selama proses pembelajaran berlangsung. Termasuk mengungkapkan penyebab munculnya perasaan tersebut.
Selanjutnya, di tahap Findings (Pembelajaran), penulis menceritakan tentang sejumlah pelajaran yang dapat dipetik dari proses pembelajaran yang sudah dilaksanakan. Pada bagian ini penulis menemukan hal baru mengenai diri setelah proses tersebut.
Akhirnya, pada bagian Future (Penerapan), penulis menuliskan tentang apa yang bisa dilakukan untuk memperbaiki jika ditemukan sejumlah kesalahan agar tidak kembali berulang. Termasuk aksi nyata apa yang akan dilakukan setelah memeroleh pengalaman dari proses tersebut.
Simpulan
Seperti yang telah disampaikan di atas, diperlukan pembiasaan dalam menuliskan jurnal refleksi. Namun, penulis meyakini bahwa hal ini akan sangat bermanfaat untuk menjadikan pembelajaran yang dilaksanakan semakin lebih baik. Selain itu, proses penulisan jurnal refleksi merupakan media yang efektif dalam mendokumentasikan peristiwa-peristiwa yang telah dilaksanakan seorang guru. Sehingga hal ini akan berdampak pada diri untuk tidak mengulangi kesalahan dan meminimalkan hambatan dan kesulitan yang sama di pembelajaran berikutnya.***
Sumber:
Pendidikan Guru Penggerak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan – Maret 2021
Profil Penulis:
Adhyatnika Geusan Ulun, lahir 6 Agustus 1971 di Bandung. Tinggal di Kota Cimahi. Guru Bahasa Inggris di SMPN 1 Cipongkor Bandung Barat sejak 1999. Pengurus MGMP Bahasa Inggris Kab. Bandung Barat. Alumnus West Java Teacher Program di Adelaide South Australia, 2013. Alumnus MQ ‘Nyantren di Madinah dan Makkah’ 2016, Pengasuh Majelis Taklim dan Dakwah Qolbun Salim Cimahi, Penulis buku anak, remaja dan dakwah. Editor NEWSROOM, tim peliput berita Dinas Pendidikan Bandung Barat. Jurnalis GUNEMAN Majalah Pendidikan Prov. Jawa Barat. Pengisi acara KULTUM Studio East Radio 88.1 FM Bandung. Redaktur Buletin Dakwah Qolbun Salim Cimahi. Kontributor berbagai Media Masa Dakwah. Sering menjadi juri di even-even keagamaan.
Adhyatnika.gu@gmail.com.,Channel Youtube: Adhyatnika Geusan Ulun, Ig.@adhyatnika geusan ulun.