ALAM WISATA CURUG SAWER JADI LOKASI LITERASI WISATA

CILILIN-(NEWSROOM) Tepat pukul 10.30 WIB rombongan siswa SMPN 1 Cillin  berangkat dari sekolah menuju kawasan wisata alam Curug Sawer. Empat puluh orang siswa beserta 8 orang guru pendamping yang sekaligus tim GLS SMPN 1 Cililin, SACIL REMA (Satu Cililin Resep Maca) melaksanakan literasi wisata. Berjalan menelusuri jalan raya di bawah teriknya matahari tidak membuat semangat mereka melorot, karena nyatanya semangat yang siswa tunjukkan menjadi suntikan energi bagi para guru pendamping untuk bisa terus berjalan mendampingi mereka hingga sampai ke tempat yang dituju. Barisan tetap rapih selama perjalanan. Semangat sekali-kali nampak dari nyanyian yang secara spontan terdengar dari bibir mereka. Kedekatan merekapun terlihat jelas dari canda tawa selama perjalanan. Tiga puluh menit, waktu yang cukup singkat hingga akhirnya rombongan bisa sampai pada tempat tujuan.

Pemilihan lokasi di wisata alam Curug Sawer bukanlah sebuah kebetulan, selain karena pertimbangan jarak yang dekat, tempat tersebut juga cukup refresentatif untuk bisa digunakan melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan. Kawasan wisata Curug Sawer sendiri merupakan salah satu lokasi wisata unggulan di Kabupaten Bandung Barat. Terletak pada ketinggian 1.700 meter di atas permukaan laut dan memilki luas tidak kurang dari 8 hektar. Curug Sawer menyajikan pemandangan yang eksotis dan sangat memanjakan pandangan bagi para peminat wisata alam, khususnya wisata air terjun. Curug sawer sendiri dikelola oleh Perum Perhutani Unit III Jawa Barat KPH Cililin sejak tahun 1970.

Panas yang sempat dirasa, asap knalpot yang sempat terhirup selama perjalanan, debu yang menyapu wajah para peserta sesaat hilang bersamaan dengan ucapan kata “Selamat Datang di Wahana Wisata Alam Curug Sawer Cililin”. Semilir angin menyambut kedatangan peserta hingga udara segar pun terhirup dengan bebasnya. Pepohonan yang hijau menyapa dengan lambaiannya yang menyejukkan mata. Sesekali terlihat gemericik air yang jatuh hingga menambah suasana tenang merasuk ke dalam diri.

“Membaca bisa membuka cakrawala, membaca tidak hanya dilakukan di sekolah dengan setumpuk buku yang ada. Membaca apa yang dilihat dan apa yang dirasa itu merupakan bagian dari kegiatan literasi,” demikian kata sambutan Juhaendi selaku Kepala SMPN 1 Cililin mengawali kegiatan literasi wisata kali ini.

Sementara itu Mimin Rukmini, guru Bahasa Indonesia SMPN 1 Cililin yang sekaligus sebagai Fasda GLS Kabupaten Bandung Barat memberikan apresiasi yang tinggi kepada para siswa yang telah terlibat dalam kegiatan GLS ini.

“Saya bangga pada kalian yang mengukir prestasi  dengan telah menyebarkan virus membaca dan ini dibuktikan dengan hasil review beberapa buku yang telah kalian baca..Laporan hasil review tiap bulan dari tiap guru perintis membuktikan bahwa kalian telah dapat melaksanakan apa yg menjadi tugas kalian dengan baik ,“ ungkap Mimin.

Tibalah kegiatan pokok yang harus siswa laksanakan. Setelah beberapa saat melepas lelah. Mereka duduk ditempat terbuka yang cukup nyaman untuk bisa melaksanakan kegiatan literasi dan mengikuti setiap tahap kegiatan yang harus dilalui.

“Banyak manfaat yang didapat dari kegiatan saat ini, kalian bukan saja anak-anak pilihan yang mampu memanfaatkan waktu dengan baik karena sudah terlibat langsung dalam program yang dilaksanakan Dinas Pendidikan yakni tercatat sebagai peserta dalam TMBB (Tantangan Membaca Bandung Barat), tetapi kalian juga adalah siswa yang telah berani menjawab tantangan yang diberikan. Karena bapak yakin banyak usaha, pengorbanan yang telah kalian lakukan selama 8 bulan kebelakang,“ demikian ungkap Juhaendi di akhir sambutannya.

Dari serangkaian kegiatan yang dilakukan dalam literasi wisata, terlihat betapa nilai-nilai karakter muncul. Implementasi PPK terlihat nyata adanya. Lima karakter utama muncul selama kegiatan yaitu :

  1. Nilai religius nampak terlihat, ketika kebesaran sang pencipta dengan ciptaannya yang maha dahsyat nyata adanya, hingga rasa takjub pun hadir melihat keindahan alam yang begitu mempesona;
  2. Nilai nasionalis muncul ketika rasa bangga terhadap tanah air yang begitu indah dan memberikan manfaat yang luar biasa bagi manusia menyelimuti ruang pikiran. Tanah air yang telah memberi ruang untuk bisa lahir, berpijak dan merangkai asa di masa depan;
  3. Nilai mandiri terlihat ketika siswa memiliki tanggung jawab untuk menyelesaikan permasalahannya sendiri. Membaca, mereviu dan mempresentasikan buku yang dibacanya;
  4. Nilai gotong royong nampak saat mereka saling membantu bahu membahu menghalau rintangan yang ada hingga bisa sampai ketempat yang dituju. Saat mereka secara bersama-sama membersihkan sampah yang ada disekitar hingga lingkungan terjaga dari sampah;
  5. Nilai integritas, mereka merupakan satu kesatuan yang telah berani menerima dan menjawab tantangan untuk bisa secara intens menyelesaikan tugasnya dengan target mereviu buku tiap bulannya, hingga lembaga dalam hal ini sekolah bisa menjalankan programnya dengan baik karena komitmen yang dibangun bersama.

Tidak hanya lima karakter utama itu saja yang muncul, nyatanya satu kegiatan saja bisa menghadirkan beberapa karakter baik. Ketika di sekolah implementasi PPK terlihat dalam kegiatan pembiasaan, kegiatan intrakurikuler, kegiatan ko-kurikuler, dan ekstrakurikuler, maka di lingkungan keluarga pun implementasi PPK ini akan  terlihat jelas ketika  orang tua benar-benar bisa menjalankan perannya dengan baik.

“Setiap perjuangan kadang harus dilalui dengan hal-hal yang membuat kita menyerah, tapi otak dan pikiran kita didesain untuk bisa melewati semua itu. Jadi, apapun dan bagaimanapun usahanya, hasil akan nampak meski dengan kadar yang tidak sesuai dengan harapan kita” pungkas Mimin ***Lis