SINDANGKERTA-(NEWSROOM). Dinas Pendidikan Kab. Bandung Barat (Disdik KBB) dalam upayanya meningkatkan kualitas pendidikan, kembali me’launching’ sejumlah pelatihan guru sasaran di sejumlah Pusat Belajar secara serentak pada Minggu (17/11/19). Kegiatan yang merupakan tindak lanjut dari program Peningkatan Kompetensi Pembelajaran (PKP) berbasis zonasi tersebut bertujuan untuk membiasakan guru untuk membuat pembelajaran yang berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga penilaiannya. Sehingga diharapkan dapat dapat mengimplementasikan dalam pembelajaran di kelas dengan membiasakan siswa untuk berpikir tingkat tinggi sehingga dapat meningkatkan kompetensinya.
Kepala Bidang SD Disdik KBB, Asep Nirwan, dalam sambutannya saat membuka kegiatan di Pusat Belajar SMPN 1 Sindangkerta, mengungkapkan bahwa PKP berbasis zonasi diluncurkan sebagai upaya nyata mencetak sumber daya manusia (SDM) yang menjadi prioritas utama Pemerintah saat ini. Oleh karena itu, sudah saatnya guru sebagai ujung tombak keberhasilan pendidikan meningkatkan kualitas diri dalam me’manage’ pembelajaran terutama dalam hal perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi di kegiatan belajar-mengajar (KBM) yang merupakan ‘ruh’ pendidikan.
“Kegiatan belajar–mengajar merupakan ‘ruh’ pendidikan yang harus dipahami oleh setiap guru. Ketika hal tersebut diimplementasikan di kelas, maka akan berbading lurus dengan capaian prestasi siswa. Ruh yang dimaksud adalah bagaimana guru mempersiapkan, melaksanakan dan mengevaluasi proses pembelajaran, dan program PKP ini salah satu upaya mencapai tujuan tersebut,” ungkap Asep di hadapan para guru sasaran mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris, Guru Inti (GI) dan para pendamping.
Lebih lanjut disampaikan bahwa tujuan utama program PKP adalah meningkatkan kompetensi siswa melalui pembinaan guru dalam merencanakan, melaksanakan, sampai dengan mengevaluasi pembelajaran yang berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills/HOTS).
Sementara itu, Kepala SMPN 1 Sindangkerta, Aan Bambang Setiadi, selaku penanggung jawab kegiatan, dalam sambutannya, menyatakan bahwa kegiatan tersebut menuntut kesiapan dan tanggung jawab diri dalam ‘transfer of knowledge’ creativity, and critical thinking, serta problem solving kepada siswa. Oleh karena itu kegiatan di atas, diharapkan dapat mendorong para guru sasaran untuk meningkatkan kompetensi siswa yang merupakan tujuan utama kegiatan.
Di sisi lain, Pengawas Pembina SMP selaku salah satu pendamping PKP, Rohman, menyatakan bahwa Program PKP berbasis zonasi sangat bermanfaat jika benar-benar diimplementasi secara baik dan benar sesuai dengan aturan. Hal ini dikarenakan PKP bertujuan untuk meningkatkan kompetensi siswa melalui pembinaan guru yang telah dilatih para guru inti dalam hal merencanakan, melaksanakan, hingga mengevaluasi pembelajaran, dengan berorientasi pada keterampilan abad 21, dan penilaian HOTS.
Seperti diketahui bahwa program PKP konsep zona merupakan salah satu upaya Kemdikbud melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang bermuara pada peningkatan kualitas siswa adalah menyelenggarakan PKB melalui PKP. Oleh karena itu untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas, serta pemerataan mutu pendidikan, maka pelaksanaan Program PKB melalui PKP harus mempertimbangkan pendekatan kewilayahan, atau dikenal dengan istilah zonasi. Melalui langkah ini, pengelolaan kelompok kerja guru, yang selama ini dilakukan melalui gugus atau rayon, dapat terintegrasi melalui zonasi pengembangan dan pemberdayaan guru. Zonasi memperhatikan keseimbangan dan keragaman mutu pendidikan di lingkungan terdekat, seperti status akreditasi sekolah, nilai kompetensi guru, capaian nilai rata-rata UN/USBN, atau pertimbangan mutu lainnya.
Dalam program PKP diharapkan guru terbiasa dalam membuat pembelajaran yang berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga penilaiannya. Sehingga diharapkan dapat dapat mengimplementasikan dalam pembelajaran di kelas dengan membiasakan siswa untuk berpikir tingkat tinggi sehingga dapat meningkatkan kompetensinya.
Sejumlah materi pelatihan dipresentasikan oleh para GI di PB SMPN 1 Sindangkerta, Ema Damayanti dan Adhyatnika GU, mulai dari kebijakan program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) melalui PKP berbasis zonasi. Kemudian Integrasi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dan Gerakan Literasi Nasional (GLN) dalam pembelajaran Berbasis HOTS. Pada materi ini dibahas tentang nilai utama PPK yang harus terintegrasi yaitu religiositas, nasionalis, mandiri, gotong royong, dan integritas.
Pada kegiatan di atas disampaikan juga materi tentang pengertian HOTS, karakteristik, aspek, dimensi pengetahuan dan dimensi konsep berpikir, serta mengkaji materi pada unit pembelajaran. Kegiatan ini dilengkapi diskusi terbimbing dengan mencermati video pembelajaran sebagai sumber dalam pembelajaran berorientasi HOTS.
Pada materi pengembangan pembelajaran berorientasi HOTS, dibahas tentang kegiatan pembelajaran yang melibatkan aktifitas peserta didik dengan menggunakan model-model pembelajaran dalam mencapai kecakapan abad 21. Dalam materi ini dibahas juga tentang pengembangan penyusunan penilaian pengetahuan dalam pembelajaran berorientasi HOTS, penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), hingga mereview bahan pembelajaran dari unit materi pembelajaran dan mengembangkan RPP berorientasi HOTS.
Program PKP konsep zona yang direncanakan berlangsung selama lima minggu tersebut menggunakan pola pembelajaran in service training (IN)-on job learning (ON), lima kali IN-dan tiga kali ON. Diharapkan dengan pola tersebut akan memperkuat kualitas pembelajaran para guru yang akan berimbas pada meningkatnya kompetensi siswa. ***
(Reportase/Editor Newsroom: Adhyatnika GU)