oleh: ENUNG KHODIJAH
(SMPN 3 Parongpong)
Belajar melalui proses imitasi menjadi unggulan pembelajaran daring
Saat situasi pandemi yang membelenggu ruang gerak, terutama ruang untuk bertatap muka secara langsung. Penulis meyakini bahwa seluruh guru berpikir keras agar materi ajar bisa tersampaikan dengan sebaik-baiknya dengan segala keterbatasan yang ada. Banyak cara dan media yang digulirkan guru agar bisa mempermudah pembelajaran jarak jauhnya. Salah satunya, penulis sodorkan konsep belajar melalui proses imitasi. Hal ini penulis sadari sebagai alternatif yang bisa disederhanakan dan diterapkan tanpa mengurangi subtansi dan essensi materi ajar yang harus dikuasai peserta didik.
Dalam kehidupan nyata, imitasi ini berkaitan dengan kehidupan sosial, sehingga tidak terlalu berlebihan jika dikatakan bahwa seluruh kehidupan sosial itu terinternalisasi dalam diri seseorang berdasarkan faktor imitasi. Dengan demikian, secara umum imitasi adalah proses sosial atau tindakan seseorang untuk meniru orang lain melalui sikap, penampilan gaya hidup, bahkan apa saja yang dimiliki oleh orang lain. Pihak yang melakukan imitasi akan meniru sama persis tindakan yang dilakukan oleh pihak yang diimitasi, tanpa pikir panjang tentang tujuan peniruannya.
Adapun perilaku yang diimitasi dapat berwujud penampilan (performance), sikap (attitude), tingkah laku (behavior), gaya hidup (life style) pihak yang ditiru terutama di lingkungan keluarga atau public figure. Tingkah laku tersebut merupakan hasil melakukan pengamatan individu, khususnya pada anak sebagai peniru ulung.
Sedangkan yang ingin penulis sampaikan dalam tulisan ini, yaitu mengadopsi istilah proses imitasi dihadirkan dalam ruang kelas on-line, yang merupakan proses belajar dengan mengamati tingkah laku atau perilaku model yang disodorkan/dilihat secara virtual dengan keterbacaan smartphonenya. Jadi merupakan proses kognisi untuk melakukan tindakan maupun aksi seperti yang dilakukan model dan ditangkap melalui kemampuan persepsi serta diaktualisasikan menjadi kemampuan aksi untuk melakukan gerakan motorik.
Jadi Imitasi di sini adalah merupakan proses pembelajaran dengan melihat dan memperhatikan perilaku orang lain kemudian mencontohnya/menirunya atau mengikuti prosedur yang dinstruksikan.
Dalam proses belajar melalui imitasi ini seseorang/model bertindak sebagai stimulus pembelajaran. Peserta didik mengamati stimulus itu dan berupaya melakukan tingkah laku atau respon yang sama jenisnya dan menirunya secara persis. Jadi langkah pertama yang dilakukan oleh si peniru adalah meniru model melalui panca indera yang dia butuhkan untuk mengamati dan mempelajari pola-polanya. Setelah peserta didik mengamati pola-pola perilaku dari model melalui panca indera, maka dengan kemampuan persepsi, peserta didik mengolah informasi dari model yang dilihatnya, sehingga membentuk aksi berupa gerakan motorik yaitu tingkah laku yang diimitasi.
Berdasarkan pengalaman penulis saat PJJ, yaitu guru bisa memulai dengan menyusun rancangan pembelajaran, dilengkapi tujuan dan cara mencapai tujuan tersebut. Dibuat media dan metodanya. Hanya yang membedakan saat reguler peserta didik diajak menemukan sendiri dengan mengkonstruksi ilmu penetahuannya (discovery atau inquiry learning). Versi on-line penulis berasumsi lebih praktis dengan proses belajar melalui imitasi/peniruan. Suka atau tidak suka, proses belajar terbimbing lewat imitasi ini sedikit banyak memberi kemudahan dan gambaran pada guru, bahwa peserta didik bisa melakukan proses memperoleh ilmunya dengan benar. Dan tagihan tidak hanya berupa performa aspek keterampilan saja, aspek kognitif atau sikap-sikap sekalipun yang ingin terpantau oleh guru bisa diamati melalui proses imitasi ini.
Cara penyampaiannya, guru bisa melemparkan tutorial atau contoh/model yang akan ditiru melalui link youtube, teks prosedural atau LKPD yang dibuat secara terinci, hal ini akan membimbing peserta didik untuk melakukan prosedur yang kita harapkan dalam memahami materi ajar. Tagihannya bias dengan mengirim video hasil imitasi, foto yang telah dikolasekan atau catatan langkah-langkah suatu prosedur/cara kerja.
Profil Penulis: Enung Hodijah, Lahir 22 Maret 1967 di Garut. Pengajar PPKn di SMPN 3 Parongpong. WK Pengurus PGRI Cab Kecamatan Parongpong, Pengurus MGMP PPKn KBB dan Ketua MGMP PPKn SR 01, merupakan penulis di penerbit Arya Duta. Penulis dalam buku PKn dan PLH.